Ramalan Jayabaya Bumi Semakin Mengerut Terbukti, Ini Fakta Ilmiahnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ramalan Jayabaya soal Bumi saya suwe saya mengkeret (Bumi semakin lama semakin mengerut) bukanlah ramalan yang tak mendasar. Terbukti dalam riset Bumi yang kita pijak ukuran dan bebannya berkurang.
Bagi yang pernah belajar sejarah atau setidaknya pernah membaca buku sejarah, khususnya sejarah raja-raja Nusantara, pasti ingat nama Raja Jayabaya .
Raja yang satu ini tidak seperti Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit yang terkenal karena pernah menyatukan seluruh Nusantara di masa pemerintahannya.
Raja atau Prabu Jayabaya terkenal karena ramalannya yang akurat. Konon, ada sosok ulama di balik kemampuannya meramal masa depan Nusantara.
Bumi kita ini berputar dengan kecepatan mencapai 107.281 km/jam, itu adalah kecepatan yang sangat cepat, padahal para ilmuwan mempekirakan massa bumi kita yang jika dituliskan seperti ini 5.972.190.000.000.000.000.000.000 Kg
Para ilmuwan memperkirakan Bumi memperoleh sekitar 40.000 ton material setiap tahun dari pertambahan debu meteorik dan puing-puing dari luar angkasa.
Mereka juga memperkirakan sekitar 95.000 ton gas hidrogen hilang dari atmosfer Bumi ke luar angkasa setiap tahun.
Meskipun ada proses lain yang terlibat, seperti hilangnya massa akibat peluruhan radioaktif di dalam inti Bumi (sekitar 160 ton per tahun), dan hilangnya helium dari atmosfer (sekitar 1.600 ton per tahun), ini adalah efek kecil.
Karena setiap tahun, sebut laman Science Focus, jumlah massa yang diluncurkan ke orbit Bumi dapat diabaikan jika dibandingkan, sekitar beberapa ratus ton.
Oleh karena itu, perkiraan konservatif menyiratkan bahwa Bumi kehilangan sekitar 50.000 ton massa setiap tahun.
Kedengarannya banyak. Namun, karena massa Bumi sekitar 5,97 miliar triliun ton, dibutuhkan sekitar 120.000 triliun tahun untuk menghilang sepenuhnya pada laju penipisan ini. Itu artinya jutaan kali umur Bumi.
Faktanya, ini jutaan kali umur Semesta! Jadi, hilangnya massa ini tidak berpengaruh pada planet Bumi - atau pada manusia. Jadi makhluk Bumi, terutama manusia, tak perlu khawatir dengan terpangkasnya massa planet ini setiap tahunnya.
Bagi yang pernah belajar sejarah atau setidaknya pernah membaca buku sejarah, khususnya sejarah raja-raja Nusantara, pasti ingat nama Raja Jayabaya .
Raja yang satu ini tidak seperti Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit yang terkenal karena pernah menyatukan seluruh Nusantara di masa pemerintahannya.
Raja atau Prabu Jayabaya terkenal karena ramalannya yang akurat. Konon, ada sosok ulama di balik kemampuannya meramal masa depan Nusantara.
Bumi kita ini berputar dengan kecepatan mencapai 107.281 km/jam, itu adalah kecepatan yang sangat cepat, padahal para ilmuwan mempekirakan massa bumi kita yang jika dituliskan seperti ini 5.972.190.000.000.000.000.000.000 Kg
Para ilmuwan memperkirakan Bumi memperoleh sekitar 40.000 ton material setiap tahun dari pertambahan debu meteorik dan puing-puing dari luar angkasa.
Mereka juga memperkirakan sekitar 95.000 ton gas hidrogen hilang dari atmosfer Bumi ke luar angkasa setiap tahun.
Meskipun ada proses lain yang terlibat, seperti hilangnya massa akibat peluruhan radioaktif di dalam inti Bumi (sekitar 160 ton per tahun), dan hilangnya helium dari atmosfer (sekitar 1.600 ton per tahun), ini adalah efek kecil.
Karena setiap tahun, sebut laman Science Focus, jumlah massa yang diluncurkan ke orbit Bumi dapat diabaikan jika dibandingkan, sekitar beberapa ratus ton.
Oleh karena itu, perkiraan konservatif menyiratkan bahwa Bumi kehilangan sekitar 50.000 ton massa setiap tahun.
Kedengarannya banyak. Namun, karena massa Bumi sekitar 5,97 miliar triliun ton, dibutuhkan sekitar 120.000 triliun tahun untuk menghilang sepenuhnya pada laju penipisan ini. Itu artinya jutaan kali umur Bumi.
Faktanya, ini jutaan kali umur Semesta! Jadi, hilangnya massa ini tidak berpengaruh pada planet Bumi - atau pada manusia. Jadi makhluk Bumi, terutama manusia, tak perlu khawatir dengan terpangkasnya massa planet ini setiap tahunnya.
(wbs)