Cacing Purba Siberia Pembunuh Mammoth Siap Dihidupkan Kembali
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekelompok ilmuwan 'menghidupkan kembali cacing gelang purba pembunuh gajah berbulu (Mammoth) dalam keadaan membeku selama 46.000 tahun.
Hewan dari spesies tak dikenal itu bertahan hidup 40 meter di bawah permukaan beku permafrost Siberia.
Itu dalam keadaan tidak aktif yang dikenal sebagai cryptobiosis, menurut Profesor Emeritus Teymuras Kurzchali dari Max Planck Institute for Molecular Cell Biology and Genetics.
Dia adalah salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian tersebut.
Organisme dalam kriptobiosis dapat bertahan hidup tanpa air atau oksigen serta di lingkungan bersuhu tinggi, beku, atau asin.
Cacing itu dikatakan berada dalam fase antara kematian dan kehidupan, di mana tingkat metabolismenya turun ke tingkat yang tidak terdeteksi,
“Itu bisa menghentikan hidup dan kemudian memulainya lagi. Ini adalah penemuan besar, menambahkan bahwa organisme lain yang sebelumnya telah dihidupkan kembali dari daerah tersebut berasal dari periode hanya beberapa dekade dan bukan ribuan tahun,'' tutur Kurzchali
Lima tahun lalu, beberapa ilmuwan menemukan dua spesies cacing gelang di permafrost Siberia.
Sebelumnya, ilmuwan Taiwan yang berkecimpung di bidang fosil berhasil mengidentifikasi jejak cacing purba raksasa yang hidup sekitar 20 juta tahun yang lalu. Cacing purba raksasa ini bisa bersembunyi di bawah sedimen laut dan menyergap mangsanya yangn lengah.
Sebuah riset baru melaporkan, cacing monster ini mungkin nenek moyang cacing Bobbit modern berahang perangkap (Eunice aphroditois), yang juga bersembunyi di liang di bawah dasar laut dan dapat tumbuh hingga sepanjang 10 kaki (3 meter).
Seperti dilansir dari SMithsonian Ocean, berdasarkan bukti fosil dari Taiwan, liang cacing purba berbentuk L dan berukuran panjang sekitar 7 kaki (2 m) dan diameter 0,8 hingga 1,2 inci (2 hingga 3 sentimeter). Para ilmuwan menemukan jejak fosil di laut dalam.
Hewan dari spesies tak dikenal itu bertahan hidup 40 meter di bawah permukaan beku permafrost Siberia.
Itu dalam keadaan tidak aktif yang dikenal sebagai cryptobiosis, menurut Profesor Emeritus Teymuras Kurzchali dari Max Planck Institute for Molecular Cell Biology and Genetics.
Dia adalah salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian tersebut.
Organisme dalam kriptobiosis dapat bertahan hidup tanpa air atau oksigen serta di lingkungan bersuhu tinggi, beku, atau asin.
Cacing itu dikatakan berada dalam fase antara kematian dan kehidupan, di mana tingkat metabolismenya turun ke tingkat yang tidak terdeteksi,
“Itu bisa menghentikan hidup dan kemudian memulainya lagi. Ini adalah penemuan besar, menambahkan bahwa organisme lain yang sebelumnya telah dihidupkan kembali dari daerah tersebut berasal dari periode hanya beberapa dekade dan bukan ribuan tahun,'' tutur Kurzchali
Lima tahun lalu, beberapa ilmuwan menemukan dua spesies cacing gelang di permafrost Siberia.
Sebelumnya, ilmuwan Taiwan yang berkecimpung di bidang fosil berhasil mengidentifikasi jejak cacing purba raksasa yang hidup sekitar 20 juta tahun yang lalu. Cacing purba raksasa ini bisa bersembunyi di bawah sedimen laut dan menyergap mangsanya yangn lengah.
Sebuah riset baru melaporkan, cacing monster ini mungkin nenek moyang cacing Bobbit modern berahang perangkap (Eunice aphroditois), yang juga bersembunyi di liang di bawah dasar laut dan dapat tumbuh hingga sepanjang 10 kaki (3 meter).
Seperti dilansir dari SMithsonian Ocean, berdasarkan bukti fosil dari Taiwan, liang cacing purba berbentuk L dan berukuran panjang sekitar 7 kaki (2 m) dan diameter 0,8 hingga 1,2 inci (2 hingga 3 sentimeter). Para ilmuwan menemukan jejak fosil di laut dalam.
(wbs)