Mengenal Fenomena El Nino yang Mengakibatkan Suhu Papua Meroket dan Merenggut 6 Nyawa

Kamis, 03 Agustus 2023 - 15:52 WIB
loading...
Mengenal Fenomena El...
Fenomena alam El Nino menyebabkan musim kemarau berpeluang lebih kering dan lama. (Foto/Ilustrasi/Dok.SINDOnews)
A A A
JAKARTA - Fenomena El Nino yang ditandai dengan penurunan curah hujan diprediksi akan melanda sejumlah wilayah Indonesia hingga akhir tahun dan puncaknya pada Agustus hingga September.

Dampak fenomena El Nino sudah dirasakan di wilayah Papua. Menurut Kepala Stasiun Klimatologi BMKG wilayah V Jayapura, Sulaiman, suhu di sana sudah meningkat pesat hingga menyentuh angka 35 derajat Celsius dan diperkirakan masih akan naik.

Diperkirakan kondisi yang dipengaruhi El Nino akan berlangsung hingga akhir tahun. Musim kemarau puncaknya di antara bulan Agustus-September dan masuk monsun barat yang merupakan penentu musim hujan di bulan November.

Adapun wilayah yang akan mengalami dampak kemarau atau kekeringan adalah Jayapura, Papua Pegunungan dan Papua Tengah. Belum lama ini bahkan dikabarkan bahwa dampak El Nino sudah menelan korban jiwa sebanyak 6 orang.



Ke-6 orang ini dinyatakan kelaparan karena El Nino yang terjadi di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah menyebabkan pertanian masyarakat seperti jagung mengalami gagal panen.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan ada ribuan orang yang mengalami kelaparan dan saat ini pemerintah tengah berusaha mengirimkan bantuan logistik ke wilayah Papua.

“Karena wilayah negara Indonesia ini sangat luas jadi masalah perubahan iklim ini harus menjadi perhatian kita bersama,” kata Suharyanto dalam dialog FMB9.

Lantas seperti apa sebenarnya El Nino itu? Kenapa dampaknya begitu dahsyat? Untuk menemukan jawabannya, simak paparan berikut dikutip dari laman resmi BMKG:

Ilmuwan NOAA Umumkan El Nino Bertahan hingga 2024

El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.

Fenomena ini terjadi secara alami dan berulang dalam jangka waktu tertentu. Singkatnya, El Nino mengubah pola cuaca dan memicu terjadinya kekeringan hingga bisa mengganggu musim tanam yang biasanya terjadi.

Selain kekeringan, El Nino dapat mempengaruhi persebaran penyakit dan hama tanaman. Lingkungan yang lebih menguntungkan bagi beberapa penyakit dan hama bisa muncul, yang dapat menyebabkan penyebaran yang lebih cepat dan merusak tanaman serta mengurangi hasil panen.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2122 seconds (0.1#10.140)