Berapa Persen Kemiripan Monyet dan Manusia? Ini Jawabannya
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Dalam taksonomi biologi, simpanse, monyet, dan manusia , masuk dalam golongan primata, yang identik dengan otak kompleks dan cerdas. Primata yang diadopsi dari kata latin Primates yang berarti "terbaik dan pertama", termasuk kelas mamalia yang menyusui anaknya.
Ketika para ilmuwan membandingkan DNA mereka, dikutip dari laman American Museum of Natural History (amnh), Minggu (6/8/2023), secara mengejutkan memiliki kesamaan hampir 98,8%. Berdasarkan kesamaan DNA ini diperkirakan berasal dari spesies yang memiliki hubungan sangat erat pada enam atau tujuh juta tahun lalu.
Meskipun memiliki DNA 98,8% hampir sama, manusia telah berevolusi sehingga sangat berbeda dengan primata lain, seperti simpanse atau monyet. Perbedaan DNA sebesar 1,2% ini menjadi pembeda yang sangat besar.
Angka ini memiliki arti yang sangat besar dalam setiap sel manusia. Diketahui sel manusia mengandung kira-kira 3 miliar pasangan basa, atau bit informasi. Jadi 1,2% dari jumlah itu sama dengan sekitar 35 juta perbedaan.
Bahkan dua regangan DNA yang identik dapat bekerja secara berbeda. Nereka dapat "dihidupkan" dalam jumlah yang berbeda, di tempat yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Beberapa di antaranya berdampak besar, yang lain tidak.
“Meskipun manusia dan simpanse memiliki banyak gen yang identik, mereka sering menggunakannya dengan cara yang berbeda. Jadi gen yang sama bisa muncul tinggi pada manusia, tapi sangat rendah pada simpanse,” tulis laman amnh.
Gen yang sama diekspresikan di daerah otak yang sama pada manusia, simpanse, dan gorila, tetapi dalam jumlah yang berbeda. Ribuan perbedaan seperti ini memengaruhi perkembangan dan fungsi otak, dan membantu menjelaskan mengapa otak manusia lebih besar dan cerdas.
Begitu sebaliknya pada sistem kekebalan simpanse yang sangat mirip dengan manusia. Jadi kebanyakan virus yang menyebabkan penyakit seperti AIDS dan hepatitis dapat menginfeksi simpanse juga.
Namun, simpanse tidak terinfeksi oleh parasit malaria Plasmodium falciparum, yang dapat ditularkan oleh nyamuk melalui gigitannya ke dalam darah manusia. Perbedaan kecil DNA membuat sel darah merah manusia rentan terhadap parasit ini, sedangkan sel darah simpanse kebal.
Ketika para ilmuwan membandingkan DNA mereka, dikutip dari laman American Museum of Natural History (amnh), Minggu (6/8/2023), secara mengejutkan memiliki kesamaan hampir 98,8%. Berdasarkan kesamaan DNA ini diperkirakan berasal dari spesies yang memiliki hubungan sangat erat pada enam atau tujuh juta tahun lalu.
Meskipun memiliki DNA 98,8% hampir sama, manusia telah berevolusi sehingga sangat berbeda dengan primata lain, seperti simpanse atau monyet. Perbedaan DNA sebesar 1,2% ini menjadi pembeda yang sangat besar.
Angka ini memiliki arti yang sangat besar dalam setiap sel manusia. Diketahui sel manusia mengandung kira-kira 3 miliar pasangan basa, atau bit informasi. Jadi 1,2% dari jumlah itu sama dengan sekitar 35 juta perbedaan.
Bahkan dua regangan DNA yang identik dapat bekerja secara berbeda. Nereka dapat "dihidupkan" dalam jumlah yang berbeda, di tempat yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Beberapa di antaranya berdampak besar, yang lain tidak.
“Meskipun manusia dan simpanse memiliki banyak gen yang identik, mereka sering menggunakannya dengan cara yang berbeda. Jadi gen yang sama bisa muncul tinggi pada manusia, tapi sangat rendah pada simpanse,” tulis laman amnh.
Gen yang sama diekspresikan di daerah otak yang sama pada manusia, simpanse, dan gorila, tetapi dalam jumlah yang berbeda. Ribuan perbedaan seperti ini memengaruhi perkembangan dan fungsi otak, dan membantu menjelaskan mengapa otak manusia lebih besar dan cerdas.
Begitu sebaliknya pada sistem kekebalan simpanse yang sangat mirip dengan manusia. Jadi kebanyakan virus yang menyebabkan penyakit seperti AIDS dan hepatitis dapat menginfeksi simpanse juga.
Namun, simpanse tidak terinfeksi oleh parasit malaria Plasmodium falciparum, yang dapat ditularkan oleh nyamuk melalui gigitannya ke dalam darah manusia. Perbedaan kecil DNA membuat sel darah merah manusia rentan terhadap parasit ini, sedangkan sel darah simpanse kebal.
(wib)