Ilmuwan Harvard Akan Buktikan Keberadaan Alien dari Benda Asing di Papua Nugini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Keberadaan alien masih menjadi misteri. Perburuan jejak mereka pun terus dilakukan. Kabar terbaru, ilmuwan Harvard Avi Loeb dan tim tengah meneliti fragmen asing yang jatuh di laut Papua Nugini. Hal itu untuk membuktikan adanya kontak pertama manusia dan alien .
"Kami sedang dalam proses mencari tahu, dalam waktu satu bulan atau lebih, terbuat dari apa meteor ini dan apakah itu berasal dari teknologi (kita) atau bukan," ujar Avi Loeb dikutip Daily Star, Senin (7/8/2023).
Fragmen yang dimaksud Avi Loeb adalah pecahan bola besi berdiameter sekitar 0,1 mm hingga 0,7 mm. Saat jatuh di laut Papua Nugini, benda asing yang dimaksud meledak hingga materialnya terpecah. Avi Loeb dan tim meyakini benda tersebut berasal dari luar angkasa.
Direktur Institue for Theory and Comptutation Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics itu mengatakan, saat ini fragmen asing tersebut tengah diteliti oleh empat lembaga penelitian.
Rekan-rekan Loeb di Jerman, Papua Nugini, dan di dua universitas terkemuka di Amerika Serikat sekarang sibuk meneliti bola untuk menentukan apakah isotop atom, komposisi kimia, dan detail lainnya dapat membuktikan asal dunia lain.
"Kami sedang dalam proses mencari tahu, dalam waktu satu bulan atau lebih, terbuat dari apa meteor ini dan apakah itu berasal dari teknologi atau bukan," kata Loeb.
Avi Loeb bersama krunya telah melakukan pencarian jejak alien di bumi sejak 2014. Pencarian mereka baru jadi sorotan ketika melakukan ekspedisi pada 14-28 Juni 2023 dengan biaya mencapai USD1,5 juta dollar atau setara Rp22,6 miliar terhadap benda asing yang jatuh di laut Papua Nugini.
Selama dua minggu perjalanan, mereka telah menjelajahi lebih dari 100 mil dasar laut. Kemudian, mereka menemukan 50 bola-bola kecil yang terdiri dari zat logam.
Avi Loeb yakin temukan potongan bola besi itu hasil teknologi alien. "Bentuknya hampir seperti bola sempurna atau kelereng metalik. Ketika Anda melihatnya melalui mikroskop, mereka terlihat sangat berbeda," kata Avi Loeb, dikutip dari CBS News waktu itu.
"Kami sedang dalam proses mencari tahu, dalam waktu satu bulan atau lebih, terbuat dari apa meteor ini dan apakah itu berasal dari teknologi (kita) atau bukan," ujar Avi Loeb dikutip Daily Star, Senin (7/8/2023).
Fragmen yang dimaksud Avi Loeb adalah pecahan bola besi berdiameter sekitar 0,1 mm hingga 0,7 mm. Saat jatuh di laut Papua Nugini, benda asing yang dimaksud meledak hingga materialnya terpecah. Avi Loeb dan tim meyakini benda tersebut berasal dari luar angkasa.
Direktur Institue for Theory and Comptutation Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics itu mengatakan, saat ini fragmen asing tersebut tengah diteliti oleh empat lembaga penelitian.
Rekan-rekan Loeb di Jerman, Papua Nugini, dan di dua universitas terkemuka di Amerika Serikat sekarang sibuk meneliti bola untuk menentukan apakah isotop atom, komposisi kimia, dan detail lainnya dapat membuktikan asal dunia lain.
"Kami sedang dalam proses mencari tahu, dalam waktu satu bulan atau lebih, terbuat dari apa meteor ini dan apakah itu berasal dari teknologi atau bukan," kata Loeb.
Avi Loeb bersama krunya telah melakukan pencarian jejak alien di bumi sejak 2014. Pencarian mereka baru jadi sorotan ketika melakukan ekspedisi pada 14-28 Juni 2023 dengan biaya mencapai USD1,5 juta dollar atau setara Rp22,6 miliar terhadap benda asing yang jatuh di laut Papua Nugini.
Selama dua minggu perjalanan, mereka telah menjelajahi lebih dari 100 mil dasar laut. Kemudian, mereka menemukan 50 bola-bola kecil yang terdiri dari zat logam.
Avi Loeb yakin temukan potongan bola besi itu hasil teknologi alien. "Bentuknya hampir seperti bola sempurna atau kelereng metalik. Ketika Anda melihatnya melalui mikroskop, mereka terlihat sangat berbeda," kata Avi Loeb, dikutip dari CBS News waktu itu.
(msf)