Cara Melihat Hujan Meteor di Langit Indonesia pada Hari Minggu Besok
loading...
A
A
A
NEW YORK - Fenomena astronomi langka akan tersaji di langit yakni hujan meteor Perseid terjadi pada 17 Juli-24 Agustus 2023. Namun, puncak hujan meteor Perseid di langit Indonesia akan terjadi pada 12-13 Agustus 2023.
Meski Kepala Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Emanuel Sungging mengungkapkan hujan meteor Perseid terjadi selama satu minggu dari durasi puncak, tanggal 12-13 Agustus 2023 adalah puncak hujan meteor Perseid atau yang paling banyak.
Lebih lanjut, Emanuel mengatakan puncak hujan meteor Perseid paling baik dilihat pada 12-13 Agustus 2023 selama waktu pengamatan pukul 00.14-05.36 WIB.
Puncak hujan meteor Perseid pada tanggal 13 Agustus 2023 nanti juga memiliki intensitas sebanyak 36 sampai 61 meteor per jam.
Fenomena tersebut dapat terlihat di seluruh langit Indonesia. Namun, ia menyarankan lokasi terbaik untuk melihat fenomena ini adalah di tempat yang gelap.
Rangkaiannya dimulai pada tanggal 12 Agustus saat langit terlihat gelap gulita. Saat itu, konstelasi Perseus - yang menjadi asal meteor - akan naik lebih tinggi di langit barat laut, seperti yang terlihat dari Belahan Bumi Utara.
Cuaca cerah dan sedikit cahaya diperlukan untuk pemantauan sempurna. Saat momen ini diperkirakan cahaya bulan sabit berpendar hampir 8 persen sehingga tidak mengganggu pemantauan.
Jika awan datang saat malam puncak, hujan meteor bisa disaksikan pada malam sebelumnya, yakni 12 Agustus 2023. Saat itu, level bintang jatuh sekira setengah dari fase puncak.
Bintang jatuh terjadi ketika meteoroid dari asteroid atau komet tertinggal di jalur orbit Bumi. Ketika meteoroid memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan tinggi dan terbakar, mereka disebut meteor.
Komet bernama 109P/Comet Swift-Tuttle, yang mengorbit matahari setiap 133 tahun, merupakan asal Perseids. Bintang jatuhnya bergerak dengan kecepatan 37 mil per detik (59 kilometer per detik) dan sering meninggalkan gelombang panjang cahaya dan warna di belakang saat melesat.
Cara terbaik melihat bintang jatuh adalah dengan menemukan tempat pengamatan yang jauh dari lampu kota. Biarkan mata terbiasa dengan kegelapan selama 20 menit, lalu duduk atau berbaring dan lihat ke langit.
Meskipun meteor tampaknya berasal dari Perseus, tapi dapat muncul di mana saja di langit. Momen hujan meteor Perseids dapat disaksikan dengan mata telanjang. Namun, hasilnya akan lebih spektakuler jika menggunakan teropong bintang atau teleskop.
Meski Kepala Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Emanuel Sungging mengungkapkan hujan meteor Perseid terjadi selama satu minggu dari durasi puncak, tanggal 12-13 Agustus 2023 adalah puncak hujan meteor Perseid atau yang paling banyak.
Lebih lanjut, Emanuel mengatakan puncak hujan meteor Perseid paling baik dilihat pada 12-13 Agustus 2023 selama waktu pengamatan pukul 00.14-05.36 WIB.
Puncak hujan meteor Perseid pada tanggal 13 Agustus 2023 nanti juga memiliki intensitas sebanyak 36 sampai 61 meteor per jam.
Fenomena tersebut dapat terlihat di seluruh langit Indonesia. Namun, ia menyarankan lokasi terbaik untuk melihat fenomena ini adalah di tempat yang gelap.
Rangkaiannya dimulai pada tanggal 12 Agustus saat langit terlihat gelap gulita. Saat itu, konstelasi Perseus - yang menjadi asal meteor - akan naik lebih tinggi di langit barat laut, seperti yang terlihat dari Belahan Bumi Utara.
Cuaca cerah dan sedikit cahaya diperlukan untuk pemantauan sempurna. Saat momen ini diperkirakan cahaya bulan sabit berpendar hampir 8 persen sehingga tidak mengganggu pemantauan.
Jika awan datang saat malam puncak, hujan meteor bisa disaksikan pada malam sebelumnya, yakni 12 Agustus 2023. Saat itu, level bintang jatuh sekira setengah dari fase puncak.
Bintang jatuh terjadi ketika meteoroid dari asteroid atau komet tertinggal di jalur orbit Bumi. Ketika meteoroid memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan tinggi dan terbakar, mereka disebut meteor.
Komet bernama 109P/Comet Swift-Tuttle, yang mengorbit matahari setiap 133 tahun, merupakan asal Perseids. Bintang jatuhnya bergerak dengan kecepatan 37 mil per detik (59 kilometer per detik) dan sering meninggalkan gelombang panjang cahaya dan warna di belakang saat melesat.
Cara terbaik melihat bintang jatuh adalah dengan menemukan tempat pengamatan yang jauh dari lampu kota. Biarkan mata terbiasa dengan kegelapan selama 20 menit, lalu duduk atau berbaring dan lihat ke langit.
Meskipun meteor tampaknya berasal dari Perseus, tapi dapat muncul di mana saja di langit. Momen hujan meteor Perseids dapat disaksikan dengan mata telanjang. Namun, hasilnya akan lebih spektakuler jika menggunakan teropong bintang atau teleskop.
(wbs)