Begini Cara Astronot Mendarat di Bulan, Prosesnya Rumit dan Harus Akurat
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Bulan adalah benda terdekat di luar angkasa dengan Bumi, berjarak sekitar 238.857 mil atau 384.400 km. Wahana pertama yang terbang ke bulan adalah Luna 1 milik Rusia (Uni Soviet) yang diluncurkan pada 2 Januari 1959.
Sepuluh tahun enam bulan kemudian, misi Apollo 11 mendaratkan astronot Neil Armstrong dan Edwin “Buzz” Aldrin di bulan pada 20 Juli 1969. Sedangkan pilot Modul Komando Michael Collins tetap berada di pesawat ruang angkasa Columbia.
Untuk sampai ke bulan, pertama-tama harus melepaskan diri dari gravitasi bumi dengan melakukan perjalanan cukup cepat menggunakan roket, berkecepatan sekitar 25.000 mil per jam. Roket yang digunakan untuk menuju bulan harus diluncurkan secara vertikal memanfaatkan rotasi bumi dalam membantunya mencapai kecepatan orbit.
Setelah mengorbit di Bumi, saatnya menembakkan pendorong untuk mengubah lintasan dan menuju ke bulan. Setelah memasuki orbit bulan, siap turun ke permukaan bulan dan mendaratkan pesawat luar angkasa.
Dikutip dari laman Institite of Physics, Minggu (27/8/2023), dalam Proyek Apollo, NASA mengizinkan sudut 18 derajat dari arah vertikal tanpa mengurangi peluncuran secara signifikan untuk mencapai orbit Bumi yang rendah.
Untuk melepaskan diri dari tarikan gravitasi bumi, ada dua kecepatan yang perlu dipertimbangkan, yaitu kecepatan lepas dan kecepatan orbit. Kecepatan lepas adalah kecepatan yang diperlukan untuk melepaskan diri sepenuhnya dari gravitasi suatu planet, sedangkan kecepatan orbit adalah kecepatan yang diperlukan untuk mengorbit mengelilingi suatu planet.
Kecepatan lepas di permukaan bumi adalah sekitar 25.000 mph atau 7 mil per detik (40.248 km/jam atau 11,2 km/detik). Sedangkan kecepatan orbit di permukaan bumi sekitar 18.000 mph atau 7,9 km/detik (28.968 km/jam) dibutuhkan lebih sedikit energi untuk mencapai kecepatan orbital.
Selain itu, nilai kecepatan orbital dan kecepatan lepas akan menurun ketika semakin jauh dari permukaan bumi, dengan kecepatan lepas selalu sekitar 1,414 kali kecepatan orbital. Setelah mencapai orbit rendah Bumi dan memverifikasi bahwa semua sistem kapal berfungsi, saatnya menembakkan roket pendorong dan pergi ke bulan.
Setelah pesawat ruang angkasa memasuki gravitasi bulan, kemudian pendorong dinyalakan. Ini untuk memperlambat pesawat ruang angka dan menempatkan di orbit mengelilingi bulan.
Untuk modul komando Apollo mengharuskan salah satu dari tiga astronot tetap berada di belakang untuk mengemudikannya, sementara dua lainnya menaiki modul bulan. Bulan tidak memiliki atmosfer, maka ketika mendarat perlu menggunakan roket untuk memperlambat pendarat hingga sekitar 100 mph (160 km/jam).
Prosedur ini untuk memastikan pendaratan yang utuh dan lebih lambat lagi untuk menjamin pendaratan yang mulus bagi penumpangnya. Idealnya, permukaan pendaratan harus bebas dari batu-batu besar. Inilah mengapa wilayah Sea of Tranquility (Laut Ketenangan) dipilih sebagai tempat pendaratan Apollo karena datar dan tak berbatu.
Armstrong dan Aldrin berada di permukaan bulan selama 2,5 jam. Kemudian mereka kembali ke Bumi dan Apollo 11 mendarat di Samudera Pasifik pada 24 Juli 1969 sekitar pukul 12.50 waktus setempat.
Sepuluh tahun enam bulan kemudian, misi Apollo 11 mendaratkan astronot Neil Armstrong dan Edwin “Buzz” Aldrin di bulan pada 20 Juli 1969. Sedangkan pilot Modul Komando Michael Collins tetap berada di pesawat ruang angkasa Columbia.
Untuk sampai ke bulan, pertama-tama harus melepaskan diri dari gravitasi bumi dengan melakukan perjalanan cukup cepat menggunakan roket, berkecepatan sekitar 25.000 mil per jam. Roket yang digunakan untuk menuju bulan harus diluncurkan secara vertikal memanfaatkan rotasi bumi dalam membantunya mencapai kecepatan orbit.
Setelah mengorbit di Bumi, saatnya menembakkan pendorong untuk mengubah lintasan dan menuju ke bulan. Setelah memasuki orbit bulan, siap turun ke permukaan bulan dan mendaratkan pesawat luar angkasa.
Dikutip dari laman Institite of Physics, Minggu (27/8/2023), dalam Proyek Apollo, NASA mengizinkan sudut 18 derajat dari arah vertikal tanpa mengurangi peluncuran secara signifikan untuk mencapai orbit Bumi yang rendah.
Untuk melepaskan diri dari tarikan gravitasi bumi, ada dua kecepatan yang perlu dipertimbangkan, yaitu kecepatan lepas dan kecepatan orbit. Kecepatan lepas adalah kecepatan yang diperlukan untuk melepaskan diri sepenuhnya dari gravitasi suatu planet, sedangkan kecepatan orbit adalah kecepatan yang diperlukan untuk mengorbit mengelilingi suatu planet.
Kecepatan lepas di permukaan bumi adalah sekitar 25.000 mph atau 7 mil per detik (40.248 km/jam atau 11,2 km/detik). Sedangkan kecepatan orbit di permukaan bumi sekitar 18.000 mph atau 7,9 km/detik (28.968 km/jam) dibutuhkan lebih sedikit energi untuk mencapai kecepatan orbital.
Selain itu, nilai kecepatan orbital dan kecepatan lepas akan menurun ketika semakin jauh dari permukaan bumi, dengan kecepatan lepas selalu sekitar 1,414 kali kecepatan orbital. Setelah mencapai orbit rendah Bumi dan memverifikasi bahwa semua sistem kapal berfungsi, saatnya menembakkan roket pendorong dan pergi ke bulan.
Setelah pesawat ruang angkasa memasuki gravitasi bulan, kemudian pendorong dinyalakan. Ini untuk memperlambat pesawat ruang angka dan menempatkan di orbit mengelilingi bulan.
Untuk modul komando Apollo mengharuskan salah satu dari tiga astronot tetap berada di belakang untuk mengemudikannya, sementara dua lainnya menaiki modul bulan. Bulan tidak memiliki atmosfer, maka ketika mendarat perlu menggunakan roket untuk memperlambat pendarat hingga sekitar 100 mph (160 km/jam).
Prosedur ini untuk memastikan pendaratan yang utuh dan lebih lambat lagi untuk menjamin pendaratan yang mulus bagi penumpangnya. Idealnya, permukaan pendaratan harus bebas dari batu-batu besar. Inilah mengapa wilayah Sea of Tranquility (Laut Ketenangan) dipilih sebagai tempat pendaratan Apollo karena datar dan tak berbatu.
Armstrong dan Aldrin berada di permukaan bulan selama 2,5 jam. Kemudian mereka kembali ke Bumi dan Apollo 11 mendarat di Samudera Pasifik pada 24 Juli 1969 sekitar pukul 12.50 waktus setempat.
(wib)