Harta Karun Lithium Terbesar di Dunia Ditemukan, Tepat di Bawah Gunung Berapi Purba
loading...
A
A
A
“Itu sangat membantu untuk mengubah strategi eksplorasi. Sekarang kami tahu bahwa kami harus tetap berada di kawasan Thacker Pass jika kami ingin menemukan dan menambangnya,” kata Tom Benson, dari Universitas Columbia dan Lithium Americas Corporation, kepada Popular Science.
Kelayakan dan dampak pemanenan logam ini menjadi pertanyaan besar. Lithium, bersama dengan kobalt, adalah salah satu bahan dasar yang dibutuhkan untuk membuat baterai isi ulang, seperti pada mobil listrik serta ponsel cerdas dan laptop.
Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa permintaan global terhadap baterai litium dapat tumbuh lima kali lipat pada tahun 2030. Namun, banyak yang khawatir dengan risiko eksplorasi lithium di Kaldera Mcdermitt.
Salah satu cabang dari Lithium Americas Corporation ingin membangun tambang lithium terbuka di sini dengan perkiraan luas 17,933 hektare. Rencana ini mendapat tentangan keras dari beberapa pemerhati lingkungan dan masyarakat adat setempat, yang berpendapat bahwa proyek tersebut akan mengubah tanah tercinta mereka menjadi kawasan pertambangan industri.
“Pencarian litium secara global telah menjadi bentuk kolonialisme ‘hijau’. Orang-orang yang paling terhubung dengan tanah tersebut menderita, sementara mereka yang terputus darinya mendapat manfaat,” kata People of Red Mountain, sebuah organisasi yang dipimpin oleh Masyarakat Adat, dalam sebuah pernyataan.
Kelayakan dan dampak pemanenan logam ini menjadi pertanyaan besar. Lithium, bersama dengan kobalt, adalah salah satu bahan dasar yang dibutuhkan untuk membuat baterai isi ulang, seperti pada mobil listrik serta ponsel cerdas dan laptop.
Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa permintaan global terhadap baterai litium dapat tumbuh lima kali lipat pada tahun 2030. Namun, banyak yang khawatir dengan risiko eksplorasi lithium di Kaldera Mcdermitt.
Salah satu cabang dari Lithium Americas Corporation ingin membangun tambang lithium terbuka di sini dengan perkiraan luas 17,933 hektare. Rencana ini mendapat tentangan keras dari beberapa pemerhati lingkungan dan masyarakat adat setempat, yang berpendapat bahwa proyek tersebut akan mengubah tanah tercinta mereka menjadi kawasan pertambangan industri.
“Pencarian litium secara global telah menjadi bentuk kolonialisme ‘hijau’. Orang-orang yang paling terhubung dengan tanah tersebut menderita, sementara mereka yang terputus darinya mendapat manfaat,” kata People of Red Mountain, sebuah organisasi yang dipimpin oleh Masyarakat Adat, dalam sebuah pernyataan.
(wib)