AS Modernisasi Tank Tempur Abrams M1E3, Lebih Lincah dan Tangguh
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Angkatan Darat Amerika Serikat mempercepat proses modernisasi tank tempur utama Abrams. AS meninggalkan program modernisasi untuk tank tempur Abrams M1A2 dan beralih ke versi upgrade yang disebut M1E3.
Langkah ini dilakukan setelah melihat kenyataan perang Rusia Ukraina membuat sejumlah tank andalan barat hancur, seperti tank Challenger II Inggris. AS melihat diperlukan tank dengan kombinasi armor (lapis baja), daya tembak, dan kemampuan manuver tinggi.
Perang yang berkepanjangan di Ukraina telah membuktikan bahwa konflik abad ke-21 dapat menimbulkan permasalahan yang berat. Meskipun pasukan Ukraina dan Rusia memiliki tank-tank berat, mencapai kemampuan manuver maksimal ternyata hampir mustahil.
Antara lumpur, dukungan logistik yang buruk, drone anti-tank, dan sejumlah masalah lainnya, perang manuver telah berubah menjadi perang statis. Kondisi ini mirip seperti yang terjadi pada Perang Dunia Pertama, dengan tank diturunkan statusnya menjadi artileri bergerak.
Angkatan Darat AS saat ini kebijakannya adalah memproduksi Paket Peningkatan Sistem M1A2 versi 4, yang merupakan peningkatan bertahap dari tank Abrams dengan pemasangan peralatan baru sambil mengubah strukturnya. Menurut Angkatan Darat, tahap M1A2 SEPv3 saat ini akan terus diproduksi, tetapi kemudian akan digantikan oleh M1E3.
Meskipun belum ada rincian yang dirilis, Abrams M1E3 dirancang lebih ringan, lebih tangguh, lebih lincah serta fitur-fitur yang sudah dimasukkan ke dalam M1A2. Tank baru ini akan memiliki arsitektur terbuka dan sistem modular untuk pembaruan yang lebih cepat.
Tank Abrams M1E3 ini juga dirancang untuk menyederhanakan logistik, memungkinkan penerapan lebih cepat. “Tank Abrams tidak dapat lagi mengembangkan kemampuannya tanpa menambah bobot, dan kita perlu mengurangi jejak logistiknya,” kata Mayor Jenderal Glenn Dean, Pejabat Eksekutif Program untuk Sistem Tempur Darat dikutip SINDOnews dari laman NewAtlas, Kamis (14/9/2023).
Meskipun ada kemajuan teknologi selama beberapa dekade, tank tetap menjadi tiang penyangga pasukan darat. Tank menjadi platform pertempuran yang tangguh saat menembus garis pertahanan, memungkinkan kekuatan utama untuk maju. “Perang di Ukraina telah menyoroti kebutuhan penting akan perlindungan terpadu bagi tentara, yang dibangun dari dalam, bukan tambahan,” lanjut Dean.
Langkah ini dilakukan setelah melihat kenyataan perang Rusia Ukraina membuat sejumlah tank andalan barat hancur, seperti tank Challenger II Inggris. AS melihat diperlukan tank dengan kombinasi armor (lapis baja), daya tembak, dan kemampuan manuver tinggi.
Perang yang berkepanjangan di Ukraina telah membuktikan bahwa konflik abad ke-21 dapat menimbulkan permasalahan yang berat. Meskipun pasukan Ukraina dan Rusia memiliki tank-tank berat, mencapai kemampuan manuver maksimal ternyata hampir mustahil.
Antara lumpur, dukungan logistik yang buruk, drone anti-tank, dan sejumlah masalah lainnya, perang manuver telah berubah menjadi perang statis. Kondisi ini mirip seperti yang terjadi pada Perang Dunia Pertama, dengan tank diturunkan statusnya menjadi artileri bergerak.
Angkatan Darat AS saat ini kebijakannya adalah memproduksi Paket Peningkatan Sistem M1A2 versi 4, yang merupakan peningkatan bertahap dari tank Abrams dengan pemasangan peralatan baru sambil mengubah strukturnya. Menurut Angkatan Darat, tahap M1A2 SEPv3 saat ini akan terus diproduksi, tetapi kemudian akan digantikan oleh M1E3.
Meskipun belum ada rincian yang dirilis, Abrams M1E3 dirancang lebih ringan, lebih tangguh, lebih lincah serta fitur-fitur yang sudah dimasukkan ke dalam M1A2. Tank baru ini akan memiliki arsitektur terbuka dan sistem modular untuk pembaruan yang lebih cepat.
Tank Abrams M1E3 ini juga dirancang untuk menyederhanakan logistik, memungkinkan penerapan lebih cepat. “Tank Abrams tidak dapat lagi mengembangkan kemampuannya tanpa menambah bobot, dan kita perlu mengurangi jejak logistiknya,” kata Mayor Jenderal Glenn Dean, Pejabat Eksekutif Program untuk Sistem Tempur Darat dikutip SINDOnews dari laman NewAtlas, Kamis (14/9/2023).
Meskipun ada kemajuan teknologi selama beberapa dekade, tank tetap menjadi tiang penyangga pasukan darat. Tank menjadi platform pertempuran yang tangguh saat menembus garis pertahanan, memungkinkan kekuatan utama untuk maju. “Perang di Ukraina telah menyoroti kebutuhan penting akan perlindungan terpadu bagi tentara, yang dibangun dari dalam, bukan tambahan,” lanjut Dean.
(wib)