Kunjungi Gudang Senjata, Kim Jong-un Akui Rudal Tempurnya Tak Secanggih Buatan Rusia
loading...
A
A
A
BERLIN - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menerima lima drone peledak, sebuah drone pengintai, dan rompi antipeluru sebagai hadiah dari gubernur regional selama kunjungannya ke Rusia.
Seperrti dilansir dari Sputnik, Minggu (17/9/2023), kunjungan resmi pertama Jong-un ke luar negeri sejak pandemi Covid-19 telah memicu kekhawatiran Barat bahwa Moscow dan Pyongyang akan menentang sanksi dan mencapai kesepakatan senjata.
Dia dilaporkan bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu di Vladivostok, di mana dia memeriksa senjata canggih termasuk sistem rudal hipersonik.
Kantor berita TASS melaporkan bahwa Jong-un menerima lima drone kamikaze dan sebuah drone pengintai 'Geran-25' yang dapat lepas landas secara vertikal.
Menurut kantor media tersebut, Gubernur wilayah Primorye yang berbatasan dengan Tiongkok dan Korea Utara juga menawarkan kepada Jong-un satu set pelindung antipeluru dan pakaian khusus yang tidak dapat dideteksi oleh kamera termal.
Kunjungan panjang Jong-un ke wilayah timur Rusia sejak Selasa lalu sebagian besar terfokus pada masalah militer sebagaimana dibuktikan oleh rombongan pejabatnya termasuk pertukaran senjata simbolis dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan kunjungan ke pabrik jet tempur di Komsomolsk di Amur.
Moscow diyakini tertarik membeli amunisi Korea Utara untuk melanjutkan pertempuran di Ukraina, sementara Pyongyang menginginkan bantuan Rusia untuk mengembangkan program rudalnya yang dikutuk secara internasional.
Kremlin mengatakan belum ada perjanjian yang ditandatangani atau akan ditandatangani.
Jong-un juga dikabarkan bertemu dengan mahasiswa Korea Utara yang melanjutkan studi di Vladivostok.
Kantor berita Korea Utara, KCNA menggambarkan suasana kunjungan Jong-un sebagai 'bersemangat dan bersahabat' dan bahkan menginformasikan bahwa era baru persahabatan, persatuan dan kerja sama sedang terbuka antara Korea Utara dan Rusia.
Seperrti dilansir dari Sputnik, Minggu (17/9/2023), kunjungan resmi pertama Jong-un ke luar negeri sejak pandemi Covid-19 telah memicu kekhawatiran Barat bahwa Moscow dan Pyongyang akan menentang sanksi dan mencapai kesepakatan senjata.
Dia dilaporkan bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu di Vladivostok, di mana dia memeriksa senjata canggih termasuk sistem rudal hipersonik.
Kantor berita TASS melaporkan bahwa Jong-un menerima lima drone kamikaze dan sebuah drone pengintai 'Geran-25' yang dapat lepas landas secara vertikal.
Menurut kantor media tersebut, Gubernur wilayah Primorye yang berbatasan dengan Tiongkok dan Korea Utara juga menawarkan kepada Jong-un satu set pelindung antipeluru dan pakaian khusus yang tidak dapat dideteksi oleh kamera termal.
Kunjungan panjang Jong-un ke wilayah timur Rusia sejak Selasa lalu sebagian besar terfokus pada masalah militer sebagaimana dibuktikan oleh rombongan pejabatnya termasuk pertukaran senjata simbolis dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan kunjungan ke pabrik jet tempur di Komsomolsk di Amur.
Moscow diyakini tertarik membeli amunisi Korea Utara untuk melanjutkan pertempuran di Ukraina, sementara Pyongyang menginginkan bantuan Rusia untuk mengembangkan program rudalnya yang dikutuk secara internasional.
Kremlin mengatakan belum ada perjanjian yang ditandatangani atau akan ditandatangani.
Jong-un juga dikabarkan bertemu dengan mahasiswa Korea Utara yang melanjutkan studi di Vladivostok.
Kantor berita Korea Utara, KCNA menggambarkan suasana kunjungan Jong-un sebagai 'bersemangat dan bersahabat' dan bahkan menginformasikan bahwa era baru persahabatan, persatuan dan kerja sama sedang terbuka antara Korea Utara dan Rusia.
(wbs)