Tim Ilmuwan Inggris Sebut Kotoran Hewan Lemur Bisa Sembuhkan Diabetes
loading...
A
A
A
LONDON - Sebuah penelitian menemukan bahwa virus yang ditemukan dalam kotoran spesies hewan yang terancam punah dapat digunakan untuk mengobati bisul di kaki pasien diabetes.
Seperti dilansir dari Metro, Jumat (22/9/2023), sebuah tim ilmuwan Universitas Sheffield mengatakan virus, yang dikenal sebagai bakteriofag atau fag, dapat ditempelkan pada perban untuk mengobati luka kaki penderita diabetes.
Ada ribuan jenis fag berbeda yang dapat digunakan secara selektif untuk membunuh bakteri yang menginfeksi luka meskipun antibiotik tidak bekerja.
Pengobatan dengan menggunakan fag pertama kali ditemukan pada awal abad ke-20.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Graham Stafford menggunakan kotoran berbagai hewan termasuk babun Guinea, lemur, dan babi Visayan di Taman Margasatwa Yorkshire.
“Meski berbau, virus dalam kotoran hewan langka dapat membunuh bakteri yang resisten terhadap obat antibiotik,” kata Stafford selaku ketua mikrobiologi molekuler universitas tersebut.
Dia menambahkan bahwa tim ilmuwan sedang bekerja keras untuk mengubah bahan tersebut menjadi 'pengobatan yang layak untuk pasien yang berada dalam bahaya kehilangan jari kaki atau kakinya'.
“Pengobatan ini juga diharapkan membantu mengurangi biaya pengobatan diabetes sekitar £1 miliar ) per tahun untuk Layanan Kesehatan Nasional (NHS),” jelasnya.
Studi ini merupakan bagian dari penelitian yang lebih luas mengenai antimikroba baru untuk mengatasi tantangan mikroba yang resistan terhadap obat (AMR).
AMR telah menyebabkan kematian sekitar 1,27 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2019, menurut laporan di jurnal The Lancet.
Seperti dilansir dari Metro, Jumat (22/9/2023), sebuah tim ilmuwan Universitas Sheffield mengatakan virus, yang dikenal sebagai bakteriofag atau fag, dapat ditempelkan pada perban untuk mengobati luka kaki penderita diabetes.
Ada ribuan jenis fag berbeda yang dapat digunakan secara selektif untuk membunuh bakteri yang menginfeksi luka meskipun antibiotik tidak bekerja.
Pengobatan dengan menggunakan fag pertama kali ditemukan pada awal abad ke-20.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Graham Stafford menggunakan kotoran berbagai hewan termasuk babun Guinea, lemur, dan babi Visayan di Taman Margasatwa Yorkshire.
“Meski berbau, virus dalam kotoran hewan langka dapat membunuh bakteri yang resisten terhadap obat antibiotik,” kata Stafford selaku ketua mikrobiologi molekuler universitas tersebut.
Dia menambahkan bahwa tim ilmuwan sedang bekerja keras untuk mengubah bahan tersebut menjadi 'pengobatan yang layak untuk pasien yang berada dalam bahaya kehilangan jari kaki atau kakinya'.
“Pengobatan ini juga diharapkan membantu mengurangi biaya pengobatan diabetes sekitar £1 miliar ) per tahun untuk Layanan Kesehatan Nasional (NHS),” jelasnya.
Studi ini merupakan bagian dari penelitian yang lebih luas mengenai antimikroba baru untuk mengatasi tantangan mikroba yang resistan terhadap obat (AMR).
AMR telah menyebabkan kematian sekitar 1,27 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2019, menurut laporan di jurnal The Lancet.
(wbs)