Ribuan Burung Mati setelah Tabrak Kaca Gedung di Amerika
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekitar seribuan burung mati setelah menabrak kaca Gedung McCormick Place Lakeside Center di Chicago, Amerika Serikat.
Peristiwa tragis pada Rabu malam ini dipicu cuaca buruk dan rendahnya pencahayaan ruang pameran serta dinding kaca jendela. “Itu seperti hamparan burung mati di sana,” kata Willard, pensiunan manajer koleksi divisi burung di Chicago Field Museum dikutip dari AP, Senin (9/10/2023).
Selama 40 tahunan bekerja, Willard belum pernah melihat peristiwa serupa. “Malam normal akan ada nol hingga 15 burung (mati). Itu merupakan hal yang mengejutkan,” kata Willard.
Para peneliti memperkirakan ratusan juta burung mati akibat benturan jendela di Amerika Serikat setiap tahunnya. Para ilmuwan dari Smithsonian Conservation Biology Institute dan U.S. Fish and Wildlife Service merilis sebuah penelitian pada tahun 2014 yang menyebutkan jumlah antara 365 juta hingga 988 juta burung setiap tahunnya.
Jendela kaca merupakan masalah di hampir setiap kota besar di AS. Burung tidak melihat kaca bening atau reflektif dan tidak memahami bahwa itu adalah hal yang mematikan. Ketika melihat tanaman atau semak-semak melalui jendela atau terpantul di dalamnya, burung langsung menuju ke sana dan membunuh diri mereka sendiri.
Burung yang bermigrasi di malam hari, seperti burung pipit dan burung kicau lainnya, mengandalkan bintang untuk bernavigasi. Cahaya terang dari gedung-gedung menarik sekaligus membingungkan mereka, menyebabkan terbentur jendela atau burung-burung beterbangan di sekitar lampu hingga mati karena kelelahan, sebuah fenomena yang dikenal sebagai atraksi cahaya yang fatal.
Pada 2017, misalnya, hampir 400 burung yang lewat mengalami disorientasi saat terkena lampu sorot gedung pencakar langit di Galveston, Texas, dan meninggal akibat terbentur jendela.
“Kami melihat hal ini terjadi di hampir setiap kota besar selama migrasi musim semi dan musim gugur. Ini adalah satu peristiwa yang sangat dahsyat,” kata Matt Igleski, direktur eksekutif Chicago Audubon Society.
Burung mencari makan pada siang hari dan bermigrasi pada malam hari untuk menghindari turbulensi udara dan predator. Mereka telah menunggu angin utara untuk memberikan dorongan ke selatan, tetapi pada September terjadi angin selatan yang luar biasa hangat yang membuat burung-burung tetap bertahan. Namun pada Rabu malam, gerombolan burung terbang ke selatan.
Peristiwa tragis pada Rabu malam ini dipicu cuaca buruk dan rendahnya pencahayaan ruang pameran serta dinding kaca jendela. “Itu seperti hamparan burung mati di sana,” kata Willard, pensiunan manajer koleksi divisi burung di Chicago Field Museum dikutip dari AP, Senin (9/10/2023).
Selama 40 tahunan bekerja, Willard belum pernah melihat peristiwa serupa. “Malam normal akan ada nol hingga 15 burung (mati). Itu merupakan hal yang mengejutkan,” kata Willard.
Para peneliti memperkirakan ratusan juta burung mati akibat benturan jendela di Amerika Serikat setiap tahunnya. Para ilmuwan dari Smithsonian Conservation Biology Institute dan U.S. Fish and Wildlife Service merilis sebuah penelitian pada tahun 2014 yang menyebutkan jumlah antara 365 juta hingga 988 juta burung setiap tahunnya.
Jendela kaca merupakan masalah di hampir setiap kota besar di AS. Burung tidak melihat kaca bening atau reflektif dan tidak memahami bahwa itu adalah hal yang mematikan. Ketika melihat tanaman atau semak-semak melalui jendela atau terpantul di dalamnya, burung langsung menuju ke sana dan membunuh diri mereka sendiri.
Burung yang bermigrasi di malam hari, seperti burung pipit dan burung kicau lainnya, mengandalkan bintang untuk bernavigasi. Cahaya terang dari gedung-gedung menarik sekaligus membingungkan mereka, menyebabkan terbentur jendela atau burung-burung beterbangan di sekitar lampu hingga mati karena kelelahan, sebuah fenomena yang dikenal sebagai atraksi cahaya yang fatal.
Pada 2017, misalnya, hampir 400 burung yang lewat mengalami disorientasi saat terkena lampu sorot gedung pencakar langit di Galveston, Texas, dan meninggal akibat terbentur jendela.
“Kami melihat hal ini terjadi di hampir setiap kota besar selama migrasi musim semi dan musim gugur. Ini adalah satu peristiwa yang sangat dahsyat,” kata Matt Igleski, direktur eksekutif Chicago Audubon Society.
Burung mencari makan pada siang hari dan bermigrasi pada malam hari untuk menghindari turbulensi udara dan predator. Mereka telah menunggu angin utara untuk memberikan dorongan ke selatan, tetapi pada September terjadi angin selatan yang luar biasa hangat yang membuat burung-burung tetap bertahan. Namun pada Rabu malam, gerombolan burung terbang ke selatan.