WHO Pastikan Vaksin COVID-19 yang Ada Saat Ini Abal-Abal
loading...
A
A
A
NEW YORK - Disaat dunia berlomba-lomba mencari formula vaksin virus corona termasuk Indonesia, namun Badan Kesehatan Dunia WHO memperingatkan mungkin tidak akan pernah ada vaksin yang bisa menyembuhkan Covid-19. (
)
Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan diharapkan kita akan memiliki sejumlah vaksin efektif yang dapat membantu mencegah orang dari infeksi.
"Namun, tidak ada peluru perak ( obat dan vaksin )saat ini yang manjur dan mungkin tidak akan pernah ada." seperti dikutip dari Daily (4/8/2020).
"Sejumlah vaksin sekarang dalam uji klinis fase tiga dan kami semua berharap memiliki sejumlah vaksin efektif yang dapat membantu mencegah orang dari infeksi, tapi hingga saat ini belum ada laporan yang bagus,''
"Dunia berada dalam fase baru dan berbahaya," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada pengarahan virtual dari kantor pusat badan itu di Jenewa, Swiss.
"Virus ini masih menyebar cepat, masih mematikan, dan kebanyakan orang masih rentan,"
Tedros, yang kepemimpinannya dikritik oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mendesak masyarakat dunia untuk menjaga jarak sosial dan meningkatkan "kewaspadaan ekstrim."
"Seperti halnya Amerika, sejumlah besar kasus baru datang dari Asia Selatan dan Timur Tengah," tambah Tedros.
Baca Juga
Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan diharapkan kita akan memiliki sejumlah vaksin efektif yang dapat membantu mencegah orang dari infeksi.
"Namun, tidak ada peluru perak ( obat dan vaksin )saat ini yang manjur dan mungkin tidak akan pernah ada." seperti dikutip dari Daily (4/8/2020).
"Sejumlah vaksin sekarang dalam uji klinis fase tiga dan kami semua berharap memiliki sejumlah vaksin efektif yang dapat membantu mencegah orang dari infeksi, tapi hingga saat ini belum ada laporan yang bagus,''
"Dunia berada dalam fase baru dan berbahaya," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada pengarahan virtual dari kantor pusat badan itu di Jenewa, Swiss.
"Virus ini masih menyebar cepat, masih mematikan, dan kebanyakan orang masih rentan,"
Tedros, yang kepemimpinannya dikritik oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mendesak masyarakat dunia untuk menjaga jarak sosial dan meningkatkan "kewaspadaan ekstrim."
"Seperti halnya Amerika, sejumlah besar kasus baru datang dari Asia Selatan dan Timur Tengah," tambah Tedros.
(wbs)