Ilmuwan Temukan Zealandia, Benua Tersembunyi yang Terkoyak Gunung Api 100 Juta Tahun Lalu
loading...
A
A
A
WELLINGTON - Para ilmuwan telah memetakan benua yang hilang , Zealandia, untuk pertama kalinya dan menemukan rincian baru tentang bagaimana benua itu terpisah. Benua yang hilang ini, Zealandia, sekarang mencakup Selandia Baru dan kepulauan Kaledonia Baru.
Pemetaan benua yang hilang ini memberikan para ilmuwan pemahaman baru tentang bagaimana benua itu terbentuk puluhan juta tahun yang lalu. Para peneliti mempublikasikan temuan mereka pada 12 September di jurnal Tectonics.
Secara keseluruhan, luas Zealandia diperkirakan 4,9 juta kilometer persegi. Pada tahun 2019, para ilmuwan memetakan geologi wilayah Selandia Selatan yang mencakup wilayah seluas 1,5 juta km persegi.
Temuan ini mengungkapkan bahwa Zealandia meregang, memutar, dan menipis saat memisahkan diri dari benua super Gondwana antara 60 juta dan 100 juta tahun yang lalu. Dalam studi terbarunya, para peneliti memetakan wilayah bawah laut Zealandia utara, yang terletak di antara Selandia Baru, Kaledonia Baru, dan Australia.
Para ilmuwan menemukan bahwa pemisahan Zealandia dari Gondwana sebagian didorong oleh wilayah vulkanik raksasa yang mengandung batuan lava magnetis. Wilayah ini membentang sepanjang batas antara dua daratan tersebut.
“Magma cair keluar dari retakan saat benua membentang dan menipis seperti adonan pizza,” kata Nick Mortimer, ahli geologi di Institute of Geological and Nuclear Sciences Limited (GNS Science). Aktivitas vulkanik ini akhirnya membantu memisahkan Zealandia dari Gondwana.
“Sampai saat ini, peran magma dalam pecahnya Gondwana masih diremehkan,” kata Wanda Stratford, ahli geofisika kelautan di GNS Science, dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (10/10/2023). Lava ini mencakup area seluas 250.000 km persegi di seluruh benua yang kira-kira seukuran Selandia Baru.
Dengan mempelajari sampel batuan yang dikumpulkan dari dasar laut dekat Kaledonia Baru, para ilmuwan juga dapat memetakan sepenuhnya tulang punggung granit berusia 100 juta hingga 250 juta tahun yang melintasi tengah-tengah Zealandia. Peta Zealandia dapat membantu menjelaskan sumber daya, lingkungan, dan bahaya alam di Selandia Baru.
Pemetaan benua yang hilang ini memberikan para ilmuwan pemahaman baru tentang bagaimana benua itu terbentuk puluhan juta tahun yang lalu. Para peneliti mempublikasikan temuan mereka pada 12 September di jurnal Tectonics.
Secara keseluruhan, luas Zealandia diperkirakan 4,9 juta kilometer persegi. Pada tahun 2019, para ilmuwan memetakan geologi wilayah Selandia Selatan yang mencakup wilayah seluas 1,5 juta km persegi.
Temuan ini mengungkapkan bahwa Zealandia meregang, memutar, dan menipis saat memisahkan diri dari benua super Gondwana antara 60 juta dan 100 juta tahun yang lalu. Dalam studi terbarunya, para peneliti memetakan wilayah bawah laut Zealandia utara, yang terletak di antara Selandia Baru, Kaledonia Baru, dan Australia.
Para ilmuwan menemukan bahwa pemisahan Zealandia dari Gondwana sebagian didorong oleh wilayah vulkanik raksasa yang mengandung batuan lava magnetis. Wilayah ini membentang sepanjang batas antara dua daratan tersebut.
“Magma cair keluar dari retakan saat benua membentang dan menipis seperti adonan pizza,” kata Nick Mortimer, ahli geologi di Institute of Geological and Nuclear Sciences Limited (GNS Science). Aktivitas vulkanik ini akhirnya membantu memisahkan Zealandia dari Gondwana.
“Sampai saat ini, peran magma dalam pecahnya Gondwana masih diremehkan,” kata Wanda Stratford, ahli geofisika kelautan di GNS Science, dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (10/10/2023). Lava ini mencakup area seluas 250.000 km persegi di seluruh benua yang kira-kira seukuran Selandia Baru.
Dengan mempelajari sampel batuan yang dikumpulkan dari dasar laut dekat Kaledonia Baru, para ilmuwan juga dapat memetakan sepenuhnya tulang punggung granit berusia 100 juta hingga 250 juta tahun yang melintasi tengah-tengah Zealandia. Peta Zealandia dapat membantu menjelaskan sumber daya, lingkungan, dan bahaya alam di Selandia Baru.
(wib)