Mengenal Iron Beam, Proyek Hanud Berbasis Laser Israel yang Mengerikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Iron Beam merupakan salah satu sistem pertahanan udara (Hanud) yang dimiliki Israel . Berbeda dengan para pendahulunya, sistem ini menggunakan laser untuk menghancurkan target.
Baru-baru ini, Iron Beam kabarnya bakal segera digunakan pasukan Israel dalam melawan serangan Hamas. Nantinya, sistem pertahanan udara ini akan mendukung kinerja Iron Dome yang belakangan banyak mendapat kritik.
Lantas, seperti apa sistem pertahanan udara Iron Beam ini? Untuk mengenalnya lebih jauh, simak ulasannya berikut.
Iron Beam adalah sebuah sistem pertahanan udara (Hanud) berbasis laser. Sering disebut juga sebagai Light Shield, persenjataan ini dirancang sebagai pelengkap Iron Dome yang menjaga pertahanan udara Israel.
Melihat ke belakang, Iron Beam dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems Ltd, sebuah perusahaan teknologi pertahanan asal Israel. Pada perancangannya, mereka bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan Israel serta mendapat dukungan juga dari Amerika Serikat.
Iron Beam diperkenalkan ke publik pada tahun 2014. Waktu itu, pengembang membawanya pada acara Singapore Airshow.
Mengutip laman Defense News, Kamis (19/10/2023), Iron Beam dianggap sebagai senjata pertahanan udara yang terarah. Fungsinya adalah menetralisir ancaman seperti roket, artileri, drone, dan lain sebagainya.
Lebih jauh, pengembangan Iron Beam digunakan sebagai pelengkap Iron Dome. Pada tugasnya, mereka dirancang untuk menghancurkan proyektil jarak pendek yang kurang bisa diatasi Iron Dome.
Iron Beam menggunakan laser untuk menghancurkan sasarannya yang masuk radar. Ada beberapa keuntungan penggunaan sistem pertahanan udara ini dibandingkan para pendahulunya.
Salah satunya adalah terkait biaya operasionalnya yang murah. Jika dibandingkan dengan rudal pencegat, harga tembakan Iron Beam lebih murah.
Tak hanya itu, tenaga kerja yang dibutuhkan pada pengoperasian Iron Beam juga lebih sedikit. Dengan serangannya yang berbasis laser, tidak akan ada proyektil sisa yang bisa jatuh seperti rudal pencegat.
Ada banyak versi terkait performa Iron Beam. Pada tahun 2020, sebuah laporan menyebut sistem pertahanan udara ini mampu menjangkau secara efektif sekitar 7 kilometer.
Sementara itu, untuk tingkat kekuatan lasernya sendiri diperkirakan mencapai 100 kW.
Pada beberapa laporan yang muncul, sebelumnya Iron Beam diperkirakan bisa beroperasi penuh antara tahun 2024 atau 2025. Namun, belakangan muncul kabar pengerjaannya tengah dikebut karena akan digunakan melawan serangan Hamas.
Demikian ulasan mengenai Iron Beam, sistem pertahanan udara berbasis laser Israel yang mengerikan.
Baru-baru ini, Iron Beam kabarnya bakal segera digunakan pasukan Israel dalam melawan serangan Hamas. Nantinya, sistem pertahanan udara ini akan mendukung kinerja Iron Dome yang belakangan banyak mendapat kritik.
Lantas, seperti apa sistem pertahanan udara Iron Beam ini? Untuk mengenalnya lebih jauh, simak ulasannya berikut.
Apa Itu Iron Beam?
Iron Beam adalah sebuah sistem pertahanan udara (Hanud) berbasis laser. Sering disebut juga sebagai Light Shield, persenjataan ini dirancang sebagai pelengkap Iron Dome yang menjaga pertahanan udara Israel.
Melihat ke belakang, Iron Beam dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems Ltd, sebuah perusahaan teknologi pertahanan asal Israel. Pada perancangannya, mereka bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan Israel serta mendapat dukungan juga dari Amerika Serikat.
Iron Beam diperkenalkan ke publik pada tahun 2014. Waktu itu, pengembang membawanya pada acara Singapore Airshow.
Mengutip laman Defense News, Kamis (19/10/2023), Iron Beam dianggap sebagai senjata pertahanan udara yang terarah. Fungsinya adalah menetralisir ancaman seperti roket, artileri, drone, dan lain sebagainya.
Lebih jauh, pengembangan Iron Beam digunakan sebagai pelengkap Iron Dome. Pada tugasnya, mereka dirancang untuk menghancurkan proyektil jarak pendek yang kurang bisa diatasi Iron Dome.
Penggunaan Iron Beam
Iron Beam menggunakan laser untuk menghancurkan sasarannya yang masuk radar. Ada beberapa keuntungan penggunaan sistem pertahanan udara ini dibandingkan para pendahulunya.
Salah satunya adalah terkait biaya operasionalnya yang murah. Jika dibandingkan dengan rudal pencegat, harga tembakan Iron Beam lebih murah.
Tak hanya itu, tenaga kerja yang dibutuhkan pada pengoperasian Iron Beam juga lebih sedikit. Dengan serangannya yang berbasis laser, tidak akan ada proyektil sisa yang bisa jatuh seperti rudal pencegat.
Ada banyak versi terkait performa Iron Beam. Pada tahun 2020, sebuah laporan menyebut sistem pertahanan udara ini mampu menjangkau secara efektif sekitar 7 kilometer.
Sementara itu, untuk tingkat kekuatan lasernya sendiri diperkirakan mencapai 100 kW.
Pada beberapa laporan yang muncul, sebelumnya Iron Beam diperkirakan bisa beroperasi penuh antara tahun 2024 atau 2025. Namun, belakangan muncul kabar pengerjaannya tengah dikebut karena akan digunakan melawan serangan Hamas.
Demikian ulasan mengenai Iron Beam, sistem pertahanan udara berbasis laser Israel yang mengerikan.
(okt)