Restorasi Lukisan di Kuil Tua Mesir Kuno, Ilmuwan Bangkitkan Gambar Mitologi Dewa-dewa
loading...
A
A
A
KAIRO - Para peneliti berhasil merestorasi atau memulihkan lukisan era Mesir kuno di kuil Esna yang dibangun sekitar 2.200 tahun lalu. Dari berbagai lukisan di tembok dan langit-langit kuil terlihat berbagai gambar dewa -dewa dalam mitologi Mesir kuno.
Lukisan-lukisan tersebut menunjukkan dewa Mesir Orion (juga disebut Sah), Sothis dan Anukis di perahu yang bersebelahan dengan dewi langit Nut menelan langit malam di atasnya. Menurut keterangan peneliti Universitas Tubingen di Jerman serta Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir, lukisan ini menggambarkan mitologi dea-dewa yang disembah pada peringatan Tahun Baru Mesir kuno.
Dalam penggambarannya, Orion melambangkan konstelasi dengan nama yang sama. Sedangkan Sothis melambangkan Sirius, sebuah bintang yang tidak terlihat di langit malam di Mesir kuno.
Christian Leitz, profesor Egyptology di Universitas Tubingen mengatakan, bintang ini menandai Bulan Baru Mesir kuno yang muncul selama 70 hari dalam setahun sebelum tenggelam kembali di timur. Biasanya sungai Nil mengalami banjir musiman pada saat ini.
Orang Mesir kuno percaya bahwa sekitar 100 hari setelah kemunculan Sirius, dewi Anukis bertanggung jawab atas surutnya air banjir Sungai Nil. “Tahun Baru Mesir kuno terjadi pada pertengahan Juli di kalender modern kita,” kata Leitz kepada Live Science dikutip SINDOnews, Jumat (20/10/2023).
Karya seni Tahun Baru ini merupakan kemajuan terbaru dari beberapa penemuan yang dilakukan para ilmuwan di Kuil Esna. Selama ini lukisan di dalam kuil tertutup jelaga, kotoran, dan bahkan kotoran burung selama dua milenium.
Kemudian dalam lima tahun terakhir, para ilmuwan telah membersihkan langit-langit, mengungkap berbagai gambaran termasuk penggambaran zodiak kuno dan berbagai konstelasi astronomi, dewi mitologi, dan lebih dari 200 prasasti yang sebelumnya tidak diketahui.
Kuil ini tampaknya tidak didedikasikan untuk satu dewa. Para ilmuwan masih menganalisis terhadap peninggalan ini untuk memahami lebih lanjut tentang makna dan tujuan dekorasi lukisan di dalam kuil Esna.
Setelah tim selesai membersihkan langit-langit, mereka memulihkan beberapa lukisan lainnya. Salah satunya representasi tubuh singa dengan empat sayap dan kepala domba jantan. Menurut keterangan dalam prasasti yang ditemukan, ini melambangkan "angin selatan".
“Di Mesir kuno, angin selatan dikaitkan dengan panas terik dan ada kemungkinan bahwa singa mewakili kekuatan panas," kata Leitz. Setelah pemugaran langit-langit candi selesai, tim sedang membersihkan dinding candi, tiang-tiang, dan pronaos (area depan).
Restorasi ini diharapkan dapat mengungkap warna-warna baru dan detail gambar yang masih terlihat samar-samar. Kuil Esna pernah mengalami renovasi besar-besaran sekitar 2.000 tahun yang lalu ketika Romawi menguasai Mesir.
Lukisan-lukisan tersebut menunjukkan dewa Mesir Orion (juga disebut Sah), Sothis dan Anukis di perahu yang bersebelahan dengan dewi langit Nut menelan langit malam di atasnya. Menurut keterangan peneliti Universitas Tubingen di Jerman serta Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir, lukisan ini menggambarkan mitologi dea-dewa yang disembah pada peringatan Tahun Baru Mesir kuno.
Dalam penggambarannya, Orion melambangkan konstelasi dengan nama yang sama. Sedangkan Sothis melambangkan Sirius, sebuah bintang yang tidak terlihat di langit malam di Mesir kuno.
Christian Leitz, profesor Egyptology di Universitas Tubingen mengatakan, bintang ini menandai Bulan Baru Mesir kuno yang muncul selama 70 hari dalam setahun sebelum tenggelam kembali di timur. Biasanya sungai Nil mengalami banjir musiman pada saat ini.
Orang Mesir kuno percaya bahwa sekitar 100 hari setelah kemunculan Sirius, dewi Anukis bertanggung jawab atas surutnya air banjir Sungai Nil. “Tahun Baru Mesir kuno terjadi pada pertengahan Juli di kalender modern kita,” kata Leitz kepada Live Science dikutip SINDOnews, Jumat (20/10/2023).
Karya seni Tahun Baru ini merupakan kemajuan terbaru dari beberapa penemuan yang dilakukan para ilmuwan di Kuil Esna. Selama ini lukisan di dalam kuil tertutup jelaga, kotoran, dan bahkan kotoran burung selama dua milenium.
Kemudian dalam lima tahun terakhir, para ilmuwan telah membersihkan langit-langit, mengungkap berbagai gambaran termasuk penggambaran zodiak kuno dan berbagai konstelasi astronomi, dewi mitologi, dan lebih dari 200 prasasti yang sebelumnya tidak diketahui.
Kuil ini tampaknya tidak didedikasikan untuk satu dewa. Para ilmuwan masih menganalisis terhadap peninggalan ini untuk memahami lebih lanjut tentang makna dan tujuan dekorasi lukisan di dalam kuil Esna.
Setelah tim selesai membersihkan langit-langit, mereka memulihkan beberapa lukisan lainnya. Salah satunya representasi tubuh singa dengan empat sayap dan kepala domba jantan. Menurut keterangan dalam prasasti yang ditemukan, ini melambangkan "angin selatan".
“Di Mesir kuno, angin selatan dikaitkan dengan panas terik dan ada kemungkinan bahwa singa mewakili kekuatan panas," kata Leitz. Setelah pemugaran langit-langit candi selesai, tim sedang membersihkan dinding candi, tiang-tiang, dan pronaos (area depan).
Restorasi ini diharapkan dapat mengungkap warna-warna baru dan detail gambar yang masih terlihat samar-samar. Kuil Esna pernah mengalami renovasi besar-besaran sekitar 2.000 tahun yang lalu ketika Romawi menguasai Mesir.
(wib)