Ini Alasan Hanya Orang Kaya dan Pejabat Tinggi Mesir Kuno yang Bisa Dimumifikasi

Senin, 23 Oktober 2023 - 20:53 WIB
loading...
Ini Alasan Hanya Orang...
Para peneliti menemukan banyak sisa bejana yang digunakan para ahli pembuat mumi era Mesir kuno di Saqqara. Foto/zme science
A A A
KAIRO - Orang Mesir kuno menyakini ada kehidupan lain setelah kematian, sehingga jenazah orang yang telah meninggal harus tetap utuh. Keyakinan ini melahirkan proses mumifikasi pada jenazah orang meninggal pada era Mesir kuno.

Orang Mesir kuno percaya bahwa ketika seseorang meninggal, esensi spiritualnya akan bertahan dan segera memulai perjalanan untuk bertemu dengan berbagai entitas ilahi dan iblis. Pada akhirnya, jiwa pengembara akan bertemu Osiris, dewa kematian, yang akan menilai apakah roh pengembara layak bergabung dengan para dewa di surga abadi.

Namun agar perjalanan spiritual ini berhasil, tubuh fisik harus tetap utuh selama mungkin. Hal ini sangat menyusahkan masyarakat awam yang terlalu miskin untuk mampu membeli pembalseman yang sangat mahal ini.



“Jelas bahwa hanya sebagian kecil (kaya) dari elit Mesir yang dimumikan. Para petani miskin hanya dikuburkan di lubang-lubang di gurun pasir,” kata Philipp Stockhammer, Profesor arkeologi di Ludwig-Maximilians-University kepada ZME Science yang dikutip SINDOnews, Senin (23/10/2023).

Mumifikasi melibatkan penghilangan kelembapan dari tubuh dan penggunaan bahan kimia tertentu serta pengawet alami untuk mengeringkan daging dan organ. Karena mumifikasi secara harfiah adalah masalah kehidupan setelah kematian, proses ini dilakukan dengan sangat hati-hati agar tetap sempurna selama berabad-abad.

Memang orang Mesir kuno tidak tahu bahwa mikroba itu ada, namun melalui banyak percobaan, mereka menemukan campuran dan prosedur yang tepat yang dapat mengawetkan ribuan mumi. Bahkan mumi tersebut bertahan hingga saat ini.

Sayangnya, bagaimana proses mumifikasi dilakukan sebagian besar masih menjadi misteri karena hanya sedikit yang diketahui dari sejumlah teks kuno atau papirus. Sebagian besar dari sumber non-Mesir, seperti The Histories karya Herodotus, yang menjelaskan tiga tingkat mumifikasi.



Namun, para peneliti menemukan banyak sisa bejana yang digunakan para ahli pembuat mumi era Mesir kuno di Saqqara. Bejana ini masih berisi sisa bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembalseman.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2146 seconds (0.1#10.140)