5 Fakta Macan Tutul Salju, Kucing Langka yang Tidak Bisa Mengaum
loading...
A
A
A
JAKARTA - Macan tutul salju sering disebut sebagai kucing Asia besar berbulu panjang. Macan tutul salju atau Panthera uncia berada dalam famili Felidae yang juga sering dipanggil Ounce.
Macan tutul salju banyak ditemukan di pegunungan tinggi seperti Himalaya , Rusia, Tibet, China, dan pegunungan Asia Tengah mulai dari ketinggian 1.800 meter di musim dingin dam 5.500 meter di musim panas.
Macan tutul salju memiliki panjang tubuh sekitar 2,1 meter dengan tinggi sekitar 0,6 meter. Berat macan tutul salju bisa mencapai 23 sampai 41 kilogram.
Macan tutul salju memiliki bulu yang lembut dengan warna abu-abu dan ditutupi bintik-bintik hitam keabu-abuan. Bulu macan tutul salju bisa mencapai 5 sentimeter dengan bulu bagian bawah 10 sentimeter.
Macan tutul salju memiliki kaki yang ditutupi bulu untuk melindungi dari hawa yang dingin. Macan tutul salju memiliki kaki-kaki yang kuat dan merupakan pelompat yang hebat. Macan tutul salju bisa melompat sejauh 50 kaki atau setara dengan ketinggian 15 meter.
Macan tutul salju memiliki ekor yang panjang sekitar 90 sentimeter. Kucing besar Asia ini menggunakan ekornya untuk menjaga keseimbangan tubuhnya. Selain itu, ekornya dapat dijadikan sebagai selimut untuk menutupi bagian tubuh yang sensitif dari dinginnya pegunungan.
Macan tutul salju termasuk hewan soliter. Soliter adalah hewan yang lebih memilih untuk hidup sendiri dan tidak suka berkelompok. Hewan ini juga pemalu, karena jarang terlihat di alam liar kecuali saat berburu di waktu fajar dan senja.
Namun, macan tutul betina hidup bersama anaknya dan membesarkan anaknya di atas pegunungan sampai kurun waktu yang lama.
Macan tutul salju tidak memiliki laring, yang menyebabkan hewan ini tidak bisa mengaum. Padahal, mereka memiliki osifikasi parsial tulang hyoid yang memungkinkan mereka untuk mengaum. Namun, mereka tetap bisa mengeluarkan suara seperti mengeong, mendengus, dan mengerang.
International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengklasifikasikan macan tutul salju sebagai hewan yang rentan terhadap kepunahan. Penyebab kucing besar ini rentan terhadap kepunahan, karena adanya pembunuhan macan tutul salju yang dilakukan oleh manusia.
Selain itu, macan tutul salju kerap kali diburu secara liar dan kulitnya diperjualbelikan secara ilegal, serta dagingnya digunakan untuk pengobatan tradisional. Kehilangan habitat dan adanya perubahan iklim juga menjadi penyebab hilangnya populasi macan tutul salju.
MG/Vina Karlameta Suhandi
Macan tutul salju banyak ditemukan di pegunungan tinggi seperti Himalaya , Rusia, Tibet, China, dan pegunungan Asia Tengah mulai dari ketinggian 1.800 meter di musim dingin dam 5.500 meter di musim panas.
Macan tutul salju memiliki panjang tubuh sekitar 2,1 meter dengan tinggi sekitar 0,6 meter. Berat macan tutul salju bisa mencapai 23 sampai 41 kilogram.
Macan tutul salju memiliki bulu yang lembut dengan warna abu-abu dan ditutupi bintik-bintik hitam keabu-abuan. Bulu macan tutul salju bisa mencapai 5 sentimeter dengan bulu bagian bawah 10 sentimeter.
Berikut fakta lain dari macan tutul salju dirangkum dari berbagai sumber:
1. Pelompat Hebat
Macan tutul salju memiliki kaki yang ditutupi bulu untuk melindungi dari hawa yang dingin. Macan tutul salju memiliki kaki-kaki yang kuat dan merupakan pelompat yang hebat. Macan tutul salju bisa melompat sejauh 50 kaki atau setara dengan ketinggian 15 meter.
2. Memiliki Ekor Fungsional
Macan tutul salju memiliki ekor yang panjang sekitar 90 sentimeter. Kucing besar Asia ini menggunakan ekornya untuk menjaga keseimbangan tubuhnya. Selain itu, ekornya dapat dijadikan sebagai selimut untuk menutupi bagian tubuh yang sensitif dari dinginnya pegunungan.
3. Hewan Pemalu
Macan tutul salju termasuk hewan soliter. Soliter adalah hewan yang lebih memilih untuk hidup sendiri dan tidak suka berkelompok. Hewan ini juga pemalu, karena jarang terlihat di alam liar kecuali saat berburu di waktu fajar dan senja.
Namun, macan tutul betina hidup bersama anaknya dan membesarkan anaknya di atas pegunungan sampai kurun waktu yang lama.
4. Tidak Bisa Mengaum
Macan tutul salju tidak memiliki laring, yang menyebabkan hewan ini tidak bisa mengaum. Padahal, mereka memiliki osifikasi parsial tulang hyoid yang memungkinkan mereka untuk mengaum. Namun, mereka tetap bisa mengeluarkan suara seperti mengeong, mendengus, dan mengerang.
5. Rentan Punah
International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengklasifikasikan macan tutul salju sebagai hewan yang rentan terhadap kepunahan. Penyebab kucing besar ini rentan terhadap kepunahan, karena adanya pembunuhan macan tutul salju yang dilakukan oleh manusia.
Selain itu, macan tutul salju kerap kali diburu secara liar dan kulitnya diperjualbelikan secara ilegal, serta dagingnya digunakan untuk pengobatan tradisional. Kehilangan habitat dan adanya perubahan iklim juga menjadi penyebab hilangnya populasi macan tutul salju.
MG/Vina Karlameta Suhandi
(msf)