Letusan Besar di Matahari Bentuk Ngarai Api Sepanjang 96.560 Km, Jadi Peringatan Serius
loading...
A
A
A
FLORIDA - Sebuah ledakan dahsyat di matahari secara singkat membentuk lembah besar atau ngarai api di permukaan matahari sepanjang 60.000 mil atau 96.560 km. Ngarai api ini dua kali lebih lebar dari Amerika Serikat (AS) dan tujuh kali lebih panjang dari Bumi.
Lembah yang sangat besar dan berapi-api ini merupakan salah satu pengingat bahwa matahari sedang mendekati puncak ledakannya atau titik maksimum matahari . Gumpalan plasma yang terlempar dari matahari hingga melahirkan ngarai ini dapat meluncur ke bumi dan memicu badai geomagnetik dan aurora.
Spaceweather.com pada 31 Oktober 2023 melaporkan lingkaran plasma bermagnet, yang dikenal sebagai penonjolan matahari, tumbuh di belahan selatan matahari dan menjadi tidak stabil. Kemudian gumpalan plasma itu putus dan meluncur ke luar angkasa seperti pita elastis yang putus.
Saat menjauh, dia meninggalkan lubang raksasa seperti ngarai di plasma super panas yang membentuk permukaan matahari. Menurut situs Space.com, ngarai api ini lebarnya sekitar 6.200 mil atau 10.000 kilometer dan membentang 10 kali lebih panjang.
Jurang plasma itu sekitar 620 kali lebih lebar dan 224 kali lebih panjang dari Grand Canyon dan sekitar 50 kali lebih lebar dan 25 kali lebih panjang dari Valles Marineris di Mars. Valles Marineris merupakan ngarai terbesar yang diketahui di tata surya.
Ini bukanlah ngarai api pertama yang terlihat di matahari dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan April 2022, ngarai api sepanjang 124.000 mil atau 200.000 km terbuka di matahari.
Kemudian pada September 2022, ngarai api yang lebih besar membentang sepanjang 239.000 mil atau 385.000 km, muncul setelah letusan matahari yang dahsyat. Kedua ngarai ini memiliki kedalaman sekitar 12.400 mil atau 20.000 km, yaitu sekitar 1.800 kali lebih dalam dari Palung Mariana.
Ngarai matahari yang sangat besar adalah tanda terbaru bahwa dengan cepat mendekati titik maksimum matahari. Ini merupakan puncak ledakan dalam siklus matahari selama sekitar 11 tahun, yang kemungkinan akan terjadi pada tahun 2024.
Menjelang solar maksimum, garis-garis medan magnet matahari mulai kusut. Garis-garis tak kasat mata ini biasanya membatasi plasma ke permukaan matahari. Namun ketika keduanya saling terkait, menjadi kurang efektif dalam menahan plasma di tempatnya, sehingga memungkinkan terbentuknya tonjolan besar dan lembah dalam di permukaan.
Magnetisme permukaan yang lebih lemah juga menyebabkan serangkaian struktur plasma menarik lainnya tahun ini termasuk pusaran kutub raksasa yang berputar-putar di sekitar kutub utara matahari. Ada juga fenomena tornado matahari yang tingginya melebihi 14 kali Bumi, dan air terjun plasma yang yang menghujani matahari secara berapi-api.
Lembah yang sangat besar dan berapi-api ini merupakan salah satu pengingat bahwa matahari sedang mendekati puncak ledakannya atau titik maksimum matahari . Gumpalan plasma yang terlempar dari matahari hingga melahirkan ngarai ini dapat meluncur ke bumi dan memicu badai geomagnetik dan aurora.
Spaceweather.com pada 31 Oktober 2023 melaporkan lingkaran plasma bermagnet, yang dikenal sebagai penonjolan matahari, tumbuh di belahan selatan matahari dan menjadi tidak stabil. Kemudian gumpalan plasma itu putus dan meluncur ke luar angkasa seperti pita elastis yang putus.
Saat menjauh, dia meninggalkan lubang raksasa seperti ngarai di plasma super panas yang membentuk permukaan matahari. Menurut situs Space.com, ngarai api ini lebarnya sekitar 6.200 mil atau 10.000 kilometer dan membentang 10 kali lebih panjang.
Jurang plasma itu sekitar 620 kali lebih lebar dan 224 kali lebih panjang dari Grand Canyon dan sekitar 50 kali lebih lebar dan 25 kali lebih panjang dari Valles Marineris di Mars. Valles Marineris merupakan ngarai terbesar yang diketahui di tata surya.
Ini bukanlah ngarai api pertama yang terlihat di matahari dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan April 2022, ngarai api sepanjang 124.000 mil atau 200.000 km terbuka di matahari.
Kemudian pada September 2022, ngarai api yang lebih besar membentang sepanjang 239.000 mil atau 385.000 km, muncul setelah letusan matahari yang dahsyat. Kedua ngarai ini memiliki kedalaman sekitar 12.400 mil atau 20.000 km, yaitu sekitar 1.800 kali lebih dalam dari Palung Mariana.
Ngarai matahari yang sangat besar adalah tanda terbaru bahwa dengan cepat mendekati titik maksimum matahari. Ini merupakan puncak ledakan dalam siklus matahari selama sekitar 11 tahun, yang kemungkinan akan terjadi pada tahun 2024.
Menjelang solar maksimum, garis-garis medan magnet matahari mulai kusut. Garis-garis tak kasat mata ini biasanya membatasi plasma ke permukaan matahari. Namun ketika keduanya saling terkait, menjadi kurang efektif dalam menahan plasma di tempatnya, sehingga memungkinkan terbentuknya tonjolan besar dan lembah dalam di permukaan.
Magnetisme permukaan yang lebih lemah juga menyebabkan serangkaian struktur plasma menarik lainnya tahun ini termasuk pusaran kutub raksasa yang berputar-putar di sekitar kutub utara matahari. Ada juga fenomena tornado matahari yang tingginya melebihi 14 kali Bumi, dan air terjun plasma yang yang menghujani matahari secara berapi-api.
(wib)