Amerika Serikat Resmi Rilis Vaksin Chikungunya Pertama di Dunia

NEW YORK - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui vaksin pertama di dunia untuk virus chikungunya yang kini dipandang sebagai ancaman kesehatan global terbaru.



Menurut FDA, vaksin yang diberi nama Ixchiq ini disetujui untuk mereka yang berusia 18 tahun ke atas yang berisiko tinggi tertular penyakit tersebut.

Seperti dilansir dari Unilad, vaksin ini dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Valneva dari Eropa dan persetujuan yang diberikan oleh FDA diharapkan dapat mempercepat pelaksanaan imunisasi di negara-negara berisiko tinggi.

Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk ini menimbulkan gejala demam, sakit kepala, ruam, nyeri sendi, dan nyeri otot, bahkan bisa berakibat fatal, terutama pada bayi baru lahir.

Nyeri sendi yang disebabkan oleh virus dapat berlangsung berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Sekitar 440.000 kasus chikungunya termasuk 350 kematian dilaporkan pada September lalu.

Saat ini belum ada obat khusus untuk mengobati chikungunya dengan negara-negara di Afrika, Amerika Selatan, dan Asia Selatan yang mencatat jumlah kasus tertinggi tahun ini.

Data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa menunjukkan Brasil mencatat jumlah kasus tertinggi tahun ini sebanyak 218.613 kasus.

Lebih dari 93.000 kasus juga telah dilaporkan di India, di mana ibu kota New Delhi mengalami wabah besar pada tahun 2016.