4 Endapan Besar Gunung Berapi Ditemukan di Dasar Laut Eropa
loading...
A
A
A
ROMA - Empat megabeds atau endapan besar dari letusan gunung berapi super ditemukan di dasar Laut Mediterania. Megabeds adalah endapan besar di bawah laut yang terbentuk di cekungan laut akibat peristiwa bencana seperti letusan gunung berapi.
Megabeds gunung berapi super yang ditemukan di dasar laut menunjukkan peristiwa bencana besar di Eropa setiap 10.000 hingga 15.000 tahun sekali. Para peneliti menemukan lapisan tersebut saat menyelidiki endapan di dasar Laut Tyrrhenian, dekat pantai Italia, yang terdapat gunung berapi bawah laut besar.
Dalam studi baru yang diterbitkan 10 Agustus 2023 di jurnal Geology, menemukan rangkaian empat megabed, masing-masing berukuran antara 10 hingga 25 meter tebalnya. Setiap megabeds dipisahkan oleh lapisan sedimen yang berbeda.
Inti yang dibor dari situs tersebut menunjukkan bahwa megabed tersebut terbuat dari material vulkanik. Lapisan tertua berumur sekitar 40.000 tahun, lapisan tertua berikutnya berumur 32.000 tahun, lapisan ketiga berumur 18.000 tahun, dan lapisan termuda terbentuk sekitar 8.000 tahun yang lalu.
Derek Sawyer, profesor ilmu bumi di The Ohio State University mengatakan, temuan ini akan membantu para peneliti memahami risiko yang ditimbulkan oleh gunung berapi di wilayah tersebut. “Seluruh bidang itu masih aktif, masih banyak kekhawatiran tentang masa depannya, jadi tentu saja berpotensi terjadi lagi,” ujarnya dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Kamis (16/11/2023).
Tim kemudian mengamati aktivitas vulkanik yang diketahui di wilayah tersebut untuk menentukan sumber megabeds. Wilayah tempat terbentuknya lapisan vulkanik sangat aktif dan termasuk gunung api super Campi Flegrei, yang baru-baru ini bergemuruh.
Megabed tertua terbentuk setelah letusan besar Campi Flegrei 39.000 tahun yang lalu, salah satu letusan terbesar yang diketahui di Bumi. Letusan yang sama mungkin juga telah menciptakan lapisan kedua, karena lapisan di antara keduanya hanya 3,2 kaki atau 1 meter, yang menunjukkan interval relatif singkat antara kedua letusan tersebut.
Para ilmuwan memperkirakan megabed berusia 18.000 tahun terbentuk setelah supererupsi Tuff Kuning Neapolitan di Campi Flegrei sekitar 15.000 tahun yang lalu. Sedangkan megabed termuda diendapkan oleh letusan lain yang kurang energik di Campi Flegrei.
Letusan terjadi kira-kira setiap 10.000 hingga 15.000 tahun. Namun, mereka menyempurnakan tanggal letusan untuk mendapatkan gambaran yang lebih tepat mengenai siklus dan potensi risiko di masa depan. “Ini tidak dibatasi seperti yang kami inginkan,” kata Sawyer.
Megabeds gunung berapi super yang ditemukan di dasar laut menunjukkan peristiwa bencana besar di Eropa setiap 10.000 hingga 15.000 tahun sekali. Para peneliti menemukan lapisan tersebut saat menyelidiki endapan di dasar Laut Tyrrhenian, dekat pantai Italia, yang terdapat gunung berapi bawah laut besar.
Dalam studi baru yang diterbitkan 10 Agustus 2023 di jurnal Geology, menemukan rangkaian empat megabed, masing-masing berukuran antara 10 hingga 25 meter tebalnya. Setiap megabeds dipisahkan oleh lapisan sedimen yang berbeda.
Inti yang dibor dari situs tersebut menunjukkan bahwa megabed tersebut terbuat dari material vulkanik. Lapisan tertua berumur sekitar 40.000 tahun, lapisan tertua berikutnya berumur 32.000 tahun, lapisan ketiga berumur 18.000 tahun, dan lapisan termuda terbentuk sekitar 8.000 tahun yang lalu.
Derek Sawyer, profesor ilmu bumi di The Ohio State University mengatakan, temuan ini akan membantu para peneliti memahami risiko yang ditimbulkan oleh gunung berapi di wilayah tersebut. “Seluruh bidang itu masih aktif, masih banyak kekhawatiran tentang masa depannya, jadi tentu saja berpotensi terjadi lagi,” ujarnya dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Kamis (16/11/2023).
Tim kemudian mengamati aktivitas vulkanik yang diketahui di wilayah tersebut untuk menentukan sumber megabeds. Wilayah tempat terbentuknya lapisan vulkanik sangat aktif dan termasuk gunung api super Campi Flegrei, yang baru-baru ini bergemuruh.
Megabed tertua terbentuk setelah letusan besar Campi Flegrei 39.000 tahun yang lalu, salah satu letusan terbesar yang diketahui di Bumi. Letusan yang sama mungkin juga telah menciptakan lapisan kedua, karena lapisan di antara keduanya hanya 3,2 kaki atau 1 meter, yang menunjukkan interval relatif singkat antara kedua letusan tersebut.
Para ilmuwan memperkirakan megabed berusia 18.000 tahun terbentuk setelah supererupsi Tuff Kuning Neapolitan di Campi Flegrei sekitar 15.000 tahun yang lalu. Sedangkan megabed termuda diendapkan oleh letusan lain yang kurang energik di Campi Flegrei.
Letusan terjadi kira-kira setiap 10.000 hingga 15.000 tahun. Namun, mereka menyempurnakan tanggal letusan untuk mendapatkan gambaran yang lebih tepat mengenai siklus dan potensi risiko di masa depan. “Ini tidak dibatasi seperti yang kami inginkan,” kata Sawyer.
(wib)