Jumlah Sperma Pria di Seluruh Dunia Menurun Drastis
loading...
A
A
A
LONDON - Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction menemukan bahwa jumlah sperma pria di seluruh dunia telah menurun secara signifikan selama beberapa dekade terakhir.
Studi ini, yang meninjau data dari lebih dari 40.000 pria di 18 negara, menemukan bahwa jumlah sperma rata-rata telah menurun sebesar 59% sejak tahun 1973.
Seperti dilansir dari Wion News, Minggu (19/11/2023), penurunan ini dikaitkan dengan meningkatnya paparan pestisida. Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama, seperti serangga, gulma, dan jamur.
Mereka dapat ditemukan di berbagai tempat, termasuk makanan, air, dan lingkungan.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pestisida dapat memiliki efek negatif pada kesehatan reproduksi pria.
Pestisida dapat merusak sperma, mengurangi jumlah sperma, dan menurunkan motilitas sperma (kemampuan sperma untuk bergerak).
Studi ini adalah yang pertama untuk melihat hubungan antara paparan pestisida dan penurunan jumlah sperma secara global.
Studi ini menunjukkan bahwa paparan pestisida yang meningkat dapat menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan jumlah sperma di seluruh dunia.
Penurunan jumlah sperma dapat memiliki konsekuensi yang serius bagi kesehatan reproduksi pria. Jumlah sperma yang rendah dapat meningkatkan risiko infertilitas, keguguran, dan kelahiran prematur.
Studi ini juga menyoroti pentingnya mengurangi paparan pestisida. Pemerintah dan industri perlu bekerja sama untuk mengembangkan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan mengurangi penggunaan pestisida.
Studi ini, yang meninjau data dari lebih dari 40.000 pria di 18 negara, menemukan bahwa jumlah sperma rata-rata telah menurun sebesar 59% sejak tahun 1973.
Seperti dilansir dari Wion News, Minggu (19/11/2023), penurunan ini dikaitkan dengan meningkatnya paparan pestisida. Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama, seperti serangga, gulma, dan jamur.
Mereka dapat ditemukan di berbagai tempat, termasuk makanan, air, dan lingkungan.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pestisida dapat memiliki efek negatif pada kesehatan reproduksi pria.
Pestisida dapat merusak sperma, mengurangi jumlah sperma, dan menurunkan motilitas sperma (kemampuan sperma untuk bergerak).
Studi ini adalah yang pertama untuk melihat hubungan antara paparan pestisida dan penurunan jumlah sperma secara global.
Studi ini menunjukkan bahwa paparan pestisida yang meningkat dapat menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan jumlah sperma di seluruh dunia.
Penurunan jumlah sperma dapat memiliki konsekuensi yang serius bagi kesehatan reproduksi pria. Jumlah sperma yang rendah dapat meningkatkan risiko infertilitas, keguguran, dan kelahiran prematur.
Studi ini juga menyoroti pentingnya mengurangi paparan pestisida. Pemerintah dan industri perlu bekerja sama untuk mengembangkan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan mengurangi penggunaan pestisida.
(wbs)