Update Penelitian COVID-19: Reaksi Kekebalan Flu Biasa Bisa Beri Perlindungan

Jum'at, 07 Agustus 2020 - 17:02 WIB
loading...
Update Penelitian COVID-19:...
Studi sebelumnya telah menemukan beberapa orang yang belum pernah terpapar SARS-CoV-2 memiliki sel kekebalan yang disebut sel T memori yang dapat mengenali virus. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Beberapa sel kekebalan yang mengenali virus penyebab flu biasa juga merespons SARS-CoV-2, virus Corona yang bertanggung jawab atas pandemik COVID-19. (Baca juga: Ngeri! Kasus Positif Corona Terus Meningkat, 29 Kantor di DKI Jakarta Kembali Tutup )

Studi sebelumnya telah menemukan beberapa orang yang belum pernah terpapar SARS-CoV-2 memiliki sel kekebalan yang disebut sel T memori yang dapat mengenali virus. Daniela Weiskopf dan Alessandro Sette di La Jolla Institute for Immunology di California menganalisis sel T tersebut, dan menemukan bahwa mereka mengenali sekuens tertentu dari beberapa protein SARS-CoV-2 .

Laman Nature.com melaporkan, tim kemudian mengidentifikasi urutan serupa pada virus Corona flu biasa, dan menunjukkan urutan ini dapat mengaktifkan beberapa sel T yang juga merespons SARS-CoV-2. Temuan ini menambah bobot pada hipotesis bahwa kekebalan yang ada terhadap virus korona dingin dapat berkontribusi pada perbedaan tingkat keparahan COVID-19. Namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendukung kesimpulan itu.

Campuran Antibodi Lindungi Monyet dan Hamster dari Gejala Virus
Campuran dua antibodi manusia terhadap virus Corona baru menunjukkan harapan dalam tes hewan untuk mencegah dan mengobati COVID-19.

Antibodi penetral adalah molekul kekebalan yang dapat menempel pada virus dan menonaktifkannya. Christos Kyratsous dari Regeneron Pharmaceuticals di Tarrytown, New York, dan rekannya membuat campuran dua antibodi penetral yang mengikat SARS-CoV-2. Mereka memberikan koktail pada monyet rhesus (Macaca mulatta), yang menjadi sakit ringan saat terinfeksi.

Para peneliti menemukan bahwa dibandingkan hewan yang menggunakan plasebo, monyet yang menerima kombinasi antibodi lebih kecil untuk terserang pneumonia. Dan jika mereka melakukannya, memiliki lebih sedikit kerusakan paru-paru.

Hal ini terjadi pada monyet yang mengambil antibodi sebelum atau setelah menerima dosis virus. (Baca juga: Kenali Gejala Penyakit Batu Ginjal dan Pengobatan Operasi Terkini )

Berbeda dengan kera, hamster emas Suriah (Mesocricetus auratus) yang terinfeksi SARS-CoV-2 menjadi sakit parah. Tetapi hamster yang diberi dosis virus kehilangan lebih sedikit berat badan - atau bahkan bertambah berat - dibandingkan dengan tikus kontrol jika diberi koktail antibodi sebelum atau setelah menerima dosis virus. Temuan ini sendiri belum ditinjau sejawat.
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1926 seconds (0.1#10.140)