Debut Kolaborasi NASA dan India, Siap Luncurkan Satelit Iklim NISAR Tahun 2024
loading...
A
A
A
FLORIDA - NASA dan badan antariksa India ISRO berkolaborasi meluncurkan satelit iklim yang diberi nama NISAR pada tahun 2024. Satelit ini akan membantu para ilmuwan memantau bagaimana perubahan iklim mempengaruhi beragam lanskap bumi.
Satelit NISAR, merupakan debut kolaborasi antara NASA dan ISRO, untuk mengembangkan perangkat keras misi pengamatan Bumi. NASA dan ISRO sedang melakukan sentuhan akhir pada satelit NISAR, kepanjangan dari NASA-ISRO Synthetic Aperture Radar.
NISAR akan diluncurkan mulai awal tahun 2024 dari Satish Dhawan Space Center ISRO di India selatan. Setelah diluncurkan pada tahun 2024, NISAR akan terus memindai permukaan bumi dengan radar. Salah satu tujuan utamanya adalah melacak bagaimana lanskap planet Bumi berubah seiring waktu.
Setiap 12 hari, NISAR akan memindai seluruh daratan dan permukaan es sebanyak dua kali. Satelit tersebut berisi dua sistem radar aperture sintetis (SAR) yang berbeda, masing-masing mengamati Bumi dengan panjang gelombang berbeda.
NASA sedang mengembangkan SAR L-band, sedangkan ISRO sedang mengembangkan SAR S-band, yang memindai dengan gelombang radio dengan panjang gelombang lebih pendek. “Ini bisa memberi kita pandangan yang benar-benar dapat diandalkan tentang bagaimana daratan dan es di bumi berubah,” kata Paul Rosen, ilmuwan proyek NISAR di Jet Propulsion Laboratory NASA di California Selatan, Jumat (1/12/2023).
Secara khusus, NISAR akan fokus pada hutan dan lahan basah di bumi. Para ilmuwan iklim sangat tertarik pada kedua jenis ekosistem tersebut, karena hutan dan lahan basah berfungsi sebagai penyerap karbon yang penting.
“Secara global, kita tidak memahami dengan baik sumber dan serapan karbon dari ekosistem darat, khususnya dari hutan. Jadi kami berharap NISAR akan sangat membantu mengatasi hal tersebut,” kata Anup Das, ilmuwan ekosistem dan salah satu ketua tim sains NISAR ISRO.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Satelit NISAR, merupakan debut kolaborasi antara NASA dan ISRO, untuk mengembangkan perangkat keras misi pengamatan Bumi. NASA dan ISRO sedang melakukan sentuhan akhir pada satelit NISAR, kepanjangan dari NASA-ISRO Synthetic Aperture Radar.
NISAR akan diluncurkan mulai awal tahun 2024 dari Satish Dhawan Space Center ISRO di India selatan. Setelah diluncurkan pada tahun 2024, NISAR akan terus memindai permukaan bumi dengan radar. Salah satu tujuan utamanya adalah melacak bagaimana lanskap planet Bumi berubah seiring waktu.
Setiap 12 hari, NISAR akan memindai seluruh daratan dan permukaan es sebanyak dua kali. Satelit tersebut berisi dua sistem radar aperture sintetis (SAR) yang berbeda, masing-masing mengamati Bumi dengan panjang gelombang berbeda.
NASA sedang mengembangkan SAR L-band, sedangkan ISRO sedang mengembangkan SAR S-band, yang memindai dengan gelombang radio dengan panjang gelombang lebih pendek. “Ini bisa memberi kita pandangan yang benar-benar dapat diandalkan tentang bagaimana daratan dan es di bumi berubah,” kata Paul Rosen, ilmuwan proyek NISAR di Jet Propulsion Laboratory NASA di California Selatan, Jumat (1/12/2023).
Secara khusus, NISAR akan fokus pada hutan dan lahan basah di bumi. Para ilmuwan iklim sangat tertarik pada kedua jenis ekosistem tersebut, karena hutan dan lahan basah berfungsi sebagai penyerap karbon yang penting.
“Secara global, kita tidak memahami dengan baik sumber dan serapan karbon dari ekosistem darat, khususnya dari hutan. Jadi kami berharap NISAR akan sangat membantu mengatasi hal tersebut,” kata Anup Das, ilmuwan ekosistem dan salah satu ketua tim sains NISAR ISRO.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(wib)