Spesies Tikus Ini Tiba-tiba Muncul usai Divonis Punah 87 Tahun Lalu
loading...
A
A
A
CAPE TOWN - Para peneliti di Afrika Selatan mengumumkan bahwa mereka telah menemukan kembali spesies tikus tanah emas buta yang mampu "berenang" di pasir.
BACA JUGA - Kemunculan Harimau Jawa di Gunung Pegat Kembali Undang Perdebatan
Seperti dilansir dari Wion News, Minggu (2/12/2023), spesies ini, yang disebut Cryptochloris wintoni atau tikus tanah keemasan De Winton, terakhir kali terlihat pada tahun 1938 dan telah dianggap punah selama lebih dari 87 tahun.
Tikus tanah keemasan De Winton adalah hewan kecil yang panjangnya sekitar 15 cm. Tubuh mereka ditutupi bulu berwarna keemasan, dan mereka memiliki ekor yang panjang dan ramping.
Tikus tanah ini adalah hewan nokturnal dan menggali lubang di pasir untuk berlindung. Mereka juga mampu berenang di pasir dengan menggunakan ekor mereka untuk mendorong diri mereka maju.
Hewan ini ditemukan kembali oleh tim peneliti dari Endangered Wildlife Trust dan Universitas Pretoria. Tim peneliti tersebut sedang melakukan penelitian tentang mamalia di pantai barat Afrika Selatan ketika mereka menemukan dua ekor tikus tanah keemasan De Winton di sebuah pantai di Port Nolloth.
Penemuan ini merupakan kabar baik bagi para konservasionis. Tikus tanah keemasan De Winton adalah spesies yang terancam punah, dan penemuan kembalinya menunjukkan bahwa masih ada harapan untuk menyelamatkan spesies ini dari kepunahan.
Para peneliti mengatakan bahwa mereka akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mempelajari lebih lanjut tentang tikus tanah keemasan De Winton.
Mereka ingin mengetahui lebih banyak tentang habitatnya, perilakunya, dan ancaman yang dihadapinya.
BACA JUGA - Kemunculan Harimau Jawa di Gunung Pegat Kembali Undang Perdebatan
Seperti dilansir dari Wion News, Minggu (2/12/2023), spesies ini, yang disebut Cryptochloris wintoni atau tikus tanah keemasan De Winton, terakhir kali terlihat pada tahun 1938 dan telah dianggap punah selama lebih dari 87 tahun.
Tikus tanah keemasan De Winton adalah hewan kecil yang panjangnya sekitar 15 cm. Tubuh mereka ditutupi bulu berwarna keemasan, dan mereka memiliki ekor yang panjang dan ramping.
Tikus tanah ini adalah hewan nokturnal dan menggali lubang di pasir untuk berlindung. Mereka juga mampu berenang di pasir dengan menggunakan ekor mereka untuk mendorong diri mereka maju.
Hewan ini ditemukan kembali oleh tim peneliti dari Endangered Wildlife Trust dan Universitas Pretoria. Tim peneliti tersebut sedang melakukan penelitian tentang mamalia di pantai barat Afrika Selatan ketika mereka menemukan dua ekor tikus tanah keemasan De Winton di sebuah pantai di Port Nolloth.
Penemuan ini merupakan kabar baik bagi para konservasionis. Tikus tanah keemasan De Winton adalah spesies yang terancam punah, dan penemuan kembalinya menunjukkan bahwa masih ada harapan untuk menyelamatkan spesies ini dari kepunahan.
Para peneliti mengatakan bahwa mereka akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mempelajari lebih lanjut tentang tikus tanah keemasan De Winton.
Mereka ingin mengetahui lebih banyak tentang habitatnya, perilakunya, dan ancaman yang dihadapinya.
(wbs)