6 Macam Erupsi Letusan Gunung yang Berbahaya dan Mematikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tercatat hingga saat ini11 pendaki meninggal dunia usai erupsi terjadi pada Gunung Marapi di Sumatra Barat. Gunung Marapi yang berada di wilayah administrasi Kabupaten Agam dan Tanah Datar, meletus pada Minggu (3/12) sekitar pukul 14.54 WIB.
BACA JUGA - Gunung Marapi Meletus, Kabupaten Agam Diguyur Hujan Abu
Meletusnya gunung api berketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini ditandai dengan adanya muntahan kolom abu berisi material vulkanik hingga 3.000 meter dari puncak kawah yang disertai suara gemuruh.
Menurut keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) gejala peningkatan aktivitas vulkanis Gunung Marapi yang dapat terjadi erupsi bersifat eksplosif ini sudah berlangsung sejak Januari 2023.
Oleh karenanya status Gunung Marapi tetap di level II (level waspada) karena sewaktu-waktu dapat erupsi seperti yang terjadi hari ini.
Berdasarkan riset IFL Science ada 6 erupsi yang sangat berbahaya dan harus dihindarkan.
1. Tipe Hawaiian, yaitu erupsi yang umumnya berupa semburan lava pijar seperti air mancur dan pada saat bersamaan diikuti leleran lava pada celah-celah gunung berapi atau kepundan.
Semburan ini bisa berlangsung selama berjam-berjam hingga berhari-hari. Karena sangat cair, semburan lava ini bisa mengalir berkilometer-kilometer jauhnya dari puncak gunung.
Erupsi tipe Hawaiian merujuk pada Gunung Berapi Kilauea yang terkenal akan semburan lavanya yang spektakuler. Dua contoh erupsi jenis ini adalah letusan kawah Kilauea Iki di puncak Gunung Kilauea (1959) dan letusan Maula Ulu pada 1969-1974.
2. Tipe Merapi. Letupan tipe ini diambil dari letusan gunung Merapi. Tipe letusan ini biasanya terjadi pada gunung api tipe andesit yang berbentuk kerucut. Fragmen-fragmen guguran lava terbentuk ketika kubah lava tidak stabil pada gunung api.
3. Tipe Strombolian hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua.
BACA JUGA - Gunung Marapi Meletus, Kabupaten Agam Diguyur Hujan Abu
Meletusnya gunung api berketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini ditandai dengan adanya muntahan kolom abu berisi material vulkanik hingga 3.000 meter dari puncak kawah yang disertai suara gemuruh.
Menurut keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) gejala peningkatan aktivitas vulkanis Gunung Marapi yang dapat terjadi erupsi bersifat eksplosif ini sudah berlangsung sejak Januari 2023.
Oleh karenanya status Gunung Marapi tetap di level II (level waspada) karena sewaktu-waktu dapat erupsi seperti yang terjadi hari ini.
Berdasarkan riset IFL Science ada 6 erupsi yang sangat berbahaya dan harus dihindarkan.
1. Tipe Hawaiian, yaitu erupsi yang umumnya berupa semburan lava pijar seperti air mancur dan pada saat bersamaan diikuti leleran lava pada celah-celah gunung berapi atau kepundan.
Semburan ini bisa berlangsung selama berjam-berjam hingga berhari-hari. Karena sangat cair, semburan lava ini bisa mengalir berkilometer-kilometer jauhnya dari puncak gunung.
Erupsi tipe Hawaiian merujuk pada Gunung Berapi Kilauea yang terkenal akan semburan lavanya yang spektakuler. Dua contoh erupsi jenis ini adalah letusan kawah Kilauea Iki di puncak Gunung Kilauea (1959) dan letusan Maula Ulu pada 1969-1974.
2. Tipe Merapi. Letupan tipe ini diambil dari letusan gunung Merapi. Tipe letusan ini biasanya terjadi pada gunung api tipe andesit yang berbentuk kerucut. Fragmen-fragmen guguran lava terbentuk ketika kubah lava tidak stabil pada gunung api.
3. Tipe Strombolian hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua.