Patahan Bumi Sepanjang 80,5 Km Ditemukan di Kanada, Berpotensi Picu Tsunami Besar di AS

Minggu, 10 Desember 2023 - 10:04 WIB
loading...
Patahan Bumi Sepanjang...
Para ilmuwan menemukan retakan atau patahan Bumi sepanjang 50 mil atau 80,5 km yang melintasi British Columbia di Kanada. Foto/Ilustrasi/Daily Mail
A A A
WASHINGTON - Para ilmuwan menemukan retakan atau patahan Bumi sepanjang 50 mil atau 80,5 km yang melintasi British Columbia di Kanada. Melihat dari letak patahan tersebut, berpotensi memicu gempa besar di Kanada dan mengundang tsunami di bagian timur laut Amerika Serikat (AS).

Garis patahan sepanjang 80,5 km jika patah atau bergerak dapat menimbulkan gempa dan memicu tsunami di wilayah sekitar Cekungan Georgia, sebagian wilayah Washington, serta British Columbia. Cekungan Georgia meliputi kota Bellingham, Seattle, Tacoma, dan Olympia di AS, serta Vancouver, Victoria, dan Whistler di Kanada.

Penemuan ini dilakukan tim peneliti yang mencakup Nick Harrichhausen, postdoctoral di Université Grenoble Alpes di Perancis. “Gempa bumi sebesar ini akan menimbulkan kerusakan, terutama mengingat letaknya yang dekat dengan daerah perkotaan,” kata Harrichhausen dikutip SINDOnews dari laman Daily Mail, Minggu (10/12/2023).



Harrichausen dan rekan-rekannya menjelajahi garis patahan tersebut dengan menggali parit di atasnya, mencari tanda-tanda gempa bumi dan pergeseran garis patahan dalam sejarah geologi. Tanda-tanda tersebut muncul dalam bentuk perubahan medan magnet.

Mineral dalam batuan memiliki tingkat kemagnetan yang berbeda-beda. Mengukur perbedaan ini dapat menunjukkan apakah formasi batuan besar terbentuk pada saat yang sama dan tetap bentuknya.

Apa yang mereka temukan adalah, beberapa saat setelah gletser membentuk lanskap, patahan slip-dip telah menggeser daratan. Mereka menghitung hal ini terjadi dalam 12.000 tahun terakhir, kemungkinan antara 4.700 dan 2.300 tahun yang lalu.

Namun, menghitung kapan peristiwa seperti ini bisa terjadi merupakan suatu tantangan, bahkan bagi ahli geologi. Jika gempa kembali terjadi, kata Harrichhausen, masyarakat di wilayah tersebut dapat mengambil beberapa langkah dasar untuk bersiap.



“Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah melihat interval kekambuhan gempa di masa lalu (rata-rata jumlah tahun antar gempa),” ujarnya. Dalam studi yang terbit minggu ini di jurnal Tectonics, untuk membuat perhitungan ini memerlukan setidaknya dua gempa bumi terpisah untuk memperkirakan waktu antar gempa bumi.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3132 seconds (0.1#10.140)