Gletser Kiamat Mencair, Ilmuwan Siapkan Rencana Radikal untuk Antisipasi Tsunami

Minggu, 10 November 2024 - 23:27 WIB
loading...
Gletser Kiamat Mencair,...
Gletser Kiamat mencair. FOTO/ WION NEWS
A A A
ALASKA - Para ilmuwan menemukan cara radikal untuk menghentikan pencairan gletser Antartika yang besar, yang dapat menyebabkan banjir besar di Pantai Timur AS.



Para peneliti mengatakan bahwa dengan memasang tirai bawah air raksasa, mereka dapat mengentalkan gletser buatan dengan air laut atau mereka dapat mendinginkan batuan dasar untuk mengurangi masuknya air hangat ke Gletser Thwaites, yang juga disebut "Gletser Kiamat".

Gletser Thwaites telah mencair dengan kecepatan yang sangat tinggi akibat perubahan iklim dan kemungkinan akan meningkatkan permukaan air laut global hingga 10 kaki, sehingga beberapa pihak khawatir kota-kota pesisir seperti New York, Charleston, Atlantic City, dan Miami akan kebanjiran.

Untuk menghindari tsunami dahsyat ini, para peneliti yang dipimpin oleh Climate Systems Engineering Initiative di Universitas Chicago menerbitkan sebuah laporan di mana mereka menyebut gagasan yang diusulkan tersebut sebagai "inisiatif utama".

Profesor ilmu geofisika dan salah satu penulis white paper, Douglas MacAyeal, mengatakan, "Argumen kami adalah bahwa kita harus mulai mendanai penelitian ini sekarang, sehingga kita tidak membuat keputusan yang panik di kemudian hari ketika air sudah membasahi pergelangan kaki kita."

Dalam laporan baru tersebut, salah satu usulan menyebutkan bahwa air laut dapat dipompa ke permukaan Gletser Kiamat yang akan membeku karena suhu udara dingin dan menebalkan gletser. Namun, gagasan tersebut mengandung risiko dan biaya, demikian peringatan para penulis.

Salinitas air laut dapat merusak integritas struktural es dan energi dibutuhkan untuk memompa air laut dalam jumlah besar.

Perusahaan rintisan asal Inggris, Real Ice, telah menggarap ide pemompaan air laut sejak 2019. Sebelumnya, uji coba lapangan menunjukkan hasil yang menjanjikan di Kanada, namun, penerapannya dalam skala besar akan menelan biaya sekitar USD6 miliar per tahun dan membutuhkan masukan energi yang sangat besar.

Menurut beberapa pakar, gagasan tersebut "radikal" dan menyatakan bahwa geoengineering "akan sulit atau tidak mungkin dicapai dan mengalihkan fokus dari pembicaraan yang lebih penting tentang pengurangan emisi karbon."

Ekonom iklim di Sekolah Iklim Columbia, Gernot Wagner, berkata, "Ketika kita berbicara tentang rekayasa geoglasial, kita perlu mengatakan kebenaran, yaitu bahwa itu bukanlah solusi untuk perubahan iklim - paling tidak, itu adalah obat penghilang rasa sakit."
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1513 seconds (0.1#10.140)