Pakai Gelombang Ultrasound, Operasi Bedah Kini Tanpa Sayatan
loading...
A
A
A
CALIFORNIA - Para peneliti di Universitas California, San Francisco (UCSF) telah mengembangkan printer 3D yang menggunakan ultrasound untuk mencetak benda-benda di dalam tubuh.
BACA JUGA - Nyeri Trigeminal Neuralgia Dapat Ditangani dengan Operasi Bedah Mikro
Printer ini memiliki potensi untuk memungkinkan operasi tanpa sayatan, yang dapat mengurangi rasa sakit dan waktu pemulihan bagi pasien.
Printer 3D ini menggunakan gelombang ultrasound untuk membentuk struktur 3D dari bahan-bahan yang tidak berbahaya, seperti gelatin atau plastik.
Gelombang ultrasound diarahkan ke area tubuh yang ingin dicetak, dan menyebabkan bahan tersebut mengeras di tempatnya.
Peneliti telah menggunakan printer 3D ini untuk mencetak berbagai benda, termasuk stent, implan, dan bahkan organ kecil. Mereka percaya bahwa printer ini dapat digunakan untuk melakukan operasi yang saat ini membutuhkan sayatan, seperti operasi jantung dan otak.
“Printer 3D ini memiliki potensi untuk mengubah cara kita melakukan operasi, Operasi tanpa sayatan dapat mengurangi rasa sakit dan waktu pemulihan bagi pasien, dan dapat membuat operasi lebih aman dan efektif” kata Dr. Charles Vacanti, salah satu peneliti yang mengembangkan printer tersebut seperti dilansir dari Wion News, Senin (11/12/2023).
Printer 3D ini masih dalam tahap awal pengembangan, tetapi para peneliti berharap dapat menggunakannya dalam praktik klinis dalam beberapa tahun mendatang.
BACA JUGA - Nyeri Trigeminal Neuralgia Dapat Ditangani dengan Operasi Bedah Mikro
Printer ini memiliki potensi untuk memungkinkan operasi tanpa sayatan, yang dapat mengurangi rasa sakit dan waktu pemulihan bagi pasien.
Printer 3D ini menggunakan gelombang ultrasound untuk membentuk struktur 3D dari bahan-bahan yang tidak berbahaya, seperti gelatin atau plastik.
Gelombang ultrasound diarahkan ke area tubuh yang ingin dicetak, dan menyebabkan bahan tersebut mengeras di tempatnya.
Peneliti telah menggunakan printer 3D ini untuk mencetak berbagai benda, termasuk stent, implan, dan bahkan organ kecil. Mereka percaya bahwa printer ini dapat digunakan untuk melakukan operasi yang saat ini membutuhkan sayatan, seperti operasi jantung dan otak.
“Printer 3D ini memiliki potensi untuk mengubah cara kita melakukan operasi, Operasi tanpa sayatan dapat mengurangi rasa sakit dan waktu pemulihan bagi pasien, dan dapat membuat operasi lebih aman dan efektif” kata Dr. Charles Vacanti, salah satu peneliti yang mengembangkan printer tersebut seperti dilansir dari Wion News, Senin (11/12/2023).
Printer 3D ini masih dalam tahap awal pengembangan, tetapi para peneliti berharap dapat menggunakannya dalam praktik klinis dalam beberapa tahun mendatang.
(wbs)