Anthony Fokker, Tokoh Kelahiran Blitar Pencipta Pesawat Tempur Perang Dunia I

Minggu, 31 Desember 2023 - 13:17 WIB
loading...
Anthony Fokker, Tokoh...
Anthony Fokker, FOTO/ WIKIPEDIA
A A A
BERLIN - Pesawat tempur Fokker D VII Jerman yang sangat digdaya selama Perang Dunia I ternyata diciptakan orang tokoh kelahiran Blitar Indonesia. Dia adalah Anthony Fokker, seorang tokoh penting dalam dunia penerbangan.


Anthony Fokker adalah seorang tokoh penting dalam dunia penerbangan. Ia lahir di Blitar, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), pada tanggal 6 April 1890.

Ayahnya adalah seorang pemilik perkebunan kopi. Pada usia empat tahun, dia dibawa pulang ke Amsterdam untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

Fokker mulai tertarik dengan penerbangan pada usia muda. Pada tahun 1907, ia membangun pesawat terbang pertamanya, yang disebut "Doppeldecker". Pesawat ini adalah pesawat biplan sederhana yang terbuat dari kayu dan kain.

Pada tahun 1911, Fokker mendirikan perusahaan pesawat terbangnya sendiri, Fokker Flugzeugwerke. Perusahaan ini memproduksi berbagai macam pesawat terbang, termasuk pesawat tempur, pesawat penumpang, dan pesawat pelatihan.

Selama Perang Dunia I, Fokker memproduksi beberapa pesawat tempur yang paling sukses, termasuk Eindecker, Dr. 1, dan D. VII. Pesawat-pesawat ini memberikan keunggulan udara yang signifikan bagi Jerman.

Setelah perang, Fokker melanjutkan produksi pesawat terbang. Perusahaannya berkembang pesat dan menjadi salah satu produsen pesawat terbang terkemuka di dunia.

Namun, meskipun Anthony Fokker lahir di Blitar, kehidupannya di Indonesia hanya berlangsung hingga usianya mencapai empat tahun. Keluarganya kemudian memutuskan untuk pulang dan menetap di Harlem, Belanda, sehingga Anthony meninggalkan tempat kelahirannya.

Baru-baru ini, seorang peneliti sejarah, Prabowo, berhasil menemukan lokasi spesifik tempat kelahiran Anthony Fokker. Dalam akun Facebook "Blitar Tempo Doeloe," Prabowo membagikan sejarah tentang kelahiran Fokker di sebuah perkebunan kopi Blitar, tepatnya di lereng selatan Gunung Kelud.

Awalnya, Prabowo menduga bahwa Fokker lahir di perkebunan kopi wilayah Karanganyar, Nglegok. Namun, setelah dua tahun melakukan penelusuran digital, ia menemukan bukti bahwa Anthony Fokker lahir di perkebunan Njoenjoer (Nyonyor), Desa Soso, Kecamatan Gandusari.

Selain membaca buku berjudul 'The Flying Dutchman Who Shaped American Aviation' yang ditulis oleh MLJ Dierikx, Prabowo juga merujuk pada berbagai literasi digital yang diunduh dari laman resmi pemerintah Belanda untuk menelusuri asal usul Fokker.

Dokumen-dokumen tersebut mencakup kepemilikan perkebunan di Pulau Jawa pada masa kolonial, peta sebaran wilayah perkebunan di Pulau Jawa, dan almanak tahun 1887 yang secara jelas menyebut keluarga Fokker sebagai pemilik perkebunan Njoenjoer.

Dari bukti-bukti tersebut, Prabowo berhasil menemukan bahwa keluarga Fokker telah berada di Njoenjoer sejak 29 September 1880. Ayah Anthony Fokker, Herman Fokker, adalah keturunan keluarga kaya pemilik kapal dan pedagang dari Middelburg, Belanda.

Ia memperoleh perkebunan kopi di lereng selatan Gunung Kelud seluas 500 hektare yang kemudian disebut Njoenjoer. Setelah menikah dengan Anna Diemont pada tahun 1884, pasangan ini berangkat ke Hindia Belanda pada 23 Juni 1884. Mereka tiba di pelabuhan Batavia, Tanjung Priok, empat bulan kemudian.

Pada akhir Agustus 1888, Herman membawa istrinya tinggal di perkebunan Njoenjoer. Pasangan ini memiliki dua anak, dengan Anthony Fokker adalah putra kedua mereka.

Anthony lahir pada 6 April 1890 di sebuah rumah sakit bersalin Karisidenan Kediri. Anthony Fokker tumbuh di perkebunan Njoenjoer dan tinggal di sana hingga usianya mencapai empat tahun.

Pada Mei 1894, keluarga Fokker memutuskan untuk kembali ke Belanda, dengan harapan memberikan pendidikan yang lebih baik kepada anak-anak mereka. Perkebunan Njoenjoer kemudian dijual oleh Herman Fokker kepada keluarga Philip Evers dari Den Haag pada awal Maret 1896.

Namun, pada tahun 1898, perkebunan Njonjoer tidak lagi terdaftar di Almanak Pemerintah Belanda. Perkebunan ini juga mengalami nasib tragis saat letusan gunung berapi Kelud pada Mei 1901 menghancurkannya.

Sebagai seorang remaja, Anthony Fokker menunjukkan bakatnya dalam desain dan pembuatan. Orang tuanya mengizinkannya pergi ke Jerman untuk belajar desain dan pembuatan mobil. Di Jerman, Fokker terpesona oleh pesawat terbang yang saat itu sedang dikembangkan.

Pada usianya yang masih muda, tepatnya pada tahun 1910, Anthony Fokker berhasil menciptakan pesawat pertamanya yang ia sebut "de Spin" atau "si Laba-laba."

Namun, pesawat pertamanya mengalami kegagalan saat uji terbang dan hancur menabrak pohon. Setahun kemudian, dia berhasil menyelesaikan de Spin versi kedua, tetapi nasib buruk kembali menghampirinya saat pesawat tersebut jatuh pada bulan Mei 1911.

Sebelum menciptakan de Spin versi ketiga, Anthony Fokker mendirikan perusahaan bernama "Fokker Aeroplane Bau" dan sebuah sekolah penerbangan pada tahun 1912. Pada tahun yang sama, ia mendirikan pabrik pesawat kecil di Johannisthal, dekat Berlin.

Pada awal Perang Dunia I, pesawat buatannya segera diminati, dan Korps Udara Jerman menjadi pelanggan terbesarnya.

Pemerintah Jerman bahkan memaksa perusahaan industri besar, Junkers, untuk bekerja sama dengan Fokker dalam pengembangan desain pesawat.

Sejak itu, nama Fokker semakin terkenal. Karena terikat kontrak militer dengan Jerman, Anthony Fokker mulai merancang pesawat tempur untuk Angkatan Udara Jerman. Hasilnya, ada sekitar 700 pesawat yang dibuat khusus untuk Perang Dunia I. Tidak hanya sebagai perancang pesawat, Fokker juga ahli dalam menerbangkannya dan sering melakukan demonstrasi terbang.

Setelah berakhirnya perang, Anthony Fokker menyadari bahwa masa depan industri pesawat terbang terletak di Amerika Serikat. Pada tahun 1922, ia pindah ke Amerika Serikat dan mendirikan kembali perusahaannya dengan nama "Fokker Aircraft Corporation."

Namun, hanya sembilan bulan setelah tinggal di Amerika Serikat, pria kelahiran Blitar ini meninggal dunia pada 23 Desember 1939 akibat penyakit pneumococcal meningitis.

Fokker adalah tokoh penting dalam sejarah penerbangan. Kontribusinya terhadap pengembangan pesawat tempur, industri penerbangan, dan teknologi penerbangan inovatif telah berdampak besar pada dunia.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1061 seconds (0.1#10.140)