Ukir Sejarah, Turki Segera Luncurkan Pesawat Berawak ke Luar Angkasa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Turki akan mencatatkan sejarah baru dengan mengirim pesawat berawak ke Stasiun Antariksa Internasional pada 18 Januari 2024. Pesawat Ax-3 akan diluncurkan dengan roket SpaceX Falcon 9 dari Kennedy Space Center NASA di Florida.
"Misi bersejarah ini akan menjadi sumber inspirasi besar bagi generasi mendatang serta menjadi tonggak penting dalam studi ilmu antariksa Turki," kata Menteri Industri dan Teknologi Turki, Mehmet Fatih Kacır di platform X, dilansir dari Daily Sabah, Sabtu (6/1/2024).
Kacir menggarisbawahi bahwa misi ini memiliki signifikansi besar dalam ranah kecerdasan buatan. Dia menjelaskan fokus utama misi ini adalah memanfaatkan potensi big data untuk menghasilkan nilai, dengan memberikan dukungan kepada proyek-proyek yang bertujuan untuk memajukan produk dan layanan inovatif di berbagai sektor, termasuk pertanian, energi, kesehatan, dan transportasi.
Selain itu, Kacır menekankan prioritas kerja sama antara universitas dan entitas dari sektor swasta, termasuk startup teknologi, perusahaan, dan korporasi besar.
"Untuk mencapai tujuan ini, kami secara aktif mempromosikan Panggilan Ekosistem Kecerdasan Buatan TÜBİTAK. TÜBİTAK akan memberikan kontribusi lebih dari satu juta TL dalam inisiatif ini,” ujarnya.
Awak Ax-3 yang dipimpin Kolonel Alper Gezeravci akan diluncurkan dengan roket SpaceX Falcon 9 dari Kennedy Space Center NASA di Florida. Diperkirakan awak tersebut akan bersandar di Stasiun Antariksa Internasional pada 19 Januari pukul 13.15.
Badan Antariksa Turki (TUA) merancang perangko dan amplop khusus untuk misi antariksa berawak pertama ini, di mana Gezeravci akan mengibarkan bendera Turki di luar angkasa. Perangko tersebut menampilkan berbagai simbol, masing-masing dengan makna khusus untuk perjalanan penting ini, termasuk siluet Gezeravci dengan lencana bendera Turki di pundaknya.
Turki memilih Gezeravci, seorang pilot Angkatan Udara Turki yang terbang F-16, sebagai kandidat antariksawan pertama negara itu tahun lalu dalam acara teknologi TEKNOFEST.
Badan Antariksa Turki didirikan pada 2018 dan mengumumkan program antariksa pada tahun 2019, bersama dengan niatnya untuk mengirim misi berawak ke luar angkasa.
"Misi bersejarah ini akan menjadi sumber inspirasi besar bagi generasi mendatang serta menjadi tonggak penting dalam studi ilmu antariksa Turki," kata Menteri Industri dan Teknologi Turki, Mehmet Fatih Kacır di platform X, dilansir dari Daily Sabah, Sabtu (6/1/2024).
Kacir menggarisbawahi bahwa misi ini memiliki signifikansi besar dalam ranah kecerdasan buatan. Dia menjelaskan fokus utama misi ini adalah memanfaatkan potensi big data untuk menghasilkan nilai, dengan memberikan dukungan kepada proyek-proyek yang bertujuan untuk memajukan produk dan layanan inovatif di berbagai sektor, termasuk pertanian, energi, kesehatan, dan transportasi.
Selain itu, Kacır menekankan prioritas kerja sama antara universitas dan entitas dari sektor swasta, termasuk startup teknologi, perusahaan, dan korporasi besar.
"Untuk mencapai tujuan ini, kami secara aktif mempromosikan Panggilan Ekosistem Kecerdasan Buatan TÜBİTAK. TÜBİTAK akan memberikan kontribusi lebih dari satu juta TL dalam inisiatif ini,” ujarnya.
Awak Ax-3 yang dipimpin Kolonel Alper Gezeravci akan diluncurkan dengan roket SpaceX Falcon 9 dari Kennedy Space Center NASA di Florida. Diperkirakan awak tersebut akan bersandar di Stasiun Antariksa Internasional pada 19 Januari pukul 13.15.
Badan Antariksa Turki (TUA) merancang perangko dan amplop khusus untuk misi antariksa berawak pertama ini, di mana Gezeravci akan mengibarkan bendera Turki di luar angkasa. Perangko tersebut menampilkan berbagai simbol, masing-masing dengan makna khusus untuk perjalanan penting ini, termasuk siluet Gezeravci dengan lencana bendera Turki di pundaknya.
Turki memilih Gezeravci, seorang pilot Angkatan Udara Turki yang terbang F-16, sebagai kandidat antariksawan pertama negara itu tahun lalu dalam acara teknologi TEKNOFEST.
Badan Antariksa Turki didirikan pada 2018 dan mengumumkan program antariksa pada tahun 2019, bersama dengan niatnya untuk mengirim misi berawak ke luar angkasa.
(msf)