Spesifikasi SPYDER, Pembasmi Drone Israel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rafael Advanced Defense Systems dan Kementerian Pertahanan Israel berhasil menyelesaikan eksperimen dalam sistem pertahanan udara SPYDER All-in-One.
Dalam eksperimen yang dilakukan di Israel pekan lalu, simulasinya berupa ancaman nyata dan potensial di masa depan. Eksperimen tersebut mencakup intersepsi pesawat tanpa awak (UAV) dalam keadaan operasional yang menantang berhasil diatasi secara langsung dan akurat.
Sistem pertahanan ini sudah beroperasi di banyak angkatan bersenjata di seluruh dunia dan menyediakan solusi pertahanan udara untuk berbagai ancaman, seperti drone, pesawat, helikopter, dan bahkan rudal balistik taktis (TBM).
Melansir laman Jpost.com, Jumat (12/1/2024), sistem ini mencakup dua jenis peluru, yaitu PYTHON-5 dan I-DERBY. SPYDER All-in-One merupakan generasi baru dalam sistem pertahanan ini, pada dasarnya merupakan penyatuan fungsi utama dari berbagai sistem menjadi satu kendaraan 8x8. Kemampuan baru intersepsi pesawat tanpa awak dapat ditambahkan ke fitur terbaru lainnya di SPYDER untuk menahan serangan rudal balistik.
Wakil Presiden Eksekutif dan Manajer Umum Divisi Sistem Pertahanan Udara dan Rudal Israel Pinhas Yungman menilai perluasan sistem pertahanan ke pertahanan rudal balistik sangat penting.
"Sistem ini memberikan perlindungan efektif terhadap aset berharga dan pertahanan kelas satu untuk pasukan yang berada di daerah pertempuran. Arsitektur terbuka SPYDER memungkinkan komponen eksternal untuk dengan mudah diintegrasikan dan dikombinasikan dengan fleksibel, memberikan konfigurasi yang berbeda dengan berbagai jangkauan dan kemampuan berdasarkan kebutuhan dan prioritas pelanggan,” kata Yungman.
Kemampuan otonomnya dapat mendeteksi ancaman sambil bergerak dan memungkinkan peluncuran 360 derajat dalam hitungan detik setelah target dinyatakan sebagai musuh, dalam segala cuaca, kemampuan multi-peluncuran, dan jaringan. Semua sistem SPYDER memiliki kemampuan penargetan untuk mengatasi serangan saturasi.
Sistem Pertahanan Udara SPYDER (Surface-to-air PYthon and DERby) dikembangkan oleh Rafael dan Israel Aircraft Industries (IAI). Saat ini, sistem pertahanan udara ini beroperasi di Georgia, India (18), Peru (6), Singapura (12), dan Vietnam. Georgia menjadi negara pertama yang membeli sistem pertahanan udara ini.
Dalam eksperimen yang dilakukan di Israel pekan lalu, simulasinya berupa ancaman nyata dan potensial di masa depan. Eksperimen tersebut mencakup intersepsi pesawat tanpa awak (UAV) dalam keadaan operasional yang menantang berhasil diatasi secara langsung dan akurat.
Sistem pertahanan ini sudah beroperasi di banyak angkatan bersenjata di seluruh dunia dan menyediakan solusi pertahanan udara untuk berbagai ancaman, seperti drone, pesawat, helikopter, dan bahkan rudal balistik taktis (TBM).
Melansir laman Jpost.com, Jumat (12/1/2024), sistem ini mencakup dua jenis peluru, yaitu PYTHON-5 dan I-DERBY. SPYDER All-in-One merupakan generasi baru dalam sistem pertahanan ini, pada dasarnya merupakan penyatuan fungsi utama dari berbagai sistem menjadi satu kendaraan 8x8. Kemampuan baru intersepsi pesawat tanpa awak dapat ditambahkan ke fitur terbaru lainnya di SPYDER untuk menahan serangan rudal balistik.
Baca Juga
Wakil Presiden Eksekutif dan Manajer Umum Divisi Sistem Pertahanan Udara dan Rudal Israel Pinhas Yungman menilai perluasan sistem pertahanan ke pertahanan rudal balistik sangat penting.
"Sistem ini memberikan perlindungan efektif terhadap aset berharga dan pertahanan kelas satu untuk pasukan yang berada di daerah pertempuran. Arsitektur terbuka SPYDER memungkinkan komponen eksternal untuk dengan mudah diintegrasikan dan dikombinasikan dengan fleksibel, memberikan konfigurasi yang berbeda dengan berbagai jangkauan dan kemampuan berdasarkan kebutuhan dan prioritas pelanggan,” kata Yungman.
Kemampuan otonomnya dapat mendeteksi ancaman sambil bergerak dan memungkinkan peluncuran 360 derajat dalam hitungan detik setelah target dinyatakan sebagai musuh, dalam segala cuaca, kemampuan multi-peluncuran, dan jaringan. Semua sistem SPYDER memiliki kemampuan penargetan untuk mengatasi serangan saturasi.
Sistem Pertahanan Udara SPYDER (Surface-to-air PYthon and DERby) dikembangkan oleh Rafael dan Israel Aircraft Industries (IAI). Saat ini, sistem pertahanan udara ini beroperasi di Georgia, India (18), Peru (6), Singapura (12), dan Vietnam. Georgia menjadi negara pertama yang membeli sistem pertahanan udara ini.