Arkeolog Yakin Gua Kizil Karya Seni Warisan Buddha Kuno

Jum'at, 02 Februari 2024 - 14:22 WIB
loading...
Arkeolog Yakin Gua Kizil Karya Seni Warisan Buddha Kuno
Gua Kizil jadi warisan budaya di China FOTO/ IFL; SCIENCE
A A A
JAKARTA - Gua Kizil adalah kompleks gua yang terletak di dekat Dunhuang, Gansu, China. Gua-gua ini adalah rumah bagi beberapa contoh seni Buddha terbaik di dunia, dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.



Gua Kizil pertama kali digali pada abad ke-4 M, dan terus digunakan sebagai tempat ibadah dan tempat tinggal para biksu Buddha selama berabad-abad.

Ada lebih dari 492 gua di kompleks tersebut, dan mereka dihiasi dengan patung, lukisan, dan mural yang menggambarkan berbagai aspek Buddhisme.

Gua Kizil adalah kapsul waktu arsitektur, yang menawarkan sekilas tentang perkembangan seni dan budaya Buddha selama berabad-abad.

Gua-gua tersebut merupakan bukti keterampilan dan dedikasi para biksu yang menciptakannya, dan mereka terus menjadi tempat inspirasi dan ziarah bagi orang-orang dari seluruh dunia.

Pada tahun 1906, sebuah tim ekspedisi dari Jerman dibawah pimpinan Albert von Le Coq dan Albert Grünwedel menjelajahi gua-gua di Kizil.

Grünwedel berusaha untuk menyalin lukisan mural yang ditemukan namun von le Coq lebih memilih untuk mengambil lukisan.

Sebagian besar bagian dari lukisan mural yang ia ambil sekarang berada di Museum Seni Asia (dahulu Museum für Indische Kunst, Museum Seni India) di Dahlem, Berlin, Jerman.

Beberapa penjelajah lainnya juga mengambil bagian-bagian dari lukisan mural yang kini tersebar di museum-museum di Rusia, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Meskipun situs Kizil telah mengalami perusakan dan penjarahan, masih ada sekitar 5.000 meter persegi lukisan dinding yang tersisa. Mural tersebut kebanyakan menggambarkan kisah Jataka, avadana, dan legenda Buddha yang dilukis sesuai tradisi Sarvastivada yaitu Hinayana.

Berdasarkan sebuah naskah yang ditemukan di Kucha, beberapa lukisan di Gua Kizil pembuatannya diperintahkan oleh seorang raja bangsa Tokharia (Thogar) bernama "Mendre" dengan nasihat seorang biksu tinggi bernama Anandavarman.

Sang raja memerintahakan pelukis dari India, Naravahanadatta, dan pelukis dari Suriah, Priyaratna, bersama dengan murid-murid mereka untuk melukisi gua. Raja Vijayavardhana dan Murlimin dari negeri tetangga Khotan juga membantu pelukisan gua dengan mengutus pelukis mereka ke Kizil.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1957 seconds (0.1#10.140)