Ilmuwan Ciptakan Baterai Revolusioner Berbahan Darah, Mampu Bertahan 20-30 Hari!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebuah tim ilmuwan dari Universitas Córdoba, Spanyol, berhasil menciptakan baterai inovatif berbahan dasar darah dengan masa pakai luar biasa mencapai 20-30 hari.
Seperti dilansir dari IFL Science pada Jumat (2/2/2024), inovasi ini muncul dari inspirasi baterai zinc-air yang mengoperasikan reaksi kimia yang dikenal sebagai reaksi reduksi oksigen.
Proses ini melibatkan penarikan udara ke dalam baterai, di mana oksigen direduksi menjadi air di katoda (ujung positif), melepaskan elektroda yang mengoksidasi seng di anoda (ujung negatif).
Pentingnya katalis yang baik dengan sifat-sifat spesifik dalam baterai untuk menjalankan reaksi ini membawa ilmuwan pada ide menggandeng hemoglobin sebagai katalis. "Hemoglobin memenuhi syarat karena untuk menjadi katalis yang baik dalam reaksi reduksi oksigen, katalis harus cepat menyerap molekul oksigen dan membentuk molekul air dengan mudah," ujar Manuel Cano Luna, salah satu ilmuwan.
Hemoglobin, yang merupakan protein pembawa oksigen dalam sel darah merah, ternyata dapat berfungsi sebagai katalis dalam baterai. Menariknya, baterai ini hanya memerlukan 0,165 miligram hemoglobin untuk menyuplai daya selama 20-30 hari.
Para peneliti melihat potensi penggunaan katalis biokompatibel seperti ini pada perangkat yang ditanam dalam tubuh, seperti alat pacu jantung. Baterai ini beroperasi pada pH 7,4, sangat mirip dengan pH darah manusia, dan dapat melampaui manusia karena analog hemoglobin terdapat pada banyak mamalia.
Meskipun revolusioner, prototipe saat ini memiliki kelemahan yaitu tidak dapat diisi ulang. Tim peneliti sedang berusaha menemukan protein yang dapat mengubah air kembali menjadi oksigen untuk memulai siklus reaksi dari awal.
Baterai ini juga memiliki batasan lain karena memerlukan oksigen, sehingga tidak cocok untuk aplikasi luar angkasa. Meskipun baterai litium-ion sangat handal, inisiatif seperti ini sangat penting untuk membawa baterai yang lebih ramah lingkungan ke depan panggung. Jika berhasil diimplementasikan secara luas, baterai berbahan dasar darah bisa menjadi pilihan masa depan yang ramahlingkungan.
Seperti dilansir dari IFL Science pada Jumat (2/2/2024), inovasi ini muncul dari inspirasi baterai zinc-air yang mengoperasikan reaksi kimia yang dikenal sebagai reaksi reduksi oksigen.
Proses ini melibatkan penarikan udara ke dalam baterai, di mana oksigen direduksi menjadi air di katoda (ujung positif), melepaskan elektroda yang mengoksidasi seng di anoda (ujung negatif).
Pentingnya katalis yang baik dengan sifat-sifat spesifik dalam baterai untuk menjalankan reaksi ini membawa ilmuwan pada ide menggandeng hemoglobin sebagai katalis. "Hemoglobin memenuhi syarat karena untuk menjadi katalis yang baik dalam reaksi reduksi oksigen, katalis harus cepat menyerap molekul oksigen dan membentuk molekul air dengan mudah," ujar Manuel Cano Luna, salah satu ilmuwan.
Hemoglobin, yang merupakan protein pembawa oksigen dalam sel darah merah, ternyata dapat berfungsi sebagai katalis dalam baterai. Menariknya, baterai ini hanya memerlukan 0,165 miligram hemoglobin untuk menyuplai daya selama 20-30 hari.
Para peneliti melihat potensi penggunaan katalis biokompatibel seperti ini pada perangkat yang ditanam dalam tubuh, seperti alat pacu jantung. Baterai ini beroperasi pada pH 7,4, sangat mirip dengan pH darah manusia, dan dapat melampaui manusia karena analog hemoglobin terdapat pada banyak mamalia.
Meskipun revolusioner, prototipe saat ini memiliki kelemahan yaitu tidak dapat diisi ulang. Tim peneliti sedang berusaha menemukan protein yang dapat mengubah air kembali menjadi oksigen untuk memulai siklus reaksi dari awal.
Baterai ini juga memiliki batasan lain karena memerlukan oksigen, sehingga tidak cocok untuk aplikasi luar angkasa. Meskipun baterai litium-ion sangat handal, inisiatif seperti ini sangat penting untuk membawa baterai yang lebih ramah lingkungan ke depan panggung. Jika berhasil diimplementasikan secara luas, baterai berbahan dasar darah bisa menjadi pilihan masa depan yang ramahlingkungan.
(dan)