Mitsubishi Luncurkan Roket Luar Angkasa H3
loading...
A
A
A
TOKYO - Perusahaan teknologo asal Jepang Mitsubshi berhasil meluncurkan versi terbaru roket H3 dari Tanegashima Space Center, menurut Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA).
Peluncuran perdana H3 dijadwalkan pada Maret 2023 tetapi harus dibatalkan ketika mesin tahap kedua berhenti merespons sekitar 14 menit setelah peluncuran.
Roket versi baru ini dilengkapi dengan sistem pengapian yang lebih baik.
H3 membawa satelit tiruan yang berat dan keseimbangannya sesuai dengan Advanced Land Observing Satellite-3 'DAICHI-3' (ALOS-3) yang dibawa oleh pesawat ruang angkasa versi pertama, selain dua mikrosatelit.
Roket tersebut diluncurkan pada pukul 09.22 waktu setempat (00.22 GMT).
Peluncuran roket sedianya dijadwalkan pada 15 Februari namun ditunda karena cuaca buruk.
Perdana Menteri, Fumio Kishida berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan mendoakan misi pesawat luar angkasa tersebut berhasil.
H3 adalah roket berbahan bakar cair dua tahap dan diharapkan menggantikan H2A yang saat ini digunakan.
Selain itu, H3 mampu membawa kargo 1,3 kali lebih banyak dibandingkan H2A dan biaya peluncurannya setengah dari H2A.
Peluncuran perdana H3 dijadwalkan pada Maret 2023 tetapi harus dibatalkan ketika mesin tahap kedua berhenti merespons sekitar 14 menit setelah peluncuran.
Roket versi baru ini dilengkapi dengan sistem pengapian yang lebih baik.
H3 membawa satelit tiruan yang berat dan keseimbangannya sesuai dengan Advanced Land Observing Satellite-3 'DAICHI-3' (ALOS-3) yang dibawa oleh pesawat ruang angkasa versi pertama, selain dua mikrosatelit.
Roket tersebut diluncurkan pada pukul 09.22 waktu setempat (00.22 GMT).
Peluncuran roket sedianya dijadwalkan pada 15 Februari namun ditunda karena cuaca buruk.
Perdana Menteri, Fumio Kishida berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan mendoakan misi pesawat luar angkasa tersebut berhasil.
H3 adalah roket berbahan bakar cair dua tahap dan diharapkan menggantikan H2A yang saat ini digunakan.
Selain itu, H3 mampu membawa kargo 1,3 kali lebih banyak dibandingkan H2A dan biaya peluncurannya setengah dari H2A.