Benarkah Pria Bersuara Berat Suka Selingkuh? Ini Kajian Ilmiahnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ilmu pengetahuan mengungkap banyak hal tentang kepribadian manusia, termasuk tentang cara orang berbicara dan jenis suaranya. Pria bersuara berat misalnya, berdasarkan hasil riset, lebih berpotensi selingkuh karena kadar testoteronnya tinggi.
Sederhananya, variasi suara adalah aspek menakjubkan dari keberadaan manusia. Cara seseorang berbicara dapat memberikan wawasan tentang kepribadiannya.
Dilansir dari Daily Mail, Selasa (27/2/2024), penelitian terbaru di Penn State University menemukan orang yang berbicara dengan nada lebih rendah lebih menarik untuk hubungan jangka panjang. Sebaliknya, menurut penelitian lain dari tahun 2021, individu yang berbicara dengan nada lebih rendah lebih cenderung mau terlibat dalam seks bebas. Dalam eksperimen, orang dengan suara bernada rendah lebih bebas dalam hal perilaku sosioseksual, termasuk orientasi, sikap, dan keinginan.
Penelitian tersebut juga menemukan orang dengan suara berat cenderung lebih ekstrovert dan memiliki dominasi lebih besar. Artinya, mereka memiliki pengaruh tinggi dalam situasi sosial. Pria dengan suara berat lebih menarik pasangan, tetapi juga lebih mungkin untuk selingkuh karena kadar testosteron yang tinggi, menurut sebuah penelitian di tahun 2020.
Wanita sering tertarik pada pria dengan suara rendah dan berat karena dikaitkan dengan kadar testosteron yang tinggi. Memiliki nada suara rendah juga dapat berguna jika ingin memengaruhi orang tertentu demi keuntungan pribadi.
Lebih lanjut, sebuah penelitian tahun 2012 menemukan orang lebih memilih politisi dengan nada suara yang lebih rendah, kemungkinan karena terdengar lebih dominan, jujur, cerdas, dan menarik.
Kemudian sebuah penelitian tahun 2013 menemukan CEO dengan nada suara yang lebih rendah menerima gaji lebih tinggi dan menikmati masa jabatan lebih lama daripada CEO dengan nada suara lebih tinggi. Menariknya, sebuah penelitian tahun 2017 menemukan orang memiliki nada suara yang tinggi ketika mereka berbicara kepada orang yang mereka anggap lebih rendah, seperti atasan mereka.
Sering diasumsikan kecepatan atau tempo bicara menunjukkan betapa cerdasnya seseorang, seolah-olah orang dengan otak yang lebih kuat dapat memproses kata-kata lebih cepat. Namun, kecepatan bicara tidak ada hubungannya dengan kecerdasan, menurut Michelle Devereaux, profesor pendidikan bahasa Inggris di Kennesaw State University.
"Pembicara lambat sering dianggap kurang cerdas atau kompeten dibandingkan pembicara cepat, sementara pembicara yang sangat cepat dapat dianggap kurang jujur atau baik hati," katanya.
"Tidak ada hubungan yang inheren antara kecepatan bicara dengan tingkat kecerdasan, kejujuran, atau kebaikan hati."
Sederhananya, variasi suara adalah aspek menakjubkan dari keberadaan manusia. Cara seseorang berbicara dapat memberikan wawasan tentang kepribadiannya.
Dilansir dari Daily Mail, Selasa (27/2/2024), penelitian terbaru di Penn State University menemukan orang yang berbicara dengan nada lebih rendah lebih menarik untuk hubungan jangka panjang. Sebaliknya, menurut penelitian lain dari tahun 2021, individu yang berbicara dengan nada lebih rendah lebih cenderung mau terlibat dalam seks bebas. Dalam eksperimen, orang dengan suara bernada rendah lebih bebas dalam hal perilaku sosioseksual, termasuk orientasi, sikap, dan keinginan.
Penelitian tersebut juga menemukan orang dengan suara berat cenderung lebih ekstrovert dan memiliki dominasi lebih besar. Artinya, mereka memiliki pengaruh tinggi dalam situasi sosial. Pria dengan suara berat lebih menarik pasangan, tetapi juga lebih mungkin untuk selingkuh karena kadar testosteron yang tinggi, menurut sebuah penelitian di tahun 2020.
Wanita sering tertarik pada pria dengan suara rendah dan berat karena dikaitkan dengan kadar testosteron yang tinggi. Memiliki nada suara rendah juga dapat berguna jika ingin memengaruhi orang tertentu demi keuntungan pribadi.
Lebih lanjut, sebuah penelitian tahun 2012 menemukan orang lebih memilih politisi dengan nada suara yang lebih rendah, kemungkinan karena terdengar lebih dominan, jujur, cerdas, dan menarik.
Kemudian sebuah penelitian tahun 2013 menemukan CEO dengan nada suara yang lebih rendah menerima gaji lebih tinggi dan menikmati masa jabatan lebih lama daripada CEO dengan nada suara lebih tinggi. Menariknya, sebuah penelitian tahun 2017 menemukan orang memiliki nada suara yang tinggi ketika mereka berbicara kepada orang yang mereka anggap lebih rendah, seperti atasan mereka.
Tempo Bicara
Sering diasumsikan kecepatan atau tempo bicara menunjukkan betapa cerdasnya seseorang, seolah-olah orang dengan otak yang lebih kuat dapat memproses kata-kata lebih cepat. Namun, kecepatan bicara tidak ada hubungannya dengan kecerdasan, menurut Michelle Devereaux, profesor pendidikan bahasa Inggris di Kennesaw State University.
"Pembicara lambat sering dianggap kurang cerdas atau kompeten dibandingkan pembicara cepat, sementara pembicara yang sangat cepat dapat dianggap kurang jujur atau baik hati," katanya.
"Tidak ada hubungan yang inheren antara kecepatan bicara dengan tingkat kecerdasan, kejujuran, atau kebaikan hati."