Cumi-Cumi Vampir Purba Tertangkap Abadi dengan Mangsanya
loading...
A
A
A
NEVADA - Sekitar 183 juta tahun lalu, seekor cumi-cumi vampir laut dalam mengalami nasib tragis. Saat tengah menyantap dua ikan lezat, ia mati lemas dan terawetkan sempurna dalam batu kapur.
Seperti dilansir dari Science Alert, Jumat (1/3/2024), kematiannya yang tak terduga ini menjadi berkah bagi para ilmuwan di masa kini, yang dapat mempelajari banyak hal dari fosil luar biasa ini.
Pada tahun 2022, di Bascharage, Luksemburg, tiga ahli paleobiologi dari Jerman menemukan fosil cumi-cumi vampir yang luar biasa terawetkan dalam batu kapur era Jurassic.
Fosil sepanjang 38 sentimeter ini tidak hanya menunjukkan sisa makanannya dengan jelas, tetapi juga mengandung jejak jaringan lunak seperti bola mata dan otot.
Tim peneliti menamai spesies baru cumi-cumi vampir yang telah punah ini sebagai Simoniteuthis michaelyi.
Meski namanya "cumi-cumi", hewan ini sebenarnya lebih dekat hubungannya dengan gurita. Bentuknya mirip gurita dengan delapan lengan yang dihubungkan oleh jaringan kulit, menciptakan "jaring ikan" kecil yang unik.
Di sinilah, di antara dua bola mata keabu-abuan, sisa-sisa dua ikan ditemukan dalam fosil ini.
Saat ini, hanya satu spesies cumi-cumi vampir yang masih hidup di laut dalam, yaitu Vampyroteuthis infernalis. Hewan ini memiliki penampilan seperti gurita jahat dengan kulit merah tua, mata merah, dan lengan berselaput.
Dahulu kala, pada zaman Jurassic, terdapat lebih banyak kerabat cumi-cumi vampir ini. Mereka hidup di perairan dangkal dan dalam di seluruh dunia.
Cumi-cumi vampir purba yang baru ditemukan ini terbilang unik karena hanya memiliki delapan lengan (empat pasang), berbeda dengan fosil "vampyromorph" lain dari zaman Jurassic yang memiliki lebih banyak lengan.
Penemuan fosil S. michaelyi ini memberikan informasi penting tentang evolusi cumi-cumi vampir dan membantu para ilmuwan memahami keragaman dan ekologi mereka di masa lalu.
Kematian tragis cumi-cumi vampir purba ini menjadi keuntungan bagi ilmu pengetahuan, membuka jendela untuk melihat kehidupan laut yang terkubur selama jutaan tahun.
Seperti dilansir dari Science Alert, Jumat (1/3/2024), kematiannya yang tak terduga ini menjadi berkah bagi para ilmuwan di masa kini, yang dapat mempelajari banyak hal dari fosil luar biasa ini.
Pada tahun 2022, di Bascharage, Luksemburg, tiga ahli paleobiologi dari Jerman menemukan fosil cumi-cumi vampir yang luar biasa terawetkan dalam batu kapur era Jurassic.
Fosil sepanjang 38 sentimeter ini tidak hanya menunjukkan sisa makanannya dengan jelas, tetapi juga mengandung jejak jaringan lunak seperti bola mata dan otot.
Tim peneliti menamai spesies baru cumi-cumi vampir yang telah punah ini sebagai Simoniteuthis michaelyi.
Meski namanya "cumi-cumi", hewan ini sebenarnya lebih dekat hubungannya dengan gurita. Bentuknya mirip gurita dengan delapan lengan yang dihubungkan oleh jaringan kulit, menciptakan "jaring ikan" kecil yang unik.
Di sinilah, di antara dua bola mata keabu-abuan, sisa-sisa dua ikan ditemukan dalam fosil ini.
Saat ini, hanya satu spesies cumi-cumi vampir yang masih hidup di laut dalam, yaitu Vampyroteuthis infernalis. Hewan ini memiliki penampilan seperti gurita jahat dengan kulit merah tua, mata merah, dan lengan berselaput.
Dahulu kala, pada zaman Jurassic, terdapat lebih banyak kerabat cumi-cumi vampir ini. Mereka hidup di perairan dangkal dan dalam di seluruh dunia.
Cumi-cumi vampir purba yang baru ditemukan ini terbilang unik karena hanya memiliki delapan lengan (empat pasang), berbeda dengan fosil "vampyromorph" lain dari zaman Jurassic yang memiliki lebih banyak lengan.
Penemuan fosil S. michaelyi ini memberikan informasi penting tentang evolusi cumi-cumi vampir dan membantu para ilmuwan memahami keragaman dan ekologi mereka di masa lalu.
Kematian tragis cumi-cumi vampir purba ini menjadi keuntungan bagi ilmu pengetahuan, membuka jendela untuk melihat kehidupan laut yang terkubur selama jutaan tahun.
(wbs)