Tragedi Luar Angkasa: Kata-kata Terakhir Astronot Sebelum Tewas Terpanggang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kecelakaan di luar angkasa pernah terjadi setengah abad lalu. Tepatnya pada 1967, ketika astronot Uni Soviet, Vladimir Komarov harus kehilangan nyawa akibat terjatuh dari luar angkasa dan hangus terpanggang di atmosfer. Bahkan, hanya sedikit anggota tubuhnya yang tersisa.
Sebelum peristiwa naas itu terjadi, radio komunikasi AS dan Turki mencatat bahwa Komarov sempat mengeluarkan kata-kata terakhir.
Menurut buku Starman: The Truth Behind the Legend of Yuri Gagarin, Komarov sempat melontarkan kata umpatan yang ditujukan kepada pesawatnya.
"Kapal setan ini! Tidak ada yang bisa saya gunakan dengan baik," ujar Komarov sambil mengeluarkan teriakan kemarahan saat ia jatuh hingga tewas, seperti dikutip dari IFL Sciene pada Jumat (1/3/2024).
Kata-kata terakhir Komarov menurut buku Starman memang tidak begitu populer. Yang lebih populer justru berasal dari transkrip resmi Soviet yang disebut beberapa pihak justru tidak sesuai fakta. Dalam pernyataan resminya, dikatakan bahwa Komarov menjemput ajalnya dengan damai.
"Saya merasa baik-baik saja, semuanya baik-baik saja. menambahkan "Terima kasih telah menyebarkan semua itu. [Pemisahan] terjadi," bunyi transkrip versi pemerintah Soviet.
Untuk diketahui, dalam misi yang dijalankan Komarov, Soviet rencanamnya akan mengirim dua pesawat ruang angkasa ke orbit. Soyuz 1, berisi Komarov,
akan diluncurkan terlebih dahulu, dan menunggu satu hari hingga kedatangan Soyuz 2.
Kapal-kapal tersebut kemudian direncanakan akan bertemu, dan Komarov akan melakukan perjalanan luar angkasa, merangkak keluar dari pesawatnya sendiri dan masuk ke Soyuz 2. Satu dari dua kosmonot di atas kapal Soyuz 2 kemudian akan memasuki Soyuz 1 sebelum kedua kapal berangkat ke Bumi.
Ada klaim, meskipun banyak dibantah, bahwa beberapa bulan sebelum rencana peluncuran, sudah jelas bahwa hal itu tidak akan berjalan dengan baik. Pasalnya teknisi pesawat dan juga Yuri Gagarin menemukan 203 masalah struktural.
Menurut penulis Starman, yang mewawancarai Venyamin Russayev, agen KGB yang ditugaskan untuk menangani Gagarin, teman-teman Komarov berusaha meyakinkannya untuk menolak menerbangkan pesawat tersebut, dengan pertimbangan bahwa konsekuensinya adalah kematian.
Sebelum peristiwa naas itu terjadi, radio komunikasi AS dan Turki mencatat bahwa Komarov sempat mengeluarkan kata-kata terakhir.
Menurut buku Starman: The Truth Behind the Legend of Yuri Gagarin, Komarov sempat melontarkan kata umpatan yang ditujukan kepada pesawatnya.
"Kapal setan ini! Tidak ada yang bisa saya gunakan dengan baik," ujar Komarov sambil mengeluarkan teriakan kemarahan saat ia jatuh hingga tewas, seperti dikutip dari IFL Sciene pada Jumat (1/3/2024).
Kata-kata terakhir Komarov menurut buku Starman memang tidak begitu populer. Yang lebih populer justru berasal dari transkrip resmi Soviet yang disebut beberapa pihak justru tidak sesuai fakta. Dalam pernyataan resminya, dikatakan bahwa Komarov menjemput ajalnya dengan damai.
"Saya merasa baik-baik saja, semuanya baik-baik saja. menambahkan "Terima kasih telah menyebarkan semua itu. [Pemisahan] terjadi," bunyi transkrip versi pemerintah Soviet.
Untuk diketahui, dalam misi yang dijalankan Komarov, Soviet rencanamnya akan mengirim dua pesawat ruang angkasa ke orbit. Soyuz 1, berisi Komarov,
akan diluncurkan terlebih dahulu, dan menunggu satu hari hingga kedatangan Soyuz 2.
Kapal-kapal tersebut kemudian direncanakan akan bertemu, dan Komarov akan melakukan perjalanan luar angkasa, merangkak keluar dari pesawatnya sendiri dan masuk ke Soyuz 2. Satu dari dua kosmonot di atas kapal Soyuz 2 kemudian akan memasuki Soyuz 1 sebelum kedua kapal berangkat ke Bumi.
Ada klaim, meskipun banyak dibantah, bahwa beberapa bulan sebelum rencana peluncuran, sudah jelas bahwa hal itu tidak akan berjalan dengan baik. Pasalnya teknisi pesawat dan juga Yuri Gagarin menemukan 203 masalah struktural.
Menurut penulis Starman, yang mewawancarai Venyamin Russayev, agen KGB yang ditugaskan untuk menangani Gagarin, teman-teman Komarov berusaha meyakinkannya untuk menolak menerbangkan pesawat tersebut, dengan pertimbangan bahwa konsekuensinya adalah kematian.