Israel Temukan Rapid Test COVID-19 Super-Cepat, Harganya Cuma Rp4.000
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Pusat Medis Israel melaporkan, para penelitinya tengah melakukan pengembangant tes air liur terbaru guna mendeteksi virus COVID-19. Teknologi rapid test yang digunakan diklaim sanggup untuk menentukan dalam waktu kurang dari satu detik (supercepat) apakah seseorang terinfeksi virus Corona baru atau tidak. Menariknya, harga tes itu supermurah, kurang dari Rp4.000.
Caranya pun cukup sederhana. Mulut pasien cukup berkumur dengan larutan garam dan meludah ke dalam tabung kecil. Ini kemudian diperiksa dengan perangkat spektral kecil, secara sederhana, menyinari spesimen dan menganalisis reaksinya untuk melihat apakah konsisten dengan COVID-19. (Baca juga: Peneliti Sebut Ada Indikasi Obat Kucing Sembuhkan Pasien COVID-19 )
Dengan machine learning (pembelajaran mesin), tes ini dipercaya menjadi lebih akurat dari waktu ke waktu. Eli Schwartz dari Center for Geographic Medicine and Tropical Diseases di Sheba Medical Center, yang memimpin uji coba, mengatakan, tes cepat itu lebih mudah digunakan daripada usap PCR yang biasa digunakan untuk mendeteksi COVID-19.
“Sejauh ini kami mendapatkan hasil yang sangat menjanjikan dalam metode baru ini yang akan jauh lebih nyaman dan lebih murah,” kata Eli Schwartz seperti dikutip dari laman Global News.
Center for Geographic Medicine and Tropical Diseases di Sheba Medical Center menyatakan, dalam uji klinis awal yang melibatkan ratusan pasien, perangkat berbasis kecerdasan buatan yang baru mengidentifikasi bukti virus di dalam tubuh dengan tingkat keberhasilan 95%.
Amos Panet, Ahli Virologi Molekuler di Universitas Ibrani Yerusalem, mengatakan, dia ingin melihat lebih banyak data dan perbandingan dengan tes yang ada sebelum membuat keputusan akhir.
"Jumlah virus yang ada dalam air liur meningkat saat pasien semakin sakit dan tantangan besarnya adalah mendeteksi pada orang yang berada di garis batas," katanya.
“Ini akan menjadi pengubah permainan hanya jika kita melihat validasi teknologi ini terhadap teknologi saat ini,” ujar Amos lagi.
Sheba, yang terletak di luar Tel Aviv, telah bermitra dengan pengembang perangkat, perusahaan Israel Newsight Imaging, untuk membawa sistem tersebut ke pasar.
Perusahaan mengatakan, mereka sedang dalam proses mendapatkan persetujuan regulasi. Setiap tes berharga kurang dari 25 sen atau kurang dari Rp4.000 dan diharapkan perangkatnya sendiri pada akhirnya akan berharga kurang dari Rp3 juta. (Baca juga: Saat Kekecewaan Moussa Dembele Berbuah Man of The Match )
Caranya pun cukup sederhana. Mulut pasien cukup berkumur dengan larutan garam dan meludah ke dalam tabung kecil. Ini kemudian diperiksa dengan perangkat spektral kecil, secara sederhana, menyinari spesimen dan menganalisis reaksinya untuk melihat apakah konsisten dengan COVID-19. (Baca juga: Peneliti Sebut Ada Indikasi Obat Kucing Sembuhkan Pasien COVID-19 )
Dengan machine learning (pembelajaran mesin), tes ini dipercaya menjadi lebih akurat dari waktu ke waktu. Eli Schwartz dari Center for Geographic Medicine and Tropical Diseases di Sheba Medical Center, yang memimpin uji coba, mengatakan, tes cepat itu lebih mudah digunakan daripada usap PCR yang biasa digunakan untuk mendeteksi COVID-19.
“Sejauh ini kami mendapatkan hasil yang sangat menjanjikan dalam metode baru ini yang akan jauh lebih nyaman dan lebih murah,” kata Eli Schwartz seperti dikutip dari laman Global News.
Center for Geographic Medicine and Tropical Diseases di Sheba Medical Center menyatakan, dalam uji klinis awal yang melibatkan ratusan pasien, perangkat berbasis kecerdasan buatan yang baru mengidentifikasi bukti virus di dalam tubuh dengan tingkat keberhasilan 95%.
Amos Panet, Ahli Virologi Molekuler di Universitas Ibrani Yerusalem, mengatakan, dia ingin melihat lebih banyak data dan perbandingan dengan tes yang ada sebelum membuat keputusan akhir.
"Jumlah virus yang ada dalam air liur meningkat saat pasien semakin sakit dan tantangan besarnya adalah mendeteksi pada orang yang berada di garis batas," katanya.
“Ini akan menjadi pengubah permainan hanya jika kita melihat validasi teknologi ini terhadap teknologi saat ini,” ujar Amos lagi.
Sheba, yang terletak di luar Tel Aviv, telah bermitra dengan pengembang perangkat, perusahaan Israel Newsight Imaging, untuk membawa sistem tersebut ke pasar.
Perusahaan mengatakan, mereka sedang dalam proses mendapatkan persetujuan regulasi. Setiap tes berharga kurang dari 25 sen atau kurang dari Rp4.000 dan diharapkan perangkatnya sendiri pada akhirnya akan berharga kurang dari Rp3 juta. (Baca juga: Saat Kekecewaan Moussa Dembele Berbuah Man of The Match )
(iqb)