Gerhana Matahari Total, NASA Meluncurkan 3 Roket Spesial

Kamis, 28 Maret 2024 - 15:13 WIB
loading...
Gerhana Matahari Total,...
Fenomena langka gerhana matahari total akan terjadi pada 8 April 2024. (Foto: NASA)
A A A
JAKARTA - Fenomena langka gerhana matahari total akan terjadi pada 8 April 2024 mendatang. Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memanfaatkan momen ini untuk meluncurkan tiga roket ilmiah ke luar angkasa.

Forbes melansir, Kamis (28/3/2024), gerhana matahari total sepanjang 115 mil bakal melintasi sebagian Meksiko, 15 negara bagian AS, dan Kanada, serta gerhana matahari sebagian di seluruh wilayah benua Amerika, peristiwa tersebut akan menyebabkan penurunan sinar matahari secara tiba-tiba.

NASA pun memanfaatkan momen dengan menembakkan tiga roket saat gerhana. Sejatinya fungsi roket ini beragam, berikut penjelasan detailnya :

1. Serpent Deity


Proyek NASA, Atmospheric Perturbations Around The Eclipse Path (APEP), bertujuan menyelidiki proses penurunan sinar matahari dan suhu memengaruhi atmosfer bagian atas bumi. Nama roket APEP diambil dari nama dewa ular mitologi Mesir kuno, Serpent Deity, musuh bebuyutan Dewa Matahari Ra.



Jenis roket suborbital NASA ini tidak akan diluncurkan secara total. Sebaliknya akan dirilis dari Fasilitas Penerbangan Wallops di Pulau Wallops, Virginia yang mempunyai tingkat sinar 81% matahari yang akan terhalang oleh bulan. Momen tersebut akan terjadi pada pukul 15.33 waktu setempat meskipun gerhana akan terjadi antara pukul 14.06 hingga 16.33.

2. Moon Shadow


Fungsi roket ini bukanlah untuk pengukuran simultan pertama yang dilakukan dari lokasi berbeda di lapisan atmosfer bumi yang sangat khusus selama gerhana matahari.

Pada hari Sabtu, 14 Oktober 2023 pukul 10.00, 10.35, dan 11.10 waktu meredian, tiga roket yang sama diluncurkan ke bayangan bulan selama gerhana matahari sebagian lainnya. Ketiganya diluncurkan dari White Sands Missile Range, New Mexico, tempat terjadinya 90% gerhana matahari sebagian, mencapai ketinggian 216 mil, 219 mil, dan 218 mil.



Ketiga muatan ilmiah berhasil diambil untuk diterbangkan kembali dari Fasilitas Penerbangan Wallops untuk bagian kedua percobaan APEP. Sama seperti dari New Mexico, roket akan diluncurkan sebelum, selama, dan setelah puncak gerhana.

“Setiap roket akan mengeluarkan empat instrumen sekunder seukuran botol soda dua liter yang juga mengukur titik data yang sama, sehingga mirip dengan hasil lima belas roket, sementara hanya meluncurkan tiga,” kata Aroh Barjatya, seorang profesor fisika teknik di Embry-Riddle Aeronautical University di Florida, tempat dia memimpin Lab Instrumentasi Luar Angkasa dan Atmosfer.

3. Rapid Ripples


Misi dari APEP untuk mencari gangguan—perubahan atmosfer bumi—selama gerhana, dengan empat instrumen ilmiah kecil yang mengukur perubahan medan listrik dan magnet, kepadatan dan suhu. Roket akan memasuki ionosfer, tempat udara menjadi listrik. Di sinilah ion dan elektron bertambah serta berkurang suhu dan kepadatannya saat matahari terbit dan terbenam. Gerhana matahari yang cepat diperkirakan akan menyebabkan gelombang riak menembus ionosfer.



“Ini adalah wilayah beraliran listrik yang memantulkan dan membiaskan sinyal radio, dan juga berdampak pada komunikasi satelit saat sinyal melewatinya,” kata Barjatya.

“Memahami ionosfer dan mengembangkan model untuk membantu kita memprediksi gangguan sangat penting untuk memastikan dunia kita yang semakin bergantung pada komunikasi dapat berjalan dengan lancar.”

MG/Maulana Kusumadewa Iskandar
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1656 seconds (0.1#10.140)