Ilmuwan Temukan Jejak Kaki Dinosaurus dan Pahatan Batu Misterius
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para ilmuwan Brasilmenemukan situs arkeologi yang luar biasa berupa fosil jejak kaki dinosaurus dari jutaan tahun lalu.
Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports ini memberikan gambaran menarik tentang bagaimana manusia prasejarah berinteraksi dengan hewan purba raksasa.
Fosil tadi ditemukan di kota Susa negara bagian Paraiba di timur laut Brasil. Tempat ini disebut situs Treasures karena bentuknya seperti tiga formasi batu datar besar yang dikenal secara lokal sebagai Lajeiros.'
Permukaan batu tertanam di dalamnya jejak kaki berbagai spesies dinosaurus yang diperkirakan berasal dari 140 juta tahun lalu. Spesiesnya termasuk theropoda bipedal, nenek moyang tyrannosaurus.
Luar biasanya lagi, tempat ini menyimpan petroglif, pahatan batu yang dibuat oleh orang-orang zaman purba. Petroglif ini diperkirakan berusia antara 9.400 dan 2.620 tahun dan terletak di dekat fosil jejak kaki dinosaurus. Menariknya, banyak dari ukiran tersebut menggambarkan lingkaran yang dihiasi garis dan pola geometris lainnya, bahkan ada yang terlihat seperti jejak kaki dinosaurus itu sendiri.
Menurut para peneliti, hubungan erat antara petroglif dan jejak kaki dinosaurus bukanlah suatu kebetulan. Mereka berpendapat bahwa orang-orang prasejarah yang menciptakan petroglif dengan sengaja memilih lokasi-lokasi ini, sehingga memberikan makna budaya pada jejak kaki dinosaurus lebih dari sekedar jejak kaki biasa.
Sifat petroglif itu memberikan beberapa petunjuk menarik. Bentuk lingkaran yang berulang mungkin melambangkan benda langit, simbol kesuburan, atau bahkan jejak kaki dinosaurus itu sendiri. Para peneliti mengatakan kesamaan antara jejak kaki dinosaurus dan jejak burung rhea yang mirip dengan emu, burung terbesar yang masih hidup di Amerika Selatan, mungkin tidak membantu masyarakat zaman dahulu menafsirkan sisa-sisa fosil.
Menurut Troiano, orang-orang ini mungkin mengira jejak kaki itu milik sejenis burung raksasa, sebuah asumsi yang ternyata sangat akurat. Untuk melestarikan keajaiban paleontologis dan antropologis ini, para penulis menganjurkan langkah-langkah mitigasi segera untuk mencegah kerusakan lebih lanjut oleh manusia dan satwa liar.
Penemuan ini memunculkan pandangan dunia tentang penduduk awal Brasil. Apakah mereka menghormati dinosaurus sebagai makhluk kuat yang kehadirannya sejalan dengan simbol kosmik.
Lokasi di Brasil ini tidak persis seperti Peternakan Tyrannosaurus di Isla Nublar, namun terkenal karena menunjukkan bahwa semacam hubungan manusia- dinosaurus sudah ada sejak lebih jauh dari yang diperkirakan sebelumnya.
MG/Muhammad Rauzan Ranupane Ramadan
Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports ini memberikan gambaran menarik tentang bagaimana manusia prasejarah berinteraksi dengan hewan purba raksasa.
Fosil tadi ditemukan di kota Susa negara bagian Paraiba di timur laut Brasil. Tempat ini disebut situs Treasures karena bentuknya seperti tiga formasi batu datar besar yang dikenal secara lokal sebagai Lajeiros.'
Permukaan batu tertanam di dalamnya jejak kaki berbagai spesies dinosaurus yang diperkirakan berasal dari 140 juta tahun lalu. Spesiesnya termasuk theropoda bipedal, nenek moyang tyrannosaurus.
Luar biasanya lagi, tempat ini menyimpan petroglif, pahatan batu yang dibuat oleh orang-orang zaman purba. Petroglif ini diperkirakan berusia antara 9.400 dan 2.620 tahun dan terletak di dekat fosil jejak kaki dinosaurus. Menariknya, banyak dari ukiran tersebut menggambarkan lingkaran yang dihiasi garis dan pola geometris lainnya, bahkan ada yang terlihat seperti jejak kaki dinosaurus itu sendiri.
Menurut para peneliti, hubungan erat antara petroglif dan jejak kaki dinosaurus bukanlah suatu kebetulan. Mereka berpendapat bahwa orang-orang prasejarah yang menciptakan petroglif dengan sengaja memilih lokasi-lokasi ini, sehingga memberikan makna budaya pada jejak kaki dinosaurus lebih dari sekedar jejak kaki biasa.
Sifat petroglif itu memberikan beberapa petunjuk menarik. Bentuk lingkaran yang berulang mungkin melambangkan benda langit, simbol kesuburan, atau bahkan jejak kaki dinosaurus itu sendiri. Para peneliti mengatakan kesamaan antara jejak kaki dinosaurus dan jejak burung rhea yang mirip dengan emu, burung terbesar yang masih hidup di Amerika Selatan, mungkin tidak membantu masyarakat zaman dahulu menafsirkan sisa-sisa fosil.
Menurut Troiano, orang-orang ini mungkin mengira jejak kaki itu milik sejenis burung raksasa, sebuah asumsi yang ternyata sangat akurat. Untuk melestarikan keajaiban paleontologis dan antropologis ini, para penulis menganjurkan langkah-langkah mitigasi segera untuk mencegah kerusakan lebih lanjut oleh manusia dan satwa liar.
Penemuan ini memunculkan pandangan dunia tentang penduduk awal Brasil. Apakah mereka menghormati dinosaurus sebagai makhluk kuat yang kehadirannya sejalan dengan simbol kosmik.
Lokasi di Brasil ini tidak persis seperti Peternakan Tyrannosaurus di Isla Nublar, namun terkenal karena menunjukkan bahwa semacam hubungan manusia- dinosaurus sudah ada sejak lebih jauh dari yang diperkirakan sebelumnya.
MG/Muhammad Rauzan Ranupane Ramadan
(msf)