Ribuan Belut Mati Misterius di Sungai Low Stream
loading...
A
A
A
WELLINGTON - Selandia Baru sekali lagi dihadapkan pada kematian misterius ribuan belut. Menyusul insiden kedua tahun ini, penyelidikan diluncurkan oleh otoritas lingkungan hidup di bawah Kementerian Industri Primer.
Kali ini, lebih dari 3.500 bangkai bayi belut ditemukan di sungai air tawar Kauritutahi di bagian paling utara Pulau Utara.
"Penyebab pastinya saat ini masih belum diketahui. Pihak berwenang yakin hal ini mungkin disebabkan oleh 'stres' yang terkait dengan fenomena perubahan iklim," lapor New Zealand Herald.
Plt Manajer Tim Keamanan Hayati di Wellington, Rissa Williams juga tidak menutup kemungkinan adanya teori tersebut.
Sementara itu, perwakilan kelompok pengawas sungai bertindak untuk menguji sampel air.
Dalam kejadian Februari lalu, penyelidikan menemukan kematian lebih dari 2.600 ekor sidat di Sungai Low Stream dan daerah lain tak jauh dari Sungai Mataura disebabkan oleh limbah beracun setelah pihak berwenang menemukan racun di saluran air tersebut.
Hingga saat ini, penyebab kematian belut masih belum diketahui. Beberapa kemungkinan penyebab yang sedang diselidiki oleh pihak berwenang antara lain:
Pencemaran air: Sungai Low Stream diketahui tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga. Kemungkinan pencemaran air ini telah menyebabkan keracunan pada belut.
Penyakit: Kemungkinan belut mati karena terserang penyakit tertentu. Sampel belut mati yang diambil di laboratorium akan diuji untuk mengetahui apakah ada virus atau bakteri yang menyebabkan kematian belut.
Faktor alam: Kemungkinan kematian belut disebabkan oleh faktor alam, seperti perubahan suhu air atau kekurangan oksigen.
Kali ini, lebih dari 3.500 bangkai bayi belut ditemukan di sungai air tawar Kauritutahi di bagian paling utara Pulau Utara.
"Penyebab pastinya saat ini masih belum diketahui. Pihak berwenang yakin hal ini mungkin disebabkan oleh 'stres' yang terkait dengan fenomena perubahan iklim," lapor New Zealand Herald.
Plt Manajer Tim Keamanan Hayati di Wellington, Rissa Williams juga tidak menutup kemungkinan adanya teori tersebut.
Sementara itu, perwakilan kelompok pengawas sungai bertindak untuk menguji sampel air.
Dalam kejadian Februari lalu, penyelidikan menemukan kematian lebih dari 2.600 ekor sidat di Sungai Low Stream dan daerah lain tak jauh dari Sungai Mataura disebabkan oleh limbah beracun setelah pihak berwenang menemukan racun di saluran air tersebut.
Hingga saat ini, penyebab kematian belut masih belum diketahui. Beberapa kemungkinan penyebab yang sedang diselidiki oleh pihak berwenang antara lain:
Pencemaran air: Sungai Low Stream diketahui tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga. Kemungkinan pencemaran air ini telah menyebabkan keracunan pada belut.
Penyakit: Kemungkinan belut mati karena terserang penyakit tertentu. Sampel belut mati yang diambil di laboratorium akan diuji untuk mengetahui apakah ada virus atau bakteri yang menyebabkan kematian belut.
Faktor alam: Kemungkinan kematian belut disebabkan oleh faktor alam, seperti perubahan suhu air atau kekurangan oksigen.
(wbs)