6 Burung Paling Berbahaya di Dunia, Salah Satunya dari Indonesia

Selasa, 09 April 2024 - 00:37 WIB
loading...
6 Burung Paling Berbahaya...
Burung Kasuari hidup di wilayah Indonesia, Australia dan Papua Nugini. (Foto: Britannica)
A A A
JAKARTA - Di balik keindahan suara, bentuk tubuh dan bulunya, sejumlah burung wajib diwaspadai. Hal itu karena mereka masuk daftar burung paling berbahaya di dunia.

Burung-burung ini terkenal agresif bahkan dapat menjadi ancaman karena bisa menyerang secara tiba-tiba. Serangan yang dilancarkan juga dipastikan bakal menghadirkan bahaya lantaran bentuk tubuhnya besar dan memiliki senjata mematikan berupa cakar, hingga paruh yang tajam.

Langsung saja, berikut 6 burung paling berbahaya di dunia yang mampu menghadirkan ancaman nyata bagi manusia, dilansir dari Britanica, Selasa (09/04/2024).

1. Kasuari


Kasuari hidup di wilayah Indonesia, Australia dan Papua Nugini. Kasuari dapat melukai mangsanya dengan pukulan tebas dari kakinya, karena ketiga jari kakinya mempunyai kuku yang panjang seperti belati. Burung ini dapat bergerak cepat di sepanjang jalur sempit di semak-semak dan berlari hingga 50 km per jam.

Salah satu insiden terjadi pada tahun 2012, ketika seorang turis di Queensland, ditendang oleh kasuari dari tepian dan masuk ke perairan namun tidak terluka. Salah satu serangan paling terkenal dan satu-satunya yang diketahui mengakibatkan kematian terjadi pada tahun 1926. Salah satu anggota sekelompok remaja laki-laki yang berburu kasuari terbunuh setelah seekor kasuari melompat ke arahnya saat dia jatuh. Burung itu menyayat leher anak laki-laki itu dengan kuku kakinya yang panjang.


2. Burung unta


Burung unta meski disebut burung namun tidak bisa terbang. Burung unta banyak ditemukan di Afrika. Burung unta jantan dewasa memiliki tinggi 2,75 meter dan beratnya lebih dari 150 kilogram. Mereka bisa hidup sendiri-sendiri, berpasangan, dalam kelompok kecil, atau dalam kelompok besar, tergantung musim.

Burung unta mengandalkan kakinya yang kuat untuk melarikan diri dari musuh-musuhnya, terutama manusia dan karnivora yang lebih besar. Burung unta dapat berlari mencapai kecepatan 72,5 kilometer per jam. Jika terpojok, ia akan melakukan tendangan mematikan yang mampu membunuh singa dan predator besar lainnya.

Salah satu kisah serangan burung unta yang paling menarik melibatkan musisi Amerika Johnny Cash, yang memelihara burung tersebut di propertinya. Cash bertemu dengan burung unta jantan yang agresif beberapa kali selama berjalan-jalan di hutan pada tahun 1981. Pada suatu kesempatan, Cash mengacungkan tongkat setinggi 6 kaki dan mengayunkannya ke arah burung tersebut, yang kemudian menghindar dan menyerang Cash dengan kakinya. Pukulan itu mengenai perut Cash. Beruntung dia selamat.


3. Burung Emu


Burung emu bertubuh kekar dan berkaki panjang seperti kerabatnya, kasuari. Emu dapat berlari dengan kecepatan hampir 50 km per jam. Ketika terpojok, mereka menendang dengan kakinya yang besar berjari tiga. Seperti kasuari dan burung unta, cakar jari kaki emu mampu mengeluarkan isi perut hewan ketika tepat sasaran. Laporan mengenai serangan emu yang mengakibatkan cedera sering terjadi di Australia dan di taman satwa liar, peternakan emu, dan kebun binatang di seluruh dunia. Lebih dari 100 kasus terjadi pada tahun 2009 saja.

4. Lammergeier


Lammergeiers dikenal sebagai burung nasar berjanggut mirip elang. Burung ini berukuran panjang lebih dari 1 meter, dengan lebar sayap hampir 3 meter. Mereka pemakan bangkai. Meskipun tidak terlihat berbahaya bagi manusia namun burung ini perlu diwaspadai. Seorang pria bernama Athena Aeschylus meninggal dunia di Gela, pantai selatan Sisilia, setelah lammergeier menjatuhkan kura-kura ke atas kepala korban yang botak setelah mengira itu adalah batu.


5. Great horned owl


Burung hantu diketahui menyerang manusia saat mempertahankan anak, pasangan, atau wilayahnya. Sasaran yang sering dituju adalah para pelari dan pendaki namun jarang menyebabkan kematian. Burung hantu bertanduk besar (Bubo virginianus) dan burung hantu berjeruji (Strix varia), khususnya, sering terlibat dalam berbagai kasus penyerangan.

Pada tahun 2012 sejumlah orang di taman kawasan Seattle melaporkan diserang oleh burung hantu bertanduk besar yang menukik turun dari pepohonan. Serangan menukik serupa terjadi di Salem, Oregon pada tahun 2015 ketika seekor burung hantu bertanduk besar berulang kali menyerang kepala seorang pelari.

Burung hantu bertanduk besar adalah predator kuat yang panjangnya lebih dari 60 cm, dengan lebar sayap mendekati 200 cm. Burung hantu ini, yang ditemukan di seluruh Amerika, biasanya memakan hewan pengerat kecil dan burung lain, namun terkadang membawa mangsa yang lebih besar. Kekuatan cengkeraman cakarnya bisa mencapai 500 psi, mirip dengan gigitan anjing penjaga berukuran besar sehingga cukup untuk membuat cacat, membutakan, atau membunuh secara permanen. Burung hantu bertanduk besar, seperti kebanyakan spesies burung hantu, cenderung berkonsentrasi pada wajah dan kepala saat bertarung dengan hewan yang lebih besar.

6. Barred owl


Burung ini hidup di sebagian besar Amerika Serikat bagian timur dan Kanada bagian tenggara, memiliki berat 630 hingga 800 gram dan memiliki lebar sayap sekitar 110 cm. Serangan barred owl terhadap pejalan kaki kerap dilaporkan dari Texas hingga British Columbia.

Barred owl dianggap berperan dalam kasus pembunuhan di Carolina Utara. Pada tahun 2003, seorang pria dihukum karena membunuh istri keduanya dengan tusukan perapian. Pada tahun 2011, setelah pria tersebut menjalani hukuman beberapa tahun penjara, hakim membuang bukti forensik terkait senjata pembunuhan tersebut. Tak lama kemudian ramai berita tentang serangan barred owl di Pacific Northwest, ditambah dengan pemeriksaan ulang luka di kulit kepala, wajah, dan pergelangan tangan korban, mendorong pengacara terdakwa untuk menyatakan bahwa barred owl adalah penyebab kematian korban.

Pembela berargumen bahwa korban, yang saat itu berada di bawah pengaruh obat pereda nyeri dan alkohol , diserang oleh burung hantu di halaman depan rumahnya. Burung hantu tersebut sempat terjerat di rambut korban dan terus mencakar dan mematuk sebelum korban melawan dan kabur berlari masuk ke dalam rumah. Setelah menaiki tangga menuju lantai dua, pengacara menduga korban terjatuh ke belakang saat menuruni tangga hingga tewas karena lehernya patah.

MG/Maulana Kusumadewa Iskandar
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0961 seconds (0.1#10.140)