10 Spesies Paling Terancam Punah di Bumi, Salah Satunya Badak Jawa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perburuan liar, perambahan hutan, serta perubahan iklim menjadi faktor ancaman utama keberadaan spesies hewan tertentu. Beberapa spesies hewan bahkan berstatus terancam punah di muka bumi.
Hewan-hewan ini kebanyakan terancam punah lantaran memiliki harga mahal di pasar gelap untuk organ tubuhnya, diperdagangkan untuk dipelihara karena eksotismenya, mulai kehabisan habitat aslinya di alam liar serta konflik dengan manusia.
Melansir dari Britannica, Rabu (10/4/2024) berikut 10 spesies paling terancam punah yang menjadi pengingat akan pentingnya tindakan konservasi.
Mamalia laut terkecil dan paling terancam punah di dunia ini hanya hidup di perairan Teluk California, Meksiko. Pada 1997, terdapat hampir 600 ekor lumba-lumba Vaquita, namun diperkirakan hanya 10 hingga 18 ekor lumba-lumba yang akan bertahan hidup hingga 2022.
Daerah jelajah alami Vaquita kaya akan ikan dan udang, dan juga kapal penangkap ikan. Rata-rata lumba-lumba Vaquita memiliki panjang 1,5 meter sehingga ukurannya kira-kira sama dengan totoaba. Hal ini menjadi masalah karena lumba-lumba dapat terjerat jaring tersebut dan tenggelam.
Jaring insang dilarang oleh pemerintah Meksiko pada 2015, namun masih digunakan secara ilegal meskipun ada program dan peraturan sosial yang mencegah penggunaannya.
Menjadi simbol kekuatan China yang ironisnya kini berada di ambang kepunahan. Hilangnya habitat dan penurunan mangsa akibat campur tangan manusia merupakan ancaman utama.
Tulang dan bagian tubuh mereka digunakan dalam pengobatan tradisional diburu secara liar. Program penangkaran menawarkan secercah harapan, namun pelepasliaran ke alam liar menghadapi tantangan besar.
Spesies harimau ini membutuhkan area luas dan dapat menampung herbivora besar yang menjadi makanan utama mereka. Perburuan liar dianggap sebagai ancaman terbesar bagi sekira 4.500 harimau yang masih tersisa di alam liar. Pada 2014, pemerintah China secara khusus melarang konsumsi spesies yang terancam punah, termasuk harimau.
Pada 1938, burung bangau sarus hanya tersisa 29 ekor di alam liar. Tiga tahun kemudian, hanya tersisa 16 ekor. Baru pada akhir 1960an perburuan dan hilangnya habitat lahan basah telah memusnahkan populasi burung, dan upaya bersama untuk menyelamatkan burung-burung yang tersisa pun dimulai.
Berkat program pemuliaan yang inovatif, diperkirakan terdapat lebih dari 500 burung dalam populasi pada 2022. Penangkaran dan pelepasliaran menyebabkan pembentukan dua populasi liar di Florida, salah satunya dilatih untuk pindah ke Wisconsin. Keduanya juga tidak independen. Satu-satunya populasi mandiri yang berpindah antara Alberta, Kanada, dan Texas, AS.
Hewan terbesar di Bumi, paus biru, hanya tersisa kurang dari 25.000 individu. Paus biru terdiri dari beberapa subspesies dan ditemukan di semua lautan kecuali Arktik. Perburuan paus pada abad ke-20 diperkirakan telah mengurangi populasi saat ini hingga 90 persen. Perburuan komersial spesies ini akhirnya dilarang pada 1966.
Hewan-hewan ini kebanyakan terancam punah lantaran memiliki harga mahal di pasar gelap untuk organ tubuhnya, diperdagangkan untuk dipelihara karena eksotismenya, mulai kehabisan habitat aslinya di alam liar serta konflik dengan manusia.
Melansir dari Britannica, Rabu (10/4/2024) berikut 10 spesies paling terancam punah yang menjadi pengingat akan pentingnya tindakan konservasi.
1. Lumba-Lumba Vaquita
Mamalia laut terkecil dan paling terancam punah di dunia ini hanya hidup di perairan Teluk California, Meksiko. Pada 1997, terdapat hampir 600 ekor lumba-lumba Vaquita, namun diperkirakan hanya 10 hingga 18 ekor lumba-lumba yang akan bertahan hidup hingga 2022.
Daerah jelajah alami Vaquita kaya akan ikan dan udang, dan juga kapal penangkap ikan. Rata-rata lumba-lumba Vaquita memiliki panjang 1,5 meter sehingga ukurannya kira-kira sama dengan totoaba. Hal ini menjadi masalah karena lumba-lumba dapat terjerat jaring tersebut dan tenggelam.
Jaring insang dilarang oleh pemerintah Meksiko pada 2015, namun masih digunakan secara ilegal meskipun ada program dan peraturan sosial yang mencegah penggunaannya.
2. Harimau China Selatan
Menjadi simbol kekuatan China yang ironisnya kini berada di ambang kepunahan. Hilangnya habitat dan penurunan mangsa akibat campur tangan manusia merupakan ancaman utama.
Tulang dan bagian tubuh mereka digunakan dalam pengobatan tradisional diburu secara liar. Program penangkaran menawarkan secercah harapan, namun pelepasliaran ke alam liar menghadapi tantangan besar.
Spesies harimau ini membutuhkan area luas dan dapat menampung herbivora besar yang menjadi makanan utama mereka. Perburuan liar dianggap sebagai ancaman terbesar bagi sekira 4.500 harimau yang masih tersisa di alam liar. Pada 2014, pemerintah China secara khusus melarang konsumsi spesies yang terancam punah, termasuk harimau.
3. Bangau rejan (Grus Americana)
Pada 1938, burung bangau sarus hanya tersisa 29 ekor di alam liar. Tiga tahun kemudian, hanya tersisa 16 ekor. Baru pada akhir 1960an perburuan dan hilangnya habitat lahan basah telah memusnahkan populasi burung, dan upaya bersama untuk menyelamatkan burung-burung yang tersisa pun dimulai.
Berkat program pemuliaan yang inovatif, diperkirakan terdapat lebih dari 500 burung dalam populasi pada 2022. Penangkaran dan pelepasliaran menyebabkan pembentukan dua populasi liar di Florida, salah satunya dilatih untuk pindah ke Wisconsin. Keduanya juga tidak independen. Satu-satunya populasi mandiri yang berpindah antara Alberta, Kanada, dan Texas, AS.
4. Paus Biru (Balaenoptera musculus)
Hewan terbesar di Bumi, paus biru, hanya tersisa kurang dari 25.000 individu. Paus biru terdiri dari beberapa subspesies dan ditemukan di semua lautan kecuali Arktik. Perburuan paus pada abad ke-20 diperkirakan telah mengurangi populasi saat ini hingga 90 persen. Perburuan komersial spesies ini akhirnya dilarang pada 1966.