Spesifikasi Rudal Hanud Chiron, Sistem Rudal Korea Selatan yang Akan Merambah Pasar Eropa

Selasa, 14 Mei 2024 - 12:49 WIB
loading...
Spesifikasi Rudal Hanud...
Sistem rudal Korea Selatan. FOTO/ ZONE
A A A
SEOUL - Rudal Hanud Chiron merupakan rudal buatan Korea Selatan yang hanya baru di eksport ke Indonesia untuk saat ini. Namun, belum lama ini muncul kabar jika Romania tertarik untuk mendatangkan sistem rudal tersebut.



Keinginan Romania untuk mendatangkan senjata dari Seoul itu tak lepas dari eratnya hubungan antar kedua negara. Diketahui jika mereka telah menandatangani kerjasama pengadaan ranpur Infantry Fighting Vehicle (IFV) Redback, self propelled howitzer K9 Thunder dan rudal hanud jarak sedang.

Rudal Hanud Chiron awalnya dibentuk untuk melindungi pasukan ROK di area depan, yang dimulai pada tahun 1995. Rudal buatan LIG Nex1 mulai diproduksi secara masal pada tahun 2004 dengan uji coba yang diperpanjang pada awal tahun 2005.

Spesifikasi Rudal Hanud Chiron


Rudal Hanud Chiron atau yang lebih dikenal dengan label KP-SAM, disebut cukup mirip dengan rudal Mistral buatan MBDA dan Saab RBS-70, yakni diusung menggunakan media tripod.

Rudal asal Negeri Ginseng ini termasuk salah satu rudal generasi terbaru di kelasnya yang dikembangkan lembaga riset selama lebih dari delapan tahun oleh LIG Next1 (anak perusahaan LG Corporation).

Chiron memiliki berat sekitar 14,4 kg, sedangkan berat peluncur dan rudal jika ditotal mencapai 24,3 kg. Meski bisa dioperasikan dengan dipanggul, efektivitasnya akan lebih baik bila dilepaskan dengan tripod untuk menjaga stabilitas saat penembakkan.

Chiron dapat mengejar target dengan kecepatan 700 meter per detik (setara Mach 2.4), dengan sokongan solid rocket motor.

Karena bergelar VSHORAD, jarak uberan rudal ini memang terbatas, hanya 7.000 meter dan jarak ketinggian luncur maksimum 3.500 meter.

Sistem rudal ini beroperasi dengan pemandu infra red dengan dual mode (IR/UV) sehingga lebih tahan terhadap aksi jamming.

KP-SAM juga dilengkapi interrogator IFF (Identification Friend or Foe) yang dipasok oleh sistem radar pemandu. Pihak LIG Nex1 mengklaim sistem Chiron hanya membutuhkan waktu penembakan kurang dari tiga detik untuk meluncur setelah dipicu.

Sistem Chiron menerima informasi dari sistem sensor dan mengirimkan informasi posisi dan status misil ke TDR (Target Data Receiver) dari piranti GPS yang ditanamkan dalam misil.

Mekanismenya hulu ledak dengan berat 2,5 kg akan otomatis meledak jika misil mendekati 1,5 meter dari sasaran dengan menyebarkan 720 potongan fragmen berenergi kinetik yang akan mengoyak badan maupun mesin helikopter atau pesawat yang menjadi sasaran.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2179 seconds (0.1#10.140)