Kehebatan Rudal Saqr-358 Iran, Tembak Jatuh 6 Drone Canggih AS

Sabtu, 18 Mei 2024 - 19:47 WIB
loading...
Kehebatan Rudal Saqr-358 Iran, Tembak Jatuh 6 Drone Canggih AS
Saqr-358 Iran yang dipakai Houthi berhasil menembak jatuh drone-drone canggih AS. (Foto: Army Recognition)
A A A
JAKARTA - Para militan Houthi di Yaman berhasil menembak jatuh enam drone canggih Amerika Serikat. Keenam drone MQ-9 Reaper itu jika ditotal bernilai sekitar USD153,2 juta atau sekira Rp2,4 triliun.

Drone pengintai MQ-9 Reaper terbaru berhasil ditembak jatuh pada pada 17 Mei 2024 di wilayah udara Yaman. Menurut informasi yang beredar, kesuksesan Houthi menembak jatuh drone-drone canggih AS tak lepas dari kontribusi rudal Saqr 358 Iran.

Dilansir dari Army Recognition, Sabtu (18/5/2024), Saqr-358 yang dikembangkan Iran adalah rudal yang menggabungkan kemampuan drone bunuh diri dan rudal permukaan-ke-udara konvensional. Rudal ini digunakan oleh kelompok-kelompok seperti Houthi, Hizbullah, dan Perlawanan Islam Irak.

Rudal Saqr-358 pertama kali diperkenalkan di Yaman pada tahun 2019 dan dirancang untuk memiliki jangkauan maksimum 100 Km dan beroperasi pada ketinggian lebih dari 10 Km. Rudal tersebut memiliki pendorong roket padat untuk diluncurkan dan turbojet untuk penerbangan berkelanjutan, serta dapat terbang dengan kecepatan subsonik dan mengidentifikasi serta menyerang sasaran. Ia menggunakan pencari pencitraan termal, sistem navigasi inersia, navigasi satelit, dan giroskop vertikal untuk menyerang berbagai ancaman udara, termasuk helikopter dan drone.



Desain roket terdiri dari badan silinder dengan tiga set sirip untuk meningkatkan kemampuan manuver dan stabilitas, dan dapat diluncurkan dari permukaan tanah atau tempat kendaraan sederhana. Ini termasuk komponen siap pakai seperti turbin gas Titan AMT dari Xsense Technologies dan modul sensor inersia.

Selama proses peluncuran, roket dinaikkan ke kecepatan yang cukup melalui tahap booster. Booster kemudian dipisahkan dan mesin turbin gas mengambil alih. Sensor inframerah dan bahan bakar jarak optik memungkinkan roket menghancurkan target dengan pecahan tanpa dampak langsung.

Perwakilan resmi militer Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Salih, membenarkan bahwa pasukan pertahanan udara Houthi menembak jatuh MQ-9 Reaper di provinsi Marib di timur laut Yaman. Usai penembakan, warga Wadi Marib membakar puing-puing sebelum pasukan loyalis militer tiba.

Hilangnya MQ-9 Reaper menambah daftar pesawat tak berawak Amerika yang ditembak jatuh oleh pasukan Houthi. Sebelum kejadian ini, setidaknya lima drone AS telah ditembak jatuh oleh Houthi. Insiden ini termasuk MQ-9 Reaper yang ditembak jatuh oleh rudal permukaan-ke-udara pada tanggal 7 Juni 2019. MQ-9 Reaper lainnya dicegat di Yaman barat pada tanggal 1 November 2017.

MQ-9 Reaper dilaporkan ditembak jatuh pada tahun 2017. Agustus 2023. Pada tanggal 25 April 2024, MQ-9 Reaper lainnya ditembak jatuh di provinsi Saada. Kemudian drone ScanEagle ditembak jatuh pada tahun 2023. Nilai total drone yang jatuh ini, termasuk MQ-9 Reaper terbaru, kini berjumlah sekitar USD153,2 juta. MQ-9 Reaper masing-masing bernilai USD30 juta, dan drone ScanEagle bernilai USD3,2 juta.


Spesifikasi Drone MQ-9 Reaper


Diperkenalkan pada 1 Mei 2007, MQ-9 Reaper adalah sistem pesawat terbang jarak jauh serbaguna yang digunakan oleh Angkatan Udara AS untuk misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian serta serangan presisi. Drone ini dilengkapi berbagai sensor, termasuk inframerah, penanda laser, dan dapat membawa muatan hingga 1.700 Kg, termasuk rudal Hellfire dan bom berpemandu laser.

Reaper dapat terbang hingga 50.000 kaki dan memiliki jangkauan lebih dari 1.200 mil. Pesawat ini dikendalikan dari jarak jauh dan memiliki kecepatan jelajah 313 km/jam berkat mesin turboprop Honeywell TPE331-10 berkekuatan 900 tenaga kuda.

Spesifikasi Drone ScanEagle


Drone ScanEagle diperkenalkan pada tahun 2005. ScanEagle kecil adalah kendaraan udara tak berawak berdaya tahan lama yang dikembangkan oleh anak perusahaan Boeing, Insitu, untuk misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian. Drone ini dapat terbang lebih dari 24 jam pada ketinggian 15.000 kaki.

ScanEagle diluncurkan dengan ketapel dan diambil dengan sistem Skyhook, sehingga menghilangkan kebutuhan landasan pacu. Dilengkapi dengan kamera elektro-optik dan inframerah untuk menyediakan video dan gambar real-time. Karena ukurannya yang kecil dan beratnya hanya 18 Kg, ia dapat digunakan di daerah terpencil tanpa infrastruktur yang luas dan cocok untuk berbagai misi seperti pengawasan medan perang dan patroli maritim dengan kecepatan jelajah 111 Km/jam.

MG/Muhammad Rauzan Ranupane Ramadan
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0921 seconds (0.1#10.140)
pixels