Perangi Perubahan Iklim, Net Zero Emission Terus Dipacu

Rabu, 29 Mei 2024 - 10:29 WIB
loading...
Perangi Perubahan Iklim,...
Net Zero Emission Terus Dipacu. FOTO/ DAILY
A A A
JAKARTA - Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, sebuah langkah ambisius untuk memerangi perubahan iklim dan mencapai pembangunan berkelanjutan.



Komitmen ini merupakan bagian dari Perjanjian Paris yang disepakati pada tahun 2015, di mana negara-negara di seluruh dunia berjanji untuk mengambil tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Sejalan dengan hal itu, perusahaan multinasional General Electric Vernova (GEV) akan fokus pada pengembangan bisnis bidang kelistrikan dan dekarbonisasi di Indonesia sejalan dengan program transisi energi pemerintah RI menuju net zero emission (NZE) pada 2060.

Untuk kelistrikan, GEV tetap melanjutkan kerja samanya dengan BUMN PT PLN (Persero) dan Independent Power Producer (IPP) serta sejumlah pihak lainnya.

"Mungkin perubahannya adalah pada fokusnya. Kalau dulu GE terdiri dari beragam perusahaan untuk beragam bidang, tapi saat ini GEV fokus untuk melistriki dan dekarbonisasi, R&D dan teknologinya akan difokuskan pada bidang itu," kata Country Director Leader Gas Power Indonesia GE Vernova, George Djohan dalam keterangan persnya belum lama ini.

GEV telah secara resmi melakukan pemisahan (spin off) dari General Electric (GE) pada awal April 2024. GE yang berkantor pusat di Amerika Serikat (AS) ini memisahkan bisnisnya menjadi tiga perusahaan yakni GE HealthCare, GE Aerospace dan GE Vernova yang membawahi bisnis energi terbarukan.

"Untuk Indonesia sendiri, pastinya kita akan berpartisipasi pada programnya PLN, mulai dari hidro, gas, transmisi. Kita akan melanjutkan kerja sama dengan PLN dan pihak lainnya yang masih sama seperti dulu. Mungkin perubahannya adalah pada fokusnya," ujar George Djohan menambahkan.

George Djohan memastikan pihaknya telah siap dalam riset dan pengembangan (R&D) maupun teknologi untuk menopang sektor transisi energi elektrifikasi dan dekarbonisasi di Indonesia.

Dari sisi pembangkitan, menurut dia, yang cocok dan relevan untuk Indonesia adalah teknologi turbin gas. Hal ini terkait dengan sumber gas di dalam negeri yang cukup banyak sehingga tidak perlu impor. Ke depannya, teknologi turbin gas ini bisa dilakukan dekarbonisasi dengan memanfaatkan hidrogen hijau, amonia hijau dan penangkapan karbon (carbon capture).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1820 seconds (0.1#10.140)