Panas Tiba-tiba Hujan Melanda Korsel, KMA Ungkap Fenomena Alam Ini
loading...
A
A
A
SEOUL - Hujan deras mengguyur Korea Selatan saat musim hujan musim panas dimulai. Fenomena alam disebabkan beberapa faktor cuaca yang tengah melanda wilayah Asia.
Hujan lebat, yang terutama terkonsentrasi di bagian selatan negara itu, bergerak ke daratan pada hari Minggu, membawa hujan ke sebagian besar wilayah, termasuk Seoul, menurut Administrasi Meteorologi Korea (KMA).
Seperti dilansir dari ANN, Jumat (5/7/2024), hujan diperkirakan akan berlanjut di provinsi Chungcheong Utara dan Selatan, wilayah selatan, dan Pulau Jeju hingga Selasa karena stagnasi hujan.
Hujan akan meluas ke wilayah pedalaman lainnya pada hari Rabu dan terkonsentrasi di wilayah tengah, provinsi Jeolla Utara dan Selatan, serta Gyeongsang Utara pada hari Kamis.
Hujan deras dan angin kencang menyebabkan pembatalan penerbangan, penutupan tujuh jalur di Hallasan, dan 32 rumah, toko, jalan, dan tempat parkir bawah tanah terendam di Pulau Jeju pada hari Minggu.
18 penerbangan ke dan dari Pulau Jeju dibatalkan di Bandara Internasional Jeju karena kondisi cuaca buruk, sementara sekitar 12 penerbangan lainnya ditunda.
Operasi feri penumpang yang menghubungkan Pulau Jeju ke Wando, Provinsi Jeolla Selatan, dibatalkan karena hujan lebat.
Pada masa pancaroba, kondisi atmosfer menjadi tidak stabil, ditandai dengan variasi suhu yang tinggi dan rendah secara signifikan, serta potensi cuaca ekstrem seperti hujan deras.
La Nina, yaitu kondisi di mana suhu permukaan laut di Samudra Pasifik ekuatorial lebih dingin dari rata-rata, masih memberikan pengaruh terhadap pola cuaca di Indonesia, termasuk Jakarta.
Kombinasi dari faktor-faktor di atas, yaitu musim pancaroba, labilitas atmosfer, sirkulasi angin, dan fenomena La Nina, menyebabkan Jakarta mengalami fenomena panas namun terjadi hujan deras di bulan Juli 2024.
Hujan lebat, yang terutama terkonsentrasi di bagian selatan negara itu, bergerak ke daratan pada hari Minggu, membawa hujan ke sebagian besar wilayah, termasuk Seoul, menurut Administrasi Meteorologi Korea (KMA).
Seperti dilansir dari ANN, Jumat (5/7/2024), hujan diperkirakan akan berlanjut di provinsi Chungcheong Utara dan Selatan, wilayah selatan, dan Pulau Jeju hingga Selasa karena stagnasi hujan.
Hujan akan meluas ke wilayah pedalaman lainnya pada hari Rabu dan terkonsentrasi di wilayah tengah, provinsi Jeolla Utara dan Selatan, serta Gyeongsang Utara pada hari Kamis.
Hujan deras dan angin kencang menyebabkan pembatalan penerbangan, penutupan tujuh jalur di Hallasan, dan 32 rumah, toko, jalan, dan tempat parkir bawah tanah terendam di Pulau Jeju pada hari Minggu.
18 penerbangan ke dan dari Pulau Jeju dibatalkan di Bandara Internasional Jeju karena kondisi cuaca buruk, sementara sekitar 12 penerbangan lainnya ditunda.
Operasi feri penumpang yang menghubungkan Pulau Jeju ke Wando, Provinsi Jeolla Selatan, dibatalkan karena hujan lebat.
Pada masa pancaroba, kondisi atmosfer menjadi tidak stabil, ditandai dengan variasi suhu yang tinggi dan rendah secara signifikan, serta potensi cuaca ekstrem seperti hujan deras.
La Nina, yaitu kondisi di mana suhu permukaan laut di Samudra Pasifik ekuatorial lebih dingin dari rata-rata, masih memberikan pengaruh terhadap pola cuaca di Indonesia, termasuk Jakarta.
Kombinasi dari faktor-faktor di atas, yaitu musim pancaroba, labilitas atmosfer, sirkulasi angin, dan fenomena La Nina, menyebabkan Jakarta mengalami fenomena panas namun terjadi hujan deras di bulan Juli 2024.
(wbs)