Ratusan Gua Ditemukan di Bulan, Calon Hunian Masa Depan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para ilmuwan mengonfirmasi keberadaan gua di bulan. Diperkirakan terdapat ratusan gua serupa yang bisa dipakai sebagai calon hunian masa depan astronot.
Gua di bulan tadi terletak tidak jauh dari tempat astronot yang mendarat di bulan pertama kali, yakni Neil Armstrong dan Buzz Aldrin 55 tahun silam. Para ilmuwan pun menduga ada ratusan gua lagi yang bisa menjadi tempat tinggal astronot pada masa depan.
Daily Sabah melansir, Jumat (19/7/2024) tim yang dipimpin ilmuwan Italia melaporkan bahwa ada bukti gua berukuran besar. Gua ini dapat diakses dari lubang terdalam di bulan. Letaknya di Laut Tranquility, atau hanya 400 kilometer dari lokasi pendaratan Apollo 11.
Terdapat lebih dari 200 lubang lainnya yang ditemukan. Ratusan lubang ini diduga terbentuk akibat runtuhnya terowongan lava.
Para peneliti menganalisa pengukuran radar oleh Lunar Reconnaissance Orbiter milik badan ruang angkasa AS (NASA) dan membandingkan hasilnya dengan terowongan lava di Bumi. Temuan mereka terbit di jurnal Nature Astronomy.
Artikel tadi menyebutkan, data radar hanya mengungkapkan bagian awal dari rongga bawah tanah. Mereka memperkirakan lebarnya sekira 40 meter dan panjangnya mencapai puluhan meter.
"Gua bulan tetap menjadi misteri selama lebih dari 50 tahun. Jadi, sangat menyenangkan bisa akhirnya membuktikan keberadaan salah satunya," tulis Leonardo Carrer dan Lorenzo Bruzzone dari Universitas Trento dalam sebuah surel.
Sebagian besar lubang tampaknya terletak di dataran lava kuno bulan, menurut para ilmuwan. Mungkin juga ada beberapa di kutub selatan bulan, atau lokasi pendaratan astronot NASA yang direncanakan akhir dekade ini. Kawah yang selalu berada dalam bayangan bulan juga diyakini menyimpan air beku yang bisa menyediakan air minum dan bahan bakar roket.
Sejarah gua bulan dimulai sejak peluncuran Apollo NASA yang mengirim 12 astronot mendarat di bulan, dimulai dengan Armstrong dan Aldrin pada 20 Juli 1969.
Temuan ini menunjukkan bahwa mungkin ada ratusan lubang di bulan dan ribuan terowongan lava. Tempat-tempat seperti itu bisa menjadi tempat perlindungan alami bagi astronot , melindungi mereka dari sinar kosmik dan radiasi matahari serta dari serangan mikrometeorit.
Membangun habitat dari awal akan lebih memakan waktu dan menantang, bahkan ketika memperhitungkan kebutuhan potensi untuk memperkuat dinding gua untuk mencegah runtuhan, kata tim tersebut.
Batuan dan material lain di dalam gua ini - yang tidak berubah oleh kondisi permukaan yang keras selama berabad-abad - juga dapat membantu para ilmuwan lebih memahami bagaimana bulan berevolusi, terutama yang melibatkan aktivitas vulkaniknya.
Gua di bulan tadi terletak tidak jauh dari tempat astronot yang mendarat di bulan pertama kali, yakni Neil Armstrong dan Buzz Aldrin 55 tahun silam. Para ilmuwan pun menduga ada ratusan gua lagi yang bisa menjadi tempat tinggal astronot pada masa depan.
Daily Sabah melansir, Jumat (19/7/2024) tim yang dipimpin ilmuwan Italia melaporkan bahwa ada bukti gua berukuran besar. Gua ini dapat diakses dari lubang terdalam di bulan. Letaknya di Laut Tranquility, atau hanya 400 kilometer dari lokasi pendaratan Apollo 11.
Terdapat lebih dari 200 lubang lainnya yang ditemukan. Ratusan lubang ini diduga terbentuk akibat runtuhnya terowongan lava.
Para peneliti menganalisa pengukuran radar oleh Lunar Reconnaissance Orbiter milik badan ruang angkasa AS (NASA) dan membandingkan hasilnya dengan terowongan lava di Bumi. Temuan mereka terbit di jurnal Nature Astronomy.
Artikel tadi menyebutkan, data radar hanya mengungkapkan bagian awal dari rongga bawah tanah. Mereka memperkirakan lebarnya sekira 40 meter dan panjangnya mencapai puluhan meter.
"Gua bulan tetap menjadi misteri selama lebih dari 50 tahun. Jadi, sangat menyenangkan bisa akhirnya membuktikan keberadaan salah satunya," tulis Leonardo Carrer dan Lorenzo Bruzzone dari Universitas Trento dalam sebuah surel.
Sebagian besar lubang tampaknya terletak di dataran lava kuno bulan, menurut para ilmuwan. Mungkin juga ada beberapa di kutub selatan bulan, atau lokasi pendaratan astronot NASA yang direncanakan akhir dekade ini. Kawah yang selalu berada dalam bayangan bulan juga diyakini menyimpan air beku yang bisa menyediakan air minum dan bahan bakar roket.
Sejarah gua bulan dimulai sejak peluncuran Apollo NASA yang mengirim 12 astronot mendarat di bulan, dimulai dengan Armstrong dan Aldrin pada 20 Juli 1969.
Temuan ini menunjukkan bahwa mungkin ada ratusan lubang di bulan dan ribuan terowongan lava. Tempat-tempat seperti itu bisa menjadi tempat perlindungan alami bagi astronot , melindungi mereka dari sinar kosmik dan radiasi matahari serta dari serangan mikrometeorit.
Membangun habitat dari awal akan lebih memakan waktu dan menantang, bahkan ketika memperhitungkan kebutuhan potensi untuk memperkuat dinding gua untuk mencegah runtuhan, kata tim tersebut.
Batuan dan material lain di dalam gua ini - yang tidak berubah oleh kondisi permukaan yang keras selama berabad-abad - juga dapat membantu para ilmuwan lebih memahami bagaimana bulan berevolusi, terutama yang melibatkan aktivitas vulkaniknya.
(msf)