Indonesia Produksi Senjata Senyap Pelumpuh Drone, Sudah Teruji di IKN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rakyat Indonesia patut berbangga diri karena telah mempunyai senjata pelumpuh senyap anti drone buatan lokal dengan teknologi inovatif pertama di dunia.
PTPindad (Persero) memperkenalkan produk inovasi terbaru dalam mengembangkan senjata anti drone buatan dalam negeri bernama SPS-1 (Senjata Pelumpuh Senyap seri 1). Melansir laman resmi Pindad, senjata ini dirilis bersama kendaraan Maung MV3 Mobile Jammer pada 17 Agustus 2024 lalu di Ibu Kota Nusantara (IKN) .
Operasional senjata SPS-1 dan Maung MV3 Mobile Jammer telah teruji dalam pengamanan upacara HUT ke-79 RI di IKN yang dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo dan Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto.
"Produk ini pertama di dunia dalam mengintegrasikan senjata soft kill (anti drone) dan hard kill (senjata api), 100% hasil pengembangan dalam negeri yang mengoptimalkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri)," kataDirektur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad Sigit P. Santosa dalam keterangan resminya yang dilansir Rabu (21/8/2024).
Dukungan teknis dan kesiapan purnajual dalam negeri yang dimiliki, SPS-1 dan Maung MV3 Mobile Jammer diklaim mampu memperkuat pertahanan negara dari gangguan dan ancaman drone ilegal, juga sebagai upaya mewujudkan kemandirian alutsista.
VP Inovasi PT Pindad Prima Kharisma ikut menjelaskan proses pengembangan dan keunikan sistem pertahanan didalamnya yang terintegrasi.
"Produk ini merupakan jenis varian kombinasi yang belum pernah dikembangkan sebelumnya di dunia, bisa dibilang original desain from Indonesia yang proses pengembangan kendaraannya, senjatanya, dan komponen jammer terintegrasi menjadi satu sistem kesatuan pertahanan anti-drone " ujar Prima.
SPS-1 dioperasikan oleh 1 orang personel, andal untuk mobilitas tinggi karena melekat pada senjata, bertenaga baterai sehingga tidak tergantung kepada power system static. SPS-1 memiliki kemampuan menetralisir ancaman drone dengan 2 metode, pertama soft kill untuk menonaktifkan drone yang mengancam dengan menutup akses kendali pada jarak 500 meter.
Hard kill yang bersifat destruktif atau menghancurkan drone pada jarak 150 meter. Senjata ini didesain mengikuti perkembangan teknologi terkini dan merupakan hasil penyesuaian dengan kebutuhan pengguna.
Sementara itu, Maung MV3 Mobile Jammer dirancang sebagai sistem anti-drone mobile yang mampu menetralisir ancaman drone secara cepat dan akurat. Kendaraan ini dilengkapi dengan jammer drone sebagai senjata soft kill dan senjata SMB SM5 A1 kaliber 12,7 mm sebagai senjata hard kill.
Dengan radius jamming 3 kilometer yang menggunakan metode soft kill dan jarak destruksi hingga 1,8 kilometer menggunakan metode hard kill, kendaraan ini memberikan perlindungan andal, memiliki dukungan teknis dan purna jual dalam negeri. Dilengkapi dengan penggerak 4x4, kendaraan ini mampu beroperasi di berbagai jenis medan, baik on-road maupun off-road.
PT Pindad berkolaborasi dengan PT SCM (Sapta Cakra Manunggal), karena perusahaan ini adalah perusahaan swasta nasional yang telah berpengalaman dalam pembuatan produk pertahanan elektronika. Produknya juga sudah digunakan di beberapa satuan militer dan objek vital nasional.
Ke depannya produk ini diharapkan dapat digunakan TNI dan Polri dalam mendukung pertahanan dan keamanan nasional, khususnya dari gangguan dan ancaman drone ilegal.
PTPindad (Persero) memperkenalkan produk inovasi terbaru dalam mengembangkan senjata anti drone buatan dalam negeri bernama SPS-1 (Senjata Pelumpuh Senyap seri 1). Melansir laman resmi Pindad, senjata ini dirilis bersama kendaraan Maung MV3 Mobile Jammer pada 17 Agustus 2024 lalu di Ibu Kota Nusantara (IKN) .
Operasional senjata SPS-1 dan Maung MV3 Mobile Jammer telah teruji dalam pengamanan upacara HUT ke-79 RI di IKN yang dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo dan Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto.
"Produk ini pertama di dunia dalam mengintegrasikan senjata soft kill (anti drone) dan hard kill (senjata api), 100% hasil pengembangan dalam negeri yang mengoptimalkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri)," kataDirektur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad Sigit P. Santosa dalam keterangan resminya yang dilansir Rabu (21/8/2024).
Dukungan teknis dan kesiapan purnajual dalam negeri yang dimiliki, SPS-1 dan Maung MV3 Mobile Jammer diklaim mampu memperkuat pertahanan negara dari gangguan dan ancaman drone ilegal, juga sebagai upaya mewujudkan kemandirian alutsista.
VP Inovasi PT Pindad Prima Kharisma ikut menjelaskan proses pengembangan dan keunikan sistem pertahanan didalamnya yang terintegrasi.
"Produk ini merupakan jenis varian kombinasi yang belum pernah dikembangkan sebelumnya di dunia, bisa dibilang original desain from Indonesia yang proses pengembangan kendaraannya, senjatanya, dan komponen jammer terintegrasi menjadi satu sistem kesatuan pertahanan anti-drone " ujar Prima.
SPS-1 dioperasikan oleh 1 orang personel, andal untuk mobilitas tinggi karena melekat pada senjata, bertenaga baterai sehingga tidak tergantung kepada power system static. SPS-1 memiliki kemampuan menetralisir ancaman drone dengan 2 metode, pertama soft kill untuk menonaktifkan drone yang mengancam dengan menutup akses kendali pada jarak 500 meter.
Hard kill yang bersifat destruktif atau menghancurkan drone pada jarak 150 meter. Senjata ini didesain mengikuti perkembangan teknologi terkini dan merupakan hasil penyesuaian dengan kebutuhan pengguna.
Sementara itu, Maung MV3 Mobile Jammer dirancang sebagai sistem anti-drone mobile yang mampu menetralisir ancaman drone secara cepat dan akurat. Kendaraan ini dilengkapi dengan jammer drone sebagai senjata soft kill dan senjata SMB SM5 A1 kaliber 12,7 mm sebagai senjata hard kill.
Dengan radius jamming 3 kilometer yang menggunakan metode soft kill dan jarak destruksi hingga 1,8 kilometer menggunakan metode hard kill, kendaraan ini memberikan perlindungan andal, memiliki dukungan teknis dan purna jual dalam negeri. Dilengkapi dengan penggerak 4x4, kendaraan ini mampu beroperasi di berbagai jenis medan, baik on-road maupun off-road.
PT Pindad berkolaborasi dengan PT SCM (Sapta Cakra Manunggal), karena perusahaan ini adalah perusahaan swasta nasional yang telah berpengalaman dalam pembuatan produk pertahanan elektronika. Produknya juga sudah digunakan di beberapa satuan militer dan objek vital nasional.
Ke depannya produk ini diharapkan dapat digunakan TNI dan Polri dalam mendukung pertahanan dan keamanan nasional, khususnya dari gangguan dan ancaman drone ilegal.
(msf)